Shopee Liga 1 Jadi Korban 'Pilih Kasih'?

Shopee Liga 1 Jadi Korban 'Pilih Kasih'?

Muhammad Robbani - Sepakbola
Senin, 16 Nov 2020 11:15 WIB
Logo Shopee Liga 1
Shopee Liga 1 jadi korban 'pilh kasih'? (Rifkianto Nugroho/detikSport)
Jakarta -

Negara dan Polri dinilai pilih kasih dalam memberikan izin keramaian. Shopee Liga 1 2020 yang tertunda-tunda, kini mulai mendapat banyak dukungan publik.

Rencana pesta pernikahan anak dari salah satu tokoh terkenal, heboh diperbincangkan pada, Sabtu (14/11/2020), karena seolah mendapat dukungan fasilitas lembaga negara. Dukungan ditandai dengan kesiapan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memberikan puluhan ribu masker gratis buat para tamu undangan.

Publik iri dengan aroma pilih kasih dari peristiwa itu. Salah satunya seperti yang disuarakan pecinta sepakbola Indonesia di media sosial yang mulai merindukan pertandingan lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata kunci 'Liga 1' pun menghiasi halaman trending di Twitter. Penggemar sepakbola membanding-bandingkannya dengan Shopee Liga 1 2020 yang tak kunjung mendapat izin pertandingan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

ADVERTISEMENT




Apalagi, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sudah menyepakati bahwa lanjutan pertandingan Shopee Liga 1 akan digelar tanpa penonton. Bukan hanya itu, PSSI dan PT LIB sejak jauh-jauh hari juga sudah menyiapkan protokol kesehatan yang salah satu di antaranya menyediakan swab test setiap 14 hari sekali buat para anggota klub peserta kompetisi.

Di saat hajatan sepakbola yang punya protokol kesehatan dilarang, acara yang mengundang kerumunan massa malah diizinkan bahkan diberi bantuan. Wajar, publik sepakbola Indonesia mulai gerah.

Polri pun menjadi kambing hitam. Banyak ungkapan kekecewaan yang dilontarkan ke Polri karena dinilai pilih kasih.




Sebelumnya Polri juga pernah disorot karena tak mengizinkan sepakbola, tapi mengizinkan kegiatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada akhir tahun agar tetap berjalan. Tak sedikit juga yang membanding-bandingkan kebijakan di negara lain yang menunda kegiatan Pemilu karena mempertimbangkan penyebaran virus corona sebagaimana yang terjadi di Selandia Baru.

Terkait skala prioritas pelaksanaan Pilkada sebenarnya masih bisa dimaklumi. Karena Pilkada adalah kegiatan yang termasuk 'National Interest', alias dilakukan untuk kepentingan bangsa dan menyangkut hajat hidup orang banyak.

Terlepas dari hal itu, Shopee Liga 1 pun diharapkan mendapat izin penyelenggaraan juga. Sepakbola harus tetap hidup mengingat banyaknya orang yang menggantungkan hidupnya di sana.

PT LIB menyambut suara kerinduan publik yang mulai menyatakan dukungannya agar sepakbola kembali digelar. Diharapkan sepakbola tak akan terhalang lagi oleh masalah perizinan.

"Saya melihat antusiasme dan harapan penggemar sepakbola begitu besar agar Shopee Liga 1 dan Liga 2 bisa berjalan lagi. Saya salut dan bangga," kata Direktur PT LIB Akhmad Hadian Lukita kepada detikSport, Minggu (15/11/2020).

"Hal ini membuat kami di PT LIB menjadi lebih semangat dalam mempersiapkan gelaran liga dengan sebaik-baiknya agar liga nanti bisa diizinkan," ujarnya menambahkan.

"Tentunya kompetisi akan tetap dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat juga. Sehingga gelaran liga bisa menjadi penyemangat dan kebangkitan kita semua dalam menghadapi situasi yang sulit karena pandemi COVID-19," katanya lagi.

(Halaman selanjutnya, upaya PSSI dan PT LIB buat kembali menyelenggarakan kompetisi sepakbola Indonesia)

Adapun Shopee Liga 1 dan Liga 2 sudah diputuskan akan lanjut pada Februari 2021. PSSI dan PT LIB mengalah menunda kompetisi ke tahun depan karena sadar izin pertandingan tak akan keluar pada akhir tahun lantaran pelaksanaan Pilkada serentak.

PSSI memutuskan kompetisi dilanjutkan, bukan memulai musim baru. Dugaannya karena beberapa sponsor sudah terlanjur mencairkan dana besar untuk penyelenggaraan musim 2020 sehingga kompetisi tetap harus dilanjutkan.

"Saya sudah bersurat ke Kapolri, tetapi sampai sekarang belum ada jawaban. Kami berharap sekali. Kasihan pelatih dan pemain sudah banyak yang menjerit ke saya," tutur Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan ditemui wartawan di kawasan Pantai Indah Kapuk, Minggu (15/11).

"Upaya kami sudah maksimal. Jadi tinggal menunggu pemerintah dan Polri saja untuk memberikan izin. Saya meminta kepada pemerintah dan kepolisian untuk melihat nasib para pelatih dan pemain yang kesulitan sekarang," ucapnya.

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, atau biasa disapa Iwan Bule.Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan (Mercy Raya/detikSport)

Matinya kegiatan sepakbola lantaran tertahannya izin penyelenggaraan menciptakan banyak masalah. Misalnya, kini pemain sepakbola nasional mulai banyak yang terlibat di pertandingan Antar Kampung (Tarkam) demi menjaga agar dapur tetap ngebul.

Di saat kompetisi sepakbola kasta tertinggi dilarang, pertandingan Tarkam yang menjadi alternatif, dinilai sangat berbahaya buat pemain profesional. Pertandingan Tarkam pun malah ramai penonton dan tak mendapat penindakan.

Tarkam dikenal sangat beresiko menimbulkan cedera karena kualitas lapangan pertandingan yang biasanya sangat buruk. Banyak juga pemain kelas amatiran yang terlibat di sana. Belum lagi potensi penyebaran COVID-19 yang lebih besar karena minimnya protokol kesehatan yang diterapkan.

Kalau kondisinya demikian, bukannya lebih baik diizinkan saja Shopee Liga 1 dan Liga 2 yang jelas-jelas tak ada penonton dan punya rancangan protokol kesehatan ketat?


Hide Ads