Leicester City Bukan Kuda Hitam Lagi di Liga Inggris

Leicester City Bukan Kuda Hitam Lagi di Liga Inggris

Afif Farhan - Sepakbola
Minggu, 08 Agu 2021 14:10 WIB
LONDON, ENGLAND - AUGUST 07: Kasper Schmeichel of Leicester City lifts The FA Community Shield as his team mates celebrate following victory in The FA Community Shield Final between Manchester City and Leicester City at Wembley Stadium on August 07, 2021 in London, England. (Photo by Catherine Ivill/Getty Images)
Leicester City Bukan Kuda Hitam Lagi di Liga Inggris (Getty Images)
Leicester -

Leicester City bukan lagi tim berlabel kuda hitam di Liga Inggris. Kalau mereka mampu tampil konsisten, bukan tidak mungkin lagi bisa jadi kandidat juara!

Dilansir dari BBC, Leicester City teranyar mampu mengalahkan Manchester City dalam ajang Community Shield di Wembley Stadium, Sabtu (7/8/2021) malam. Thoe Foxes menang 1-0 lewat gol dari titik penalti yang dicetak Kelechi Iheanacho di menit akhir.

Leicester mampu kembali memenangi trofi, yang sebelumnya di akhir musim lalu mampu mengalahkan Chelsea 1-0 di laga final Piala FA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tampaknya, tangan dingin manajer Brendan Rodgers sudah bertaji. Hati-hati, Leicester bisa saja 'meledak' di Liga Inggris musim 2021/2022 ini!

ADVERTISEMENT
LONDON, ENGLAND - AUGUST 07: Kelechi Iheanacho of Leicester City celebrates after scoring their side's first goal during The FA Community Shield Final between Manchester City and Leicester City at Wembley Stadium on August 07, 2021 in London, England. (Photo by Catherine Ivill/Getty Images)Leicester City taklukkan Manchester City 1-0 di Community Shield (Getty Images/Catherine Ivill)

BBC bahkan menyebut, kalau Leicester City sudah jadi tim yang elit di Liga Inggris. Leicester mampu merusak dominasi Big Six dan beberapa musim terakhir ini terus menembus posisi papan atas.

Segalanya diawali oleh mendiang Vichai Srivaddhanaprabha yang merombak Leicester di tahun 2010. Miliuner dari Thailand ini merombak Leicester pelan-pelan dari pembenahan fasilitas latihan, memperbaiki sturktur tim akademi, sampai melakukan bisnis jual-beli pemain yang tepat.

Hasilnya, Leicester City mampu jadi juara Liga Inggris tahun 2016. Nama-nama besar mereka lahirkan seperti N'Golo Kante, Harry Maguire, Ben Chilwell, sampai Riyad Mahrez.

Keempat pemain itu jadi incaran klub raksasa Liga Inggris yakni Chelsea, Manchester United, dan Manchester City. Leicester menjualnya dengan harga mahal yang kemudian memakai keuntungannya untuk memoles atau membeli pemain muda yang berpotensi.

Beberapa pemain muda yang berpotensi itu kini adalah Harvey Barnes, James Maddison, Wesley Fofana, Luke Thomas, Hamza Choudhury, Youri Tielemans, Wilfred Ndidi, dan Kelechi Iheanacho.

Jangan lupakan pemain seniornya yang jadi pembeda di lapangan seperti Jamie Vardy, Kasper Schmeichel, dan Jonny Evans.

LEICESTER, ENGLAND - JANUARY 16: Harvey Barnes of Leicester City celebrates after scoring their team's second goal during the Premier League match between Leicester City and Southampton at The King Power Stadium on January 16, 2021 in Leicester, England. Sporting stadiums around England remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Alex Pantling/Getty Images)Harvey Barnes, winger muda jebolan akademi Leicester (Getty Images/Alex Pantling)

Para pemain muda Leicester City sedang dalam on fire yang tinggi untuk melanjutkan cerita sukses meraih trofi (hanya Fofana yang harus absen lama akibat cedera di laga pramusim).

Brendan Rodgers juga pelan-pelan membuktikan kalau dirinya merupakan manajer top. Sudah dua trofi dipersembahkannya sejauh ini, tentu Rodgers mau membungkam para pengkritik dengan terus meraih trofi demi trofi lagi.

Leicester City bukanlah kuda hitam di Liga Inggris. The Foxes siap menerkam tim-tim besar untuk bersaing ketat di papan klasemen.

(aff/raw)

Hide Ads