"Inter adalah rumah saya, keluarga saya. [Mantan Presiden Inter Massimo] Moratti adalah seorang teman, presiden saya. Kisah treble itu fantastis," sambung pelatih berusia 56 tahun itu.
"Setelah [final di] Madrid, kalau saya kembali ke San Siro untuk merayakan, saya tidak akan pernah meninggalkan Inter. Ketika Anda mengucapkan selamat tinggal kepada sebuah keluarga, itu adalah hal yang tersulit untuk dihadapi. Malam itu saya sudah tahu saya akan pergi, saya tidak bisa menolak Real Madrid untuk ketiga kalinya," ungkap Mourinho.
Di tengah teka-teki masa depannya, Mourinho sekali lagi dihubungkan dengan Madrid. Menyusul tekanan yang dihadapi Zinedine Zidane setelah El Real tidak meyakinkan meski memuncaki klasemen sementara Liga Spanyol.
(rin/nds)