Cerita Suporter Arema Lolos dari Tragedi Kanjuruhan

Cerita Suporter Arema Lolos dari Tragedi Kanjuruhan

Yakub Mulyono - Sepakbola
Senin, 03 Okt 2022 21:40 WIB
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.
Cerita Suporter Arema Lolos dari Tragedi Kanjuruhan (Foto: ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)
Jakarta -

Tragedi Kanjuruhan telan ratusan korban jiwa meninggal dunia. Bhelva, salah satu Aremania ceritakan kisahnya yang lolos dari maut tragedi tersebut.

Tragedi Kanjuruhan pecah setelah Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya 2-3 dalam laga Derby Jawa Timur pada lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Setidaknya, 125 korban jiwa meninggal dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Theo Bhelva Dwinanda Putra, fans Arema FC asal Jember menceritakan kisahnya yang lolos dari maut Tragedi Kanjuruhan. Bhelva juga kisahkan, perihnya gas air mata yang ditembakkan pihak keamanan sampai terasa di tribun VIP.

Setelah laga tuntas, Bhelva ceritakan detik-detik beberapa suporter Aremania masuk ke lapangan dan tak lama kericuhan terjadi.

ADVERTISEMENT

"Sepertinya ingin menyampaikan ke manajemen, kenapa permainan bola kurang bagus. Setelah itu satu persatu sejumlah penonton berusaha menuju tengah lapangan. Tapi itu gak sampai ricuh atau pun bentuk penyerangan terhadap pemain," ujarnya kepada detikJatim.

"Setelah itu, kemudian ada aparat polisi atau TNI ikut masuk ke lapangan. Mungkin bermaksud membubarkan (penonton) yang masuk ke lapangan. Terus saya lihat seperti ricuh untuk disuruh bubar. Tapi penyebabnya apa tidak tahu, saya lihat dari atas (tribun VVIP)," ungkapnya.

Bhelva, salah satu Aremania Jember yang selamat dalam Tragedi KanjuruhanBhelva, salah satu Aremania Jember yang selamat dalam Tragedi Kanjuruhan (Foto: Yakub Mulyono/detikJatim)

Tidak lama kemudian, lanjutnya, ada penembakan gas air mata yang dilakukan petugas ke tengah lapangan. Sebagian penonton yang di lapangan membubarkan diri.

"Tapi tidak semuanya bubar. Tidak lama setelah itu, ada tembakan (gas air mata) yang dilakukan aparat ke arah tribun. Nah, pemicunya apa juga saya tidak tahu," ucapnya.

Sontak tembakan ke arah tribun tersebut, kata Bhelva , menyebabkan banyak penonton di tribun berusaha menghindar dan membubarkan diri. Situasi pun mulai panik.

(Halaman selanjutnya, Bhelva ceritakan horornya tembakan gas air mata)

"Yang saya lihat, tembakan gas air mata itu ke arah tribun. Kalau tidak salah gate 2, 3, 4. Kemudian gate di bawah skor. Juga di gate 13, dan 14. Situasinya saat itu semburat (kocar-kacir) para penonton. Apalagi asap dari gas air mata itu semakin banyak (mengepul). Posisi saya di VVIP, jadi gas air mata itu tidak ditembakkan di arah tempat saya. Apalagi ada tamu undangan," ulasnya.

Bhelva menambahkan, dirinya baru merasakan perihnya asap dari gas air mata setelah ada embusan angin yang mengarah ke tribun VVIP, tempat dia menonton.

"Nah saat itu, yang saya rasakan perih di mata dan karena tidak kuat sesak napas, kemudian saya keluar (stadion), berusaha menyelamatkan diri. Alhamdulillah saya dapat keluar, karena kondisi penonton tidak terlalu crowded (padat). Karena (tribun VVIP) kuotanya terbatas," ucapnya.

"Setelah keluar lapangan (stadion), saya (bersama penonton lain) dikawal polisi, kemudian diinstruksikan bagi (penonton) perempuan dan yang bawa anak kecil untuk lekas menjauh (dari sekitar stadion). Saya dengan teman saya keluar dan menjauh," tukas Bhelva .

Artikel ini telah tayang di detikJatim, baca berita selengkapnya di sini.


Hide Ads