Pangeran Arab Boleh Beli Klub Liga Inggris, Bagaimana dengan Kim Jong-un?

Pangeran Arab Boleh Beli Klub Liga Inggris, Bagaimana dengan Kim Jong-un?

Randy Prasatya - Sepakbola
Jumat, 19 Nov 2021 08:00 WIB
In this photo provided by the North Korean government, North Korean leader Kim Jong Un speaks during a parliament meeting in Pyongyang, North Korea Wednesday, Sept. 29, 2021. Independent journalists were not given access to cover the event depicted in this image distributed by the North Korean government. The content of this image is as provided and cannot be independently verified. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
Kim Jong-un bisa saja beli klub Liga Inggris jika lolos tes. (Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
Jakarta -

Menteri Olahraga Inggris Nigel Huddleston mendapatkan pertanyaan apakah Korea Utara bisa membeli klub Premier League. Begini jawabannya!.

Newcastle United resmi ganti pemilik. Mike Ashley melepas 100 persen sahamnya ke konsorsium yang terdiri dari Public Investment Fund (PIF), Amanda Staveley, dan the Reuben Brothers.

Sorotan tertuju kepada PIF, yang mana merupakan lembaga penghimpun kekayaan negara Arab Saudi. PIF sendiri dikepalai Pangeran Mohammed bin Salman, putra mahkota Arab Saudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, Pangeran Mohammed bin Salman sendiri sempat tersandung kasus pelanggaran Hak Asasi (HAM) berat. Dia diduga terlibat langsung pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi, pada 2018.

Pelanggaran HAM itu yang membuat proses akusisi Newcastle ditentang. Di sisi lain, Premier League membuka jalan akuisisi tersebut setelah mendapatkan jaminan mengikat secara hukum agar orang yang tersandung kasus pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2018 tidak memiliki kendali langsung atas klub.

ADVERTISEMENT

Mantan menteri olahraga dan anggota parlemen Tracey Crouch diharapkan segera mempublikasikan rekomendasi dari tinjauan, yang dipimpin oleh fans dalam tata kelola sepakbola minggu depan. Tujuannya adalah untuk melakukan beberapa tes pemilik dan direktur.

Huddleston kemudian ditanya pandangannya tentang kesepakatan Newcastle oleh anggota komite Digital, Budaya, Media, dan Olahraga pada Kamis (18/11/2021) waktu setempat.

"Kita harus sangat berhati-hati di sini tentang peran Pemerintah. Pemerintah tidak memiliki suara dalam akuisisi entitas sektor swasta kecuali ada masalah hukum. Dalam kasus Newcastle adalah benar bagi otoritas sepakbola untuk mengikuti proses yang sesuai, termasuk tes pemilik dan direktur, yang memang mereka lakukan," kata Huddleston dikutip dari Independent.

"Dalam hal elemen tes itu dan apa yang dicakupnya, itu adalah debat langsung saat ini. Saya yakin Tracey (Crouch) akan membuat rekomendasi tentang itu juga. Saya tahu ini adalah perdebatan sengit. Saya sangat menyadari masalah di kedua sisi."

Ketua komite Julian Knight bertanya kepada Huddleston: "Mari kita gunakan contoh Korea Utara. Korea Utara masuk dan mencoba mengambil alih Crystal Palace, misalnya. Karena mungkin (Kim Jong-un) hanya menyukai warna jersey tersebut. Apakah itu pantas?"

Huddleston berkata: "Saya ingin ada proses. Pertama-tama ada aspek hukum yang luas tentang siapa yang dapat berinvestasi di Inggris dan apa yang dapat kita investasikan di luar negeri.

"Jadi selalu ada unsur hukum dalam hal akuisisi dan perdagangan internasional, yang penting dan memang sudah ada dan kita harus mengikutinya. Tetapi di atas semua itu, ketika menyangkut olahraga, badan dan institusi yang mengatur dan kerangka peraturan di dalamnya memiliki tes mereka sendiri yang saya harapkan akan diterapkan dengan ketat."




(ran/nds)

Hide Ads