Sudah tahu kalau Kabupaten Garut punya lapangan sepakbola keren? Selain pemandangannya oke punya, habis main bola bisa langsung wisata berendam di air panas!
Lapangan itu adalah lapangan sepakbola Rancabango. Lapangan bola tersebut terletak di Jalan Rancabango, Desa Cimanganten, Kecamatan Tarogong Kaler. Tepatnya di samping kantor Polsek Tarogong Kaler yang berada di sebelah timur.
Sejatinya, jika semata dilihat dari aspek teknis, lapangan bola ini masih kalah dibandingkan lapangan lain. Tapi pemandangannya sungguh juara!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat cuaca cerah, main bola di lapangan ini akan dapat suguhan pemandangan indah. Ada panorama Gunung Guntur yang akan terlihat jelas dari lapangan ini. Udara sejuk khas pedesaan juga menambah daya tarik lapangan ini.
![]() |
Lapangan yang dikelola Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Garut ini memiliki panjang 100 meter dan lebar sekira 70 meter. Mirip-mirip ukuran stadion sepakbola berstandar nasional. Lapangan ini juga dilengkapi bench pemain.
"Ini di bawah pemeliharaan Dispora," ucap Eyang (60), pengelola lapangan sepak bola Rancabango.
Lapangan ini digunakan klub-klub lokal serta sekolah sepakbola. Tak jarang pula ada klub dari luar Kecamatan Tarogong Kaler bahkan dari luar Garut yang datang ke lapangan ini melakukan pertandingan persahabatan dengan klub lokal.
Habis Main Bola, Berendam Air Panas
Selain pemandangan indah Gunung Guntur, satu hal yang jadi daya tarik lapangan sepakbola ini adalah kesempatan berendam di air panas setelah pertandingan.
Hal tersebut karena letak lapangan sepakbola Rancabango yang sangat dekat ke objek wisata kolam renang pemandian air panas Cipanas yang terkenal. Untuk bisa sampai ke Cipanas dari lapangan Rancabango hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit saja.
Hal itu menjadi daya tarik lain yang ditawarkan. Tak jarang, klub-klub bola amatir dari luar daerah Garut yang melakukan lawatan dan bertanding dengan klub bola lokal meminta paket berenang setelah bertanding.
Seperti halnya dirasakan Rakha Tresna (25), pengelola klub sepak bola lokal Bina Putra. Rakha menjelaskan, tak sedikit klub dari kota besar yang ingin datang untuk bermain bola di Rancabango melawan Bina Putra. Namun, biasanya mereka ingin 'dikondisikan' untuk bisa berenang di Cipanas.
"Biasanya memang seperti itu, terutama dari kota besar. Mereka setelah main bola ingin diantar berenang di Cipanas. Ada yang minta dikondisikan, ada juga yang berangkat sendiri," kata Rakha.
Pemandangannya Indah, tapi...
Di balik keindahannya, lapangan sepakbola Rancabango juga dirasa kurang representatif. Memang, jika dilihat dari kejauhan, lapangan di kaki Gunung Guntur ini terlihat rata tertutup rumput hijau. Tapi saat dilihat lebih dekat, lapangan ini bergelombang di beberapa titiknya.
Juga belum tersedia fasilitas penunjang seperti MCK di lapangan ini. Maka tak heran, para pemain bola biasanya membersihkan diri di sungai yang berada di sebelah utara lapangan. Atau jika enggan, mereka memilih untuk mengunjungi masjid terdekat untuk bersih-bersih.
![]() |
Lapangan ini biasanya disewa dengan tarif Rp 200-250 ribu per tiga jam. Biaya tersebut tidak termasuk biaya wasit dan fotografer yang sekarang banyak digunakan dalam pertandingan sepakbola amatir. Biasanya, hanya hari sabtu dan minggu saja jadwal kosong yang tersedia di lapangan ini.
"Senin-Jumat klub lokal yang pakai," katanya.
Menurut informasi yang dihimpun, lapangan ini sudah beberapa kali mengalami perbaikan. Namun, lantaran dasar lapangan yang tidak beraturan membuat lapangan kembali hancur dan bergelombang.
Pada tahun 2020 lalu, beredar informasi bahwa Pemda Garut akan melakukan perombakan terhadap lapangan Rancabango. Yakni dengan mengganti seluruh rumput dengan rumput sintetis. Tapi hingga kini wacana tersebut belum terealisasikan.
(krs/krs)