Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong mengungkapkan alasan mengabaikan Ilija Spasojevic ke Piala AFF 2020. Gaya bermain sang penyerang berbeda dengan skemanya.
Keputusan Shin Tae-yong tak memanggil Spaso mendapat sorotan. Lantaran penyerang Bali United itu saat ini sedang memuncaki daftar top skor sementara BRI Liga 1 2021 dengan torehan 12 gol.
Tapi Shin Tae-yong malah memilih empat pemain depan yang kombinasi golnya bahkan tak mencapai setengah torehan gol Spaso. Quartet Ezra Walian, Hanis Saghara, Dedik Setiawan, dan Kushedya Yudo, baru mencetak lima gol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk Spaso memang dia banyak mencetak gol di Liga Indonesia. Tetapi saat mulai training camp, kelihatannya sangat kelelahan jika melakukan permainan apa yang diinginkan saya," kata Shin Tae-yong saat memberikan keterangan pers, Sabtu (4/12/2021).
"Memang finishing-nya sangat baik, tetapi untuk turnamen kali ini tidak akan bisa ikut," ujarnya menjelaskan.
Ketidakcocokan gaya bermain memang sudah disinyalir menjadi alasan Shin Tae-yong tak melirik Spaso. Pelatih asal Korea itu dikenal menyukai pemain-pemain dengan fisik yang bagus.
Dalam latihan, Shin Tae-yong kerap menggelar latihan fisik demi meningkatkan ketahanan para pemain Indonesia dalam latihan. Timnas Indonesia disebut punya pemain-pemain dengan kemampuan yang bagus. tetapi fisiknya ambruradul.
Spaso pernah ikut TC Timnas Indonesia pada Pemusatan Latihan (TC) Bulan Mei lalu. Saat itu Spaso menjadi salah satu pemain yang disiapkan untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022, tetapi gagal menembus skuad final yang bertanding di Uni Emirat Arab (UEA).
Adapun para pemain depan yang terpilih saat itu adalah Osvaldo Haay, Kushedya, M Rafli, Saddam Emiruddin, dan Braif Fatari. Setelahnya lini depan terus mengalami perubahan.
Pemain muda Persija lainnya yakni Taufik Hidayat adalah salah satu pemain yang sempat ia lirik karena cederanya Saddam Emiruddin. Setelahnya muncul lagi sosok baru yakni Hanis Saghara, Ramai Rumakiek, hingga Dedik Setiawan.
Tiga nama di atas adalah pemain yang masih dipertahankan selain Kushedya. Plus Ezra Walian yang masalah administrasinya dengan FIFA sudah beres kini juga menjadi andalan Shin Tae-yong.
Tapi ada kesamaan kriteria dari penyerang-penyerang yang cenderung dipertahankan Shin Tae-yong. Yakni pemain depan yang bisa bergerak lihai, bukan penyerang yang mengandalkan service rekan-rekannya.
Dedik atau Kushedya adalah contoh pemain-pemain yang lihai memainkan dan menguasai bola. Soal ini, Kushedya paling menonjol karena sebelumnya ia adalah seorang pemain sayap.
Sementara Spaso adalah tipe striker target-man. Banyak gol-gol tap-in yang lahir dari operan atau umpan rekannya yang berhasil ia manfaatkan dengan baik.
(cas/aff)