Bulan September kemarin tidak berakhir ceria buat Barcelona. Dibantai berturut-turut di Liga Champions dan inkonsistensi di Liga Spanyol.
Sejak ditinggalkan Lionel Messi, Barcelona menjadi pusat perhatian. Banyak pertanyaan muncul, bagaimana era Blaugrana tanpa sosok La Pulga?
Tak ayal, Lionel Messi sudah 16 musim berseragam Barcelona. Messi bukan cuma menjadi mesin gol, tapi juga sebagai ikon klub. Messi dan Barcelona bagai siang dan malam, selalu melengkapi.
Maka apakah Barcelona bisa sukses tanpa seorang Messi? Well... performa di awal musim ini bisa jadi pertandanya.
Barcelona masih inkonsistensi di Liga Spanyol. Kalau di Liga Champions, nasibnya lebih remuk karena dua kali kalah beruntun.
Sungguh, bulan September ini bukanlah bulan yang ceria buat klub yang bermarkas di Catalunya itu.
Baca juga: Barcelona Kritis! |
Selama bulan September (di awal bulannya ada jeda internasional dulu), Barcelona memainkan tiga laga di Liga Spanyol dan dua laga di Liga Champions.
Hasilnya, Barcelona seri dua kali dan menang sekali di Liga Spanyol rinciannya seri kontra Granada (1-1) dan Cadiz (0-0) dan menang 3-0 atas Levante. Di Liga Champions, berturut-turut Barcelona kalah dari Bayern Munich dan Benfica dengan skor telak, masing-masing sama-sama 0-3.
Di Liga Spanyol, Barcelona lagi mandek di peringkat keenam klasemen sementara dengan koleksi 12 poin dari enam laga. Beda lima poin dari Real Madrid di puncak, namun Barcelona punya satu laga yang belum dimainkan.
Di Liga Champions, Barcelona sementara mengisi peringkat paling buncit di Grup E. Barca mengoleksi 0 poin dari dua laga, tertinggal dari Bayern Munich dengan enam poin, Benfica dengan empat poin, dan Dynamo Kyiv dengan satu poin.
Selama bulan September, banyak drama yang terjadi di Barcelona. Sosok yang jadi sorotan, tentu adalah sang pelatih Ronald Koeman.
(Halaman selanjutnya, masalah segudang Barcelona)
(aff/nds)