Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, masih mengecam Andrea Agnelli terkait European Super League. Bos Juventus itu dicap Vladimir Putin-nya sepakbola.
Agnelli menjadi salah satu inisiator dalam menggagas proyek European Super League, yang ditentang banyak pihak tahun lalu. Proyek ambisius itu digagas 12 klub raksasa Eropa, yakni Manchester United, Manchester City, Liverpool, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotspur, Juventus, AC Milan, Inter Milan, Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid.
Agnelli menjadi sosok penting, sebab menjadi pihak yang begitu gencar mengampanyekan pentingnya European Super League. Maka dari itu, UEFA benar-benar mengecamnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai kini, Presiden UEFA masih kesal dengan Andrea Agnelli. Di acara Financial Times Business of Football Summit, Ceferin menyindir Agnelli bak Vladimir Putin-nya sepakbola.
Putin sendiri adalah Presiden Rusia, yang kini sedang melancarkan perang kepada Ukraina.
"Agnelli adalah seorang perampas kekuasaan, seorang diktator, Putin dalam sepakbola. Seorang pria tanpa rasa malu. Bahkan perang tidak melunakkannya, itu memalukan," katanya, dilansir 90mins.
Ceferin kemudian menjelaskan mengapa European Super League tak bisa diwujudkan. Ia menilai klub-klub itu cuma menjadikan penggemar seperti pelanggan.
"Liga Super? Itu ide yang tidak masuk akal. Klub bebas untuk membuat kompetisi mereka sendiri, tetapi jangan berharap untuk bersaing di kompetisi UEFA," katanya.
"Bagi mereka, penggemar adalah pelanggan. Bagi kami, penggemar adalah penggemar. Salah satu pendiri Liga Super menelepon saya untuk meminta maaf dan sekarang mereka melakukannya lagi."
"Pertama mereka meluncurkan ide yang tidak masuk akal di tengah pandemi. Sekarang, kami mendengar mereka meluncurkan Liga Super lain dalam perang. Mereka harus hidup di dunia paralel," kecamnya.