Sementara itu, Komdis PSSI juga sudah menjelaskan soal Putut. Mereka memastikan Putut tak terlibat bersama lima pemain yang sudah terbukti melakukan upaya pengaturan skor.
"Setelah kami teliti, Putut tidak terlibat dalam praktik pengaturan skor. Dia tidak pernah dihubungi dan tidak pernah diajak. Namun, dia memang diberi tahu," kata Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing, saat memberikan keterangan pers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putut disebut cuma mengetahui adanya upaya pengaturan skor dari lima pemain Perserang. Sang pelatih memilih berdiam diri dengan harapan menjaga kondusifitas tim. Tapi ia juga mengambil tindakan dengan tidak memainkan lima pemain itu.
Hanya saja karena kebutuhan mendesak, Putut akhirnya memainkan Eka Dwi Susanto dalam enam laga yang sudah dijalani Perserang di Liga 2. Adapun Putut kemudian mengundurkan diri sebagaimana pengumuman resmi klub pada 27 Oktober. Tak lama berselang, ia dituduh ikut match fixing bersama lima pemainnya.
"Lalu soal alasan dia diberhentikan dari jabatannya sebagai pelatih kepala (Perserang), menurut penilaian kami itu hanya permasalahan manajemen saja," ujar Erwin.
"Kami melihat tidak ada hubungannya dengan pengaturan skor. Itu hanya soal hubungan yang kurang harmonis antara pelatih dengan manajer," ucapnya.
(krs/adp)