Miliarder Inggris Sir Jim Ratcliffe menyatakan minatnya membeli Manchester United. Ia memang suporter 'Setan Merah', meski sempat berupaya membeli Chelsea.
Sir Jim Ratcliffe lewat juru bicaranya mengungkapkan ketertarikan untuk membeli Manchester United. Lahir di wilayah Greater Manchester yang melingkupi kota Manchester, pria 69 tahun itu tumbuh alami sebagai seorang penggemar The Red Devils.
Bos perusahaan Kimia ternama Ineos itu diestimasikan Forbes punya kekayaan 16,3 miliar dolar Amerika Serikat, atau sekitar Rp 240,7 triliun. Lewat Ineos pula ia bisa mewujudkan ketertarikannya terhadap dunia olahraga dengan serius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang penggemar olahraga lari, bersepeda, dan ski, Sir Jim Ratcliffe menguasai klub sepakbola Prancis Nice dan klub Swiss Lausanne-Sport. Ia juga punya tim balap sepeda yang berkompetisi di tur dunia UCI, Ineos Grenadiers, selain menjadi sponsor untuk tim Formula 1 Mercedes.
Minatnya pada olahraga juga tergambar lewat rencananya membeli Chelsea dari Roman Abramovich pada Mei tahun ini. Ia menjadi satu dari sejumlah pembeli potensial Chelsea dan menawarkan 4,25 miliar paun, namun kalah dari pengusaha Amerika Serikat Todd Boehly.
Meski sempat berupaya membeli Chelsea, Sir Jim Ratcliffe menegaskan tetap seorang pendukung Manchester United. Satu-satunya yang membuatnya tak menawar MU adalah karena Keluarga Glazer tak pernah berniat menjual klub.
Baca juga: Elon Musk Bilang Mau Beli MU, tapi Bohong |
Kali ini ada setitik harapan seiring munculnya laporan bahwa Keluarga Glazer siap melepas sebagian kecil kepemilikan sahamnya di MU. Sir Jim Ratcliffe tak akan tinggal diam melihat kesempatan ini.
"Ini bukan soal uang yang sudah dibelanjakan atau tak dibelanjakan. Jim melihat ke apa yang bisa dilakukan sekarang dan, mengetahui betapa pentingnya klub buat kota ini, sekarang rasanya waktu yang tepat untuk reset," ungkap juru bicara Sir Jim Ratcliffe kepada The Times.
Manchester United terus merosot sejak ditinggalkan manajer legendaris Sir Alex Ferguson pada 2013. MU sudah kesulitan bersaing untuk titel Premier League, terlempar dari empat besar dalam lima kesempatan di sembilan musim terakhir, juga tanpa trofi sejak 2017.