Kasus dugaan pemalsuan laporan keuangan Juventus masih diselidiki. Si Nyonya Tua diduga membakar barang bukti berupa dokumen-dokumen rahasia.
Juventus diduga memalsukan laporan keuangan dalam pemeriksaan CONSOB (badan pemerintah Italia yang mengawasi pasar sekuritas) pada Juli 2021. Ada sejumlah kasus terkait pengambilan keuntungan dari transfer pemain, dengan pergerakan keuangan mencapai 50 juta euro.
Otoritas berwenang menggeledah kantor Juventus pada November 2021 dan mengambil sejumlah dokumen penting periode 2018-2021 untuk penyelidikan. Penggeledahan kembali dilakukan empat bulan kemudian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menukil laporan Football Italia, kepolisan menggeledah sejumlah kantor hukum di tiga kota berbeda. Penyelidikan kali ini fokus pada kesepakatan yang dicapai Juventus untuk memotong gaji pemain pada Maret 2020, setelah penangguhan Serie A karena pandemi COVID-19.
Juventus mengklaim pihak klub mendapat efek keuangan positif sekitar 90 juta euro. Namun, jaksa Turin meyakini para penggawa Biaconeri menerima setidaknya 60 juta euro melalui perjanjian pribadi dengan klub dan itu belum dilaporkan ke pihak berwenang.
Di antara dokumen yang disita di markas klub, penyelidik menemukan 'beberapa catatan pribadi dalam berbagai mata uang sebagai bagian dari dua manuver upah untuk tahun keuangan 2019-2020 dan 2020-2021, serta tidak disimpan di badan yang kompeten'.
Kantor World Soccer Agency milik agen Alessandro Lucci juga termasuk yang digeledah. Lucci adalah perwakilan dari Leonardo Bonucci, Juan Cuadrado, Mattia Perin dan Dejan Kulusevski, yang dipinjamkan ke Tottenham Hotspur pada Januari 2022.
Pihak penyelidik menilai para pemain Juventus tidak dibayar upah, melainkan pembayaran yang ditunda. Beberapa perjanjian dengan para pesepakbola disimpan di Lega Calcio, tetapi yang lainnya diduga merupakan perjanjian pribadi yang disembunyikan dari badan-badan berwenang.
Beberapa perjanjian pribadi itu ditemukan di email klub. Perjanjian tersebut menjamin pembayaran gaji pemain, bahkan jika terjadi transfer di masa mendatang.
Penyelidik juga menyoroti kebiasaan Juventus menyimpan beberapa dokumen rahasia di luar markas klub dan menghancurkannya begitu kesepakatan dipenuhi. Beberapa dokumen yang dihancurkan salah satunya diyakini kesepakatan pribadi dengan Cristiano Ronaldo, yang disebutkan dalam penyadapan telepon antara direktur klub tetapi penyelidik belum menemukannya.
(bay/pur)