5 Fase Jadwal ISL yang Berpotensi Menimbulkan Masalah Kebugaran Pemain

5 Fase Jadwal ISL yang Berpotensi Menimbulkan Masalah Kebugaran Pemain

- Sepakbola
Selasa, 28 Jan 2014 11:45 WIB
Ilustrasi: ANTARA/Saiful Bahri
Jakarta -

Kasta tertinggi Liga Indonesia akan segera dimulai. Ya, kompetisi sepakbola "profesional" di Indonesia ini, yang tetap akan mengusung nama Indonesian Super League (ISL), akan dibuka pada 1 Februari 2014.

Setelah menjalani berbagai pertimbangan, sistem kompetisi dua wilayah pun akhirnya dipilih. Sebelas tim pada masing-masing wilayah akan bertarung untuk memperebutkan tiket-tiket ke delapan besar dan seterusnya.

Babak penyisihan ISL akan berlangsung dari tanggal 1 Februari dan berakhir pada 31 Agustus. Dalam rentang waktu tersebut, seperti pada kompetisi tahun-tahun sebelumnya, terdapat jeda-jeda kompetisi akibat adanya training camp tim nasional, pemilu, dan bulan ramadan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena adanya jeda-jeda kompetisi tersebut, babak penyisihan ISL sebenarnya bisa jadi dibagi ke dalam lima fase.



Fase pertama (1 Februari - 23 Februari 2014) adalah dari awal pembukaan ISL sampai dengan jeda training camp tim nasional untuk pertandingan Pra Piala Asia 2015.

Sementara itu pertandingan fase dua dimulai pada awal maret, setelah pertandingan Pra Piala Asia selesai. Namun fase kedua ini hanya berlangsung selama 12 hari, karena kompetisi kembali jeda karena adanya pemilu legislatif. Jeda pemilu legislatif ini berlangsung antara tanggal 18 Maret sampai 11 April 2014.

Setelah itu, fase ketiga dimulai selama 23 hari, dan akan berakhir pada tanggal 4 Mei karena adanya sejenak jeda kompetisi selama 12 hari. Jeda kompetisi ini berakhir pada tanggal 14 Mei, lalu akan dilanjutkan pertandingan fase empat.

Fase empat dimulai tanggal 14 Mei dan berakhir pada 10 Juni 2014. Fase empat berakhir karena kompetisi akan libur panjang menghadapi pemilu calon presiden dan bulan ramadan. Kompetisi dihentikan selama hampir dua bulan, lalu memasuki fase terakhir ISL tahun 2014.

Fase lima berlangsung selama 24 hari (mulai 6 Agustus hingga 31 Agustus 2014). Fase 5 menjadi penutup babak penyisihan kompetisi ISL dan akan dilanjutkan pada babak 8 besar.

Bermasalahnya Jadwal yang Padat

Melihat jadwal pertandingan ISL yang terpisah-pisah ini, maka timbul pertanyaan: kendala apa yang akan dihadapi setiap tim?

Jadwal yang terbagi dalam lima fase ini, memunculkan dua kondisi ekstrem yang mendatangkan masalah. Kondisi pertama adalah akan ada periode waktu saat tim harus bertanding dalam intensitas tinggi dengan waktu istirahat yang sangat minim.

Padahal, jadwal yang padat dan minim waktu istirahat sangat rentan menyebabkan cedera pemain. Performa pemain juga akan menurun ketika bermain dalam kondisi yang tidak prima.

Pada fase pertama, Persib Bandung, PBR, PSM, dan Persebaya akan menjalani 4 pertandingan kandang dan 2 pertandingan tandang. Artinya, keempat tim ini hanya akan memiliki waktu istirahat 2-3 hari untuk berlaga pada pertandingan berikutnya.

PSM bahkan harus menghadapi masalah tambahan karena harus berpindah-pindah kota dalam waktu singkat. PSM akan menjamu Mitra Kukar tanggal 7 Januari, lalu mesti tanding di Madura pada tanggal 11 Januari. Setelah mampir ke Lamongan tanggal 15 Januari untuk menghadapi Persela, "Juku Eja" pun harus sudah sampai di Makasar kembali tanggal 19 Januari untuk menjamu Persiba Bantul.

Pada fase empat, giliran Persik dan Persijap yang akan menghadapi masa-masa berat. Persik harus menjamu harus menjamu Barito pada tanggal 17 Mei sebelum kemudian terbang ke Palembang tanggal 21 Mei. Empat hari setelahnya, Persik sudah harus berlaga di Padang dan terbang ke Jakarta tanggal 30 Mei, lalu akhirnya kembali ke Kediri tanggal 4 Juni untuk menjamu Persijap.

Sementara itu, Persijap sendiri juga memiliki jadwal yang tidak kalah padat. Setelah menjamu Persita tanggal 19 Mei, mereka harus langsung terbang ke Kalimantan tanggal 23 Mei.

Tidak bisa berlama-lama di Kalimantan, Persijap harus segera ke Jakarta tanggal 27 Mei. Lalu, Persijap hanya punya waktu kurang dari tiga hari untuk segera sampai di Padang tanggal 30 Mei. Tidak selesai sampai situ, tanggal 4 Juni Persijap harus sudah berada di Kediri untuk menghadapi Persik.

Entah apa yang akan dilakukan manajemen Persijap, PSM, dan Persik untuk menghadapi efek dari perpindahan lokasi dan kepadatan jadwal itu.

Jadwal Longgar Juga Bermasalah

Masalah yang akan timbul berikutnya dari jadwal ISL itu adalah terdapat satu waktu ketika klub tidak bertanding dalam waktu yang lama. Bertolak belakang dengan masalah pertama, masalah kedua justru disebabkan oleh waktu pertandingan sangat longgar, sehingga tim baru bertanding kembali bahkan lebih dari 1 atau 2 bulan.

Sepintas, jadwal pertandingan yang longgar terlihat akan memberikan beban yang lebih ringan pula kepada para pemain. Namun, ternyata pada waktu-waktu inilah tantangan terberat bagi staf pelatih setiap tim ISL. Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa masa jeda kompetisi justru menjadi waktu yang sering membuat pemain terkena cedera.

Pada masa jeda kompetisi ini staf kepelatihan dibenturkan pada dua masalah. Pada satu sisi, pemain harus dijaga kondisinya agar tetap dalam performa terbaik, sehingga tidak terlambat panas ketika pertandingan kembali digelar. Pada sisi lain, pelatih tidak bisa memberikan porsi latihan yang terlalu berat karena akan membuat pemain rentan cedera.

Pada saat jadwal pertandingan sedang padat, secara psikologis, pemain sendiri akan lebih siap menghadapi beban berat. Tapi, saat jeda kompetisi, suasana liburan akan mempengaruhi psikologis pemain dalam kesiapan menerima latihan dengan intensitas yang tinggi.

Efeknya, otot-otot pemain akan menjadi lebih kaku dari biasanya. Latihan berat secara tiba-tiba justru akan membuat pemain terkena cedera sehingga tidak bisa berlaga pada saat pertandingan.

Ditambah lagi, pola hidup saat jadwal padat dan jadwal senggang bisa sangat berbeda. Saat jadwal padat, rasa khawatir tidak dapat memberikan performa terbaik pada pertandingan akan membuat pemain menjadi lebih disiplin mengatur pola makan, tidur, dan yang lainnya.

Sementara itu, saat waktu senggang, pemain cenderung tidak peduli dengan pola hidupnya. Hal ini juga yang kemudian membuat tubuh pemain tidak siap menerima beban latihan yang diberikan.

Cara Mengarungi Jadwal Aneh

Lalu pertanyaannya kemudian adalah bagaimana cara tim-tim ISL melewati jadwal yang tidak ideal ini?

Untuk masalah jadwal padat, beberapa tips sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya (baca: Pemulihan Maksimal Pascaturnamen Berat dengan Jadwal Superketat). Criothetapy atau mandi es menjadi metode yang terbukti ampuh untuk melewati jadwal pertandingan yang padat. Banyak tim kelas dunia yang selalu menerapkan metode ini untuk melewati ketatnya jadwal.

Sedangkan untuk jadwal senggang, tugas utama pelatih adalah untuk membuat pemain tetap bugar, namun jangan sampai membuat pemain cedera. Dengan begitu pemain akan selalu siap menghadapi pertandingan berikutnya.

Untuk dapat mencapai hal itu, selain masalah skill dan taktik, yang harus dipersiapkan pelatih adalah masalah mental dan fisik para pemain. Pelatih harus dapat menjamin bahwa kondisi mental dan fisik pemain dalam kondisi prima.

Bagaimana cara pelatih dapat memastikan bahwa para pemainnya berada dalam kondisi fisik dan mental yang prima? Salah satu caranya adalah dengan melakukan screening test, yaitu dengan mengecek faktor-faktor penting dari seorang pemain. Faktor penting yang dimaksud adalah aerobic power (VO2Max), anaerobic power, kelenturan otot dan kekuatan otot.

Atlet yang tetap berada dalam kondisi prima seharusnya akan mendapatkan hasil tes yang sama ketika pada masa kompetisi. Ketika pelatih menemukan angka yang lebih buruk, maka evaluasi harus segera dilakukan terhadap pemain tersebut.

Pelatih harus mengevaluasi bagaimana pola makan, gaya hidup, kondisi psikologis atlet tersebut ketika jeda kompetisi dimulai. Penurunan hasil dari beberapa faktor itu menjadi tanda bahwa pemain tersebut tidak dalam kondisi siap untuk menerima beban berat. Pemain seperti inilah yang kemudian akan sangat rentan terserang cedera ketika masa jeda kompetisi berlangsung.

Pemain juga jangan sampai dibiarkan melewati masa jeda kompetisi dalam suasana liburan. Suasana tim harus tetap terjaga agar atmosfer kompetisi tetap terasa pada diri setiap pemain, meski pertandingan berikutnya masih 1 atau 2 bulan kemudian.

Cedera, merupakan ancaman yang tidak akan pernah lepas dari diri atlet. Jeda kompetisi sekalipun bukan waktu yang membuat atlet terlepas dari ancaman ini. Untuk itulah sudah saatnya setiap klub ISL lebih memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini.

Selalu timbul pertanyaan dalam diri saya saat melihat banyaknya tim yang bisa mengontrak pemain-pemain asing nan mahal namun selalu beralasan kekurangan dana ketika ditanya tentang fasilitas kesehatan. Bahkan mengontrak dokter tim, ahli gizi, dan fisioterapis pun tidak dijadikan sebuah prioritas.

Sudah bukan waktunya lagi berpikir bahwa tim yang paling bertabur bintanglah yang akan memenangkan pertandingan. Sesungguhnya, pemain-pemain bintang itu menjadi tidak berguna ketika mereka tidak bisa berlari selama 90 menit.


====

* Akun twitter penulis: @aabimanyuu dari @panditfootball

(a2s/mfi)

Hide Ads