Upaya Persib Bandung Perangi Online Abuse

Upaya Persib Bandung Perangi Online Abuse

Tim Detikcom - Sepakbola
Rabu, 19 Jan 2022 06:00 WIB
Pesepak bola Persib Bandung Mohammed Rashid (kiri bawah) berselebrasi bersama rekannya, Beckham Putra (atas) dan David Da Silva setelah berhasil membobol gawang Borneo FC dalam pertandingan sepak bola Liga 1 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar Bali, Selasa (18/1/2022). Persib berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 1-0. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/hp.
Persib Bandung berupaya perangi Online Abuse di olahraga (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

"Maraknya kejadian online abuse yang terjadi mendorong para atlet dan orang terdekatnya untuk mengunci akun media sosial mereka, atau lebih ekstrim lagi, menghapusnya karena tidak tahan akan gempuran ujaran kebencian yang dilemparkan pada mereka. Padahal, media sosial seharusnya menjadi tempat atlet bisa berinteraksi langsung dengan penggemarnya."

Oleh karenanya, Gabriella meminta kedewasaan para fans untuk menerima apapun hasil di lapangan. Kalaupun memang belum sesuai harapan, itu adalah bagian dari sebuah proses yang dijalani setiap olahragawan atau tim olahraga, termasuk Persib Bandung.

Karena olahraga bertujuan untuk menghibur sekaligus meraih prestasi, maka jangan dirusak oleh hal-hal negatif seperti online abuse ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Online abuse tidak bisa lagi dianggap sebagai angin lalu ataupun hal yang sepele karena dampaknya yang bisa mengganggu mental dari para atlet. Maka dari itu, perlu adanya mitigasi yang diterapkan oleh federasi atau klub untuk melindungi atlet-atletnya. Sebagai contoh, dari perspektif praktisi industri olahraga, klub selalu mencoba melindungi para atlet dengan menekankan spirit kebersamaan baik dalam situasi menang atau kalah," papar Gabriella.

"Dari pihak fans, diskusi secara objektif harus terus dibangun, khususnya di kalangan komunitas agar para mereka dapat membedakan bahwa ada cara yang lebih tepat dalam menyampaikan kritik yang membangun."

ADVERTISEMENT

"Sudah seharusnya kita mengambil sikap untuk menegaskan bahwa setiap perilaku perundungan dalam bentuk apapun tidak akan pernah bisa ditoleransi, baik langsung maupun tidak langsung. Kritik dan tekanan memang wajar untuk disampaikan dan telah menjadi dinamika yang menarik dalam dunia olahraga, tapi tentu saja hal tersebut tidak boleh mengabaikan nilai-nilai yang dapat mencederai moralitas dan kemanusiaan," tutupnya.


(mrp/ran)

Hide Ads