Beberapa klub Liga 1 dan Liga 2 diduga masih menerapkan pemotongan gaji saat ini. Situasi pandemi COVID-19 yang belum usai dinilai menjadi alasan para klub.
Adapun kebijakan pemotongan gaji awalnya adalah aturan dari PSSI semasa Liga 1 2020 rehat karena pandemi virus Corona. Misalnya ada SKEP48 yang mengatur angka 25 persen sebagai nilai gaji maksimal, SKEP53 yang membebaskan klub untuk menggaji di kisaran 50 persen, dan yang paling baru adalah SKEP69.
Di SKEP69 ini, klub kembali dibebaskan untuk menggaji pemain di kisaran 25 persen, sebagaimana diterbitkan PSSI pada 26 Januari lalu. Tapi PSSI menegaskan bahwa kebijakan itu sudah tidak berlaku lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi PSSI juga tak melarang para klub untuk memotong gaji para pemainnya. Alasannya, kompetisi Liga 1 dan Liga 2 belum berjalan. Dan teranyar kompetisi ditunda hingga akhir Juli 2021.
"Tentang kontrak para pihak yang menyangkut klub semuanya, kami serahkan ke klub. Apa yang pernah disampaikan terkait pemberian gaji 25 persen itu kan berlaku pada 2020," kata Sekjen PSSI Yunus Nusi dalam keterangannya.
"Pada musim ini, kami serahkan ke kawan-kawan klub kontraknya. Jadi, tentang itu, kami serahkan ke klub," ujarnya lagi.
Baca juga: Liga 1 2021 Ditunda, Netizen Heboh |
Teranyar, ada Marc Klok yang diduga meninggalkan Persija Jakarta karena penerapan pembatasan nilai gaji. Klok dikabarkan tak setuju sehingga memutuskan kontrak jangka panjangnya dengan Persija.
Pemain berdarah Belanda-Indonesia itu baru saja diumumkan sebagai pemain baru Persib Bandung, Rabu (30/6/2021). Tetapi Klok sebelumnya sempat membantah bahwa uang adalah alasannya meninggalkan Persija.
"Saya memahami kekecewaan fans (Jakmania), itu hak mereka itu emosi. Tetapi, mereka tidak tahu alasan sebenarnya. Tetapi ini soal respect, alasan soal ini akan diungkapkan suatu hari nanti," kata Klok kepada detikSport, pada 24 Juni lalu, soal keputusannya meninggalkan Persija.
(cas/aff)