Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sampai 2 Agustus semakin membuat nasib Liga 1 2021 dipertanyakan. Mungkin kah kompetisi mendapat izin?
Liga 1 seharusnya sudah dimulai sejak 9 Juli lalu, tetapi terpaksa ditunda karena meningkatnya angka penyebaran COVID-19. Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) tak memberi rekomendasi izin kompetisi di tengah memburuknya situasi COVID-19.
Lewat pernyataannya pada 29 Juni lalu, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB), menyatakan bahwa BNPB bakal memberi izin saat grafik penyebaran virus corona melandai. Sejak pengumuman itu, angka penambahan kasus harian baru di Indonesia sampai saat ini masih di kisaran 30-50 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kondisi yang lebih buruk dibanding 2020, pemerintah melalui BNPB tak mau mengambil resiko dengan memberi izin gelaran sepakbola. Liga 1 kembali menggantung tanpa kepastian.
"Belum dapat, saat ini no comment dulu," kata Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita saat ditanya detikSport perihal rekomendasi BNPB buat Liga 1 di masa PPKM.
Sulit membayangkan kondisi ini akan mengalami perubahan drastis dalam waktu dekat. Apalagi tingginya penambahan kasus akhir-akhir ini karena merebaknya varian delta.
Varian yang oleh WHO disebut B.1.617.2 itu menjalar di Indonesia menjelang kickoff Liga 1. Varian yang disebut-sebut pertama kali ditemukan di India itu sampai saat ini masih menjadi sebab utama penambahan kasus COVID-19 di Indonesia karena penularannya lebih cepat.
Jika melihat trennya, pemerintah cenderung menahan izin sepakbola saat penambahan kasus COVID-19 sedang tinggi. Liga 1 2020 misalnya yang tak bisa dilanjutkan hingga akhirnya dihentikan saat penambahan kasus di Indonesia masih di kisaran maksimal 10 ribu per hari.
Di tengah kepungan varian delta yang mendominasi kasus COVID-19 di Indonesia mungkin akan membuat sepakbola Indonesia mati suri lagi seperti pada 2020. Soal ini, Presiden Madura United Achsanul Qosasi sudah menyarankan PSSI dan PT LIB untuk meniadakan kompetisi saja.
"Yang kami harapkan dari operator (PT LIB) dan regulator (PSSI) adalah kepastian melalui beberapa skenario. Kita tahu ini tidak mudah, skenario yang dibutuhkan adalah resiko terburuk pun harus siap. Sehingga klub tidak dalam posisi menunggu ketidakpastian. PSSI bilang ini liga akan jalan kalau pandemi landai, itu kan semua tahu," ujar Achsanul Qosasi kepada detikSport.
"PSSI seharusnya membuat penyampaian ke klub kalau sampai September liga tak bisa digulirkan dan PPKM tak dicabut liga tak mungkin berputar, begitu juga tak apa. PSSI kan bisa berhitung. Liga 34 pekan, sementara kalau mulai September itu hanya tersisa 20 pekan sampai April. Kenapa 20 pekan? itu dikurangi lebaran dan PON, tahun baru. Hitungan saya 20 pekan, kan nggak mungkin memutar kompetisi," ucapnya.