Nggak Ada Sanksi Buat Klub Liga 1 yang Lalai Prokes, Nih?

Nggak Ada Sanksi Buat Klub Liga 1 yang Lalai Prokes, Nih?

Muhammad Robbani - Sepakbola
Selasa, 01 Feb 2022 17:00 WIB
Logo Liga 1, Logo Bri Liga 1, BRI Liga 1
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Kelalaian menaati protokol kesehatan ditengarai menjadi penyebab utama meledaknya kasus COVID-19 di klub-klub BRI Liga 1 2021. Ada sanksi yang bakal dijatuhkan?

Beberapa klub akhir-akhir ini melaporkan beberapa pemainnya terpapar COVID-19. Persebaya Surabaya sempat menjadi klub paling banyak pemainnya terkapar dengan jumlah 9 orang.

Rekor itu kemudian dipecahkan Madura United karena 19 pemainnya terbukti COVID-19. Jumlah itu masih bertambah karena ada enam orang ofisial lainnya yang juga bernasib sama, sehingga ada total 24 orang positif COVID-19 di Madura United.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penerapan bubble-to-bubble dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) sepertinya tak berjalan sempurna. Pemain bebas berkeliaran saat tak ada agenda latihan maupun pertandingan.

Buktinya, banyak pemain yang mengunggah momen-momen di luar di media sosialnya masing-masing. Ada fungsi kontrol yang tak berjalan, baik dari pihak klub maupun penyelenggara.

ADVERTISEMENT

"Soal sanksi? begini, ketika seperti sekarang yang terjadi, ketika pemain dan ofisial kena, yang rugi klubnya. Kami berharap, kembali ke klub pakta integritas untuk sama-sama jaga prokes, demi kelanjutan Liga 1," kata Direktur Operasional PT LIB Sudjarno, Senin (1/1/2022).

"Harapan kami tak ada yang berkeliaran, jalan-jalan sendirian, kegiatan hanya klub. Beberapa klub menerapkan itu, mungkin ada satu-dua yang lalai. Itu yang harus dibenahi, sama-sama, PT LIB berbenah, PSSI juga, dan klub," ujarnya.

Meledaknya kasus COVID-19 saat ini terjadi setelah kompetisi libur selama kurang lebih sepekan. Liga 1 sempat rehat pada 19-25 Januari, saat jeda internasional atau FIFA Matchday.

PT LIB memaklumi kejenuhan para peserta karena kompetisi dipusatkan di Bali. Momen libur pun seolah menjadi kesempatan untuk bebas berkeliaran setelah menjadi kompetisi yang begitu padat.

"Kompetisi sangat panjang, kami tak full bubble. Sehingga ada masa jeda pulang ke home base, maka tak mungkin (pemain) di satu tempat saja. Psikologis perlu diperhatikan," ucap Sudjarno.

(aff/cas)

Hide Ads