Llorente: Jangan Ragukan Ronaldo!

Llorente: Jangan Ragukan Ronaldo!

Randy Prasatya - Sepakbola
Sabtu, 13 Mar 2021 22:00 WIB
TURIN, ITALY - FEBRUARY 22: Cristiano Ronaldo of Juventus reacts during the Serie A match between Juventus and FC Crotone at Allianz Stadium on February 22, 2021 in Turin, Italy. Sporting stadiums around Italy remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Chris Ricco/Getty Images)
Crisiano Ronaldo dianggap tak perlu lagi diragukan kemampuannya. (Foto: Getty Images/Chris Ricco)
Jakarta -

Cristiano Ronaldo dianggap gagal membawa Juventus tampil sip di Liga Champions. Fernando Llorente menganggap meragukan Ronaldo sebuah hal yang gila.

Juventus mendatangkan Ronaldo dari Madrid pada musim panas 2018. Bintang asal Portugal itu direkrut dengan nilai fantastis sebesar 100 juta euro, serta diikat kontrak hingga Juni 2022.

Keputusan Juventus memborong Ronaldo adalah sebagai upaya untuk menyudahi puasa gelar Liga Champions. Ronaldo tercatat sudah meraih lima gelar Liga Champions, yakni satu di Manchester United dan empat lainnya bersama Madrid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alih-alih mengakhiri dahaga di Liga Champions, Juventus lajunya malah jauh dari oke. Si Nyonya Tua pada musim pertama di perkuat Ronaldo cuma sampai di perempatfinal karena disingkirkan Ajax Amsterdam, dua musim selanjutnya didepak Lyon dan Porto pada babak 16 besar.

Ronaldo seperti seolah sudah habis dan tidak bisa berbuat banyak. Ada pula rumor yang mengatakan Juventus mau melepas Ronaldo di akhir musim ini.

ADVERTISEMENT

"Saya bisa memahami kritik atas tersingkirnya di Liga Champions, tapi akan gila untuk meragukan pengaruh Cristiano Ronaldo. Dengan dia di lapangan, pada dasarnya Anda pertandingan dimulai dari ketertinggalan 0-1," kata Llorente selaku mantan pemain Juventus kepada Tuttosport.

Pelatih Andrea Pirlo juga disebut bisa terdepak dari kursi kepelatihan Juventus karena gagal di Liga Champions. Hal itu pernah dialami Maurizio Sarri meski sukses merebut Scudetto.

"Saya sering mendengar dari mantan rekan satu tim dan direktur, mereka semua memuji Pirlo, meskipun hasilnya tidak seperti yang mereka inginkan," sambungnya.




(ran/nds)

Hide Ads