Arsenal dihantam krisis keuangan akibat wabah virus Corona. Akibatnya, The Gunners belum bisa jor-joran pada bursa transfer musim dingin ini.
Arsenal menjadi salah satu klub Premier League yang mengalami kesulitan akibat pandemi COVID-19. Meriam London tidak meraih pemasukan dari tiket penonton dan penjualan merchandise selama wabah virus Corona.
Klub asal London Utara itu bahkan sampai terpaksa merumahkan para pegawainya agar keuangan mereka bisa terselamatkan. Arsenal juga meminjam uang sebesar Rp 2,2 triliun ke Bank of England untuk menjaga arus kas klub sampai akhir musim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Krisis Finansial, Arsenal Ngutang Rp 2,2 T |
Uang pinjaman dari Bank of England itu rupanya tidak digunakan untuk aktivitas transfer Arsenal di Januari ini, melainkan buat membayar hutang pembangunan Stadion Emirates. Alhasil, The Gunners terpaksa tak bisa menghambur-hamburkan uang untuk belanja pemain.
Mikel Arteta selaku manajer Arsenal tidak menampik jika klubnya saat ini sedang dihantam krisis keuangan akibat pandemi COVID-19. Dia pun belum bisa memastikan bagaimana rencana transfer timnya dalam kondisi saat ini.
Baca juga: Zaha Blak-blakan Alasan Gagal ke Arsenal |
"Saya tidak tahu. Saat ini pasar sangat rumit dan situasi di setiap klub sedang sulit," kata Arteta, dikutip dari AS.
"Untuk melakukan negosiasi pun tidak mudah, bahkan semakin sulit karena anda tidak bisa bertatap muka dan anda tak bisa bepergian ke negara lain untuk mewujudkannya. Semuanya harus melalui telepon atau Zoom," dia menambahkan.
"Segalanya masih bisa terjadi. Saya bisa memberi tahu anda apa yang saya inginkan, dengan pemain yang keluar dan masuk, tapi saya pikir hal ini menjadi sangat rumit," ujarnya perihal rencana transfer Arsenal.
(bay/adp)