Dalam musim yang masih berjalan sulit, sekelebat potensi seram Manchester United terlihat. Melawan Liverpool, Setan Merah sempat unjuk penjelmaan terbaiknya.
Kendati tampil di markas sendiri di Old Trafford, Manchester United relatif tak terlalu diunggulkan saat menjamu Liverpool, Minggu (17/3/2024) malam WIB di perempatfinal Piala FA. MU masih terlalu angin-anginan musim ini, bahkan takluk dari Fulham di hadapan pendukungnya sendiri pada akhir Februari lalu.
Sementara Liverpool masih dalam momentum bagus, tanpa kekalahan di sembilan partai terakhir. Menuju laga ini, pasukan Juergen Klopp melibas Sparta Praha 6-1 di Anfield sebagai pemanasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: MU Mau Ambil Risiko Besar, Klopp pun Respek |
Tapi selepas sepak mula, semua perkiraan itu buyar begitu saja. MU tampil sangat percaya diri, kombinasi umpan-umpannya ditambah pergerakan dinamis para pemain membuat pressing Liverpool bisa dilewati dengan leluasa.
Scott McTominay sudah membawa mereka unggul pada menit ke-10. Hingga 25 menit kemudian, sebagaimana yang diungkapkan Erik ten Hag, MU tampil dominan dan merepotkan sang lawan.
"35 menit pertama itu menurut saya adalah menit-menit terbaik dari musim kami. Kami sungguh tampil sesuai kapasitas, bermain sebagai sebuah tim," kata Ten Hag kepada ITV, dikutip Sky Sports.
"Tapi kemudian ada celah-celah di antara lini dan Anda tak bisa membiarkan itu melawan Liverpool. Mereka lantas mengatasi Anda. Dan juga setelah turun minum, itu berlanjut," imbuhnya.
Selama 35 menit pertama itu, MU sudah mencatatkan tujuh sepakan on target berbanding hanya dua milik Liverpool. Tapi Liverpool adalah Liverpool.
Pasukan Juergen Klopp menjaga ketenangan dan menata diri, lalu menemukan celah-celah di kantung pertahanan MU. Mereka pun berhasil mendapatkan dua gol balasan lewat Alexis Mac Allister dan Mohamed Salah sebelum turun minum.
Ogah kalah mental di kandang sendiri, MU merespons. Ten Hag mengambil keputusan berani memasukkan lebih banyak pemain ofensif dan di babak tambahan, mereka bermain dengan lini pertahanan berisi Diogo Dalot, Harry Maguire, Bruno Fernandes, dan Antony.
Liverpool yang kelelahan pun pada akhirnya berhasil ditaklukkan, meski sempat unggul.
"Kami harus berubah. Kami mengambil risiko, kami menerapkan skema satu lawan satu, dan para pemain tampil menakjubkan: mentalitasnya, sikapnya sangat bagus," sambungnya.
"Mereka punya keyakinan kuat untuk memenangi laga ini. Kami mengejar kemenangan dan mendapatkannya," imbuhnya.