Kedatangan De Zerbi secara resmi diumumkan Brighton pada Senin (19/9) dini hari WIB. Juru taktik 43 tahun itu dikontrak selama 4 tahun untuk mengisi posisi Graham Potter yang pindah ke Chelsea.
Sepak terjangnya di Shakhtar Donetsk juga bagus karena berhasil mengantar The Miners duduk di puncak klasemen sebelum Liga Ukraina dihentikan karena adanya invasi Rusia. Dia juga sempat digosipkan didekati Juventus untuk menggantikan Massimiliano Allegri.
Nicolini kemudian muncul untuk mengomentari keputusan De Zerbi mengambil pekerjaan di Brighton. Dia menyebut bahwa Juventus sudah melewati kesempatan bagus.
"Roberto berperilaku seperti pria dan profesional, karena kami meninggalkan Ukraina setelah mengirim semua pemain Brasil pergi. Kami menemukan kesepakatan bersama untuk mengizinkan pelatih membuat keputusan lain," kata Nicolini kepada 1 Station Radio.
"Itu menyakitkan bagi kami, juga karena kami percaya pada ide sepakbolanya, dalam beberapa tahun Shakhtar bisa melakukan begitu banyak di Eropa."
"Pada akhirnya kami senang bahwa De Zerbi telah pindah ke Brighton, Italia telah melepaskan pelatih dengan potensi besar untuk kedua kalinya berturut-turut."
"Belum ada permintaan resmi (Juventus). Saya juga menyarankan De Zerbi ke Juventus, tetapi kemudian Brighton maju dengan proyek penting. Bianconeri melewatkan peluang besar, itu akan menjadi waktu yang tepat untuk mengontraknya," Nicolini menegaskan.
Nicolini juga membahas peluang klub-klub Italia di kompetisi Eropa musim ini. Di pentas Liga Champions, Juventus menjadi yang paling hancur.
"Itu tergantung kemauan pelatih dan tim. Klub Italia harus mengambil contoh dari Roma setelah sukses di Liga Konferensi tahun lalu. Secara potensial mereka bisa melakukannya dengan baik, terutama di Liga Europa," katanya.
"Di negara lain, piala adalah tujuan nyata, di Italia, bagaimanapun, situasinya berbeda. Itulah mengapa kinerja tim Italia berfluktuasi di luar batas," tegasnya.
(ran/mrp)