Baru-baru ini sepakbola Indonesia diselimuti duka dengan tewasnya seorang The Jakmania. Haringga Sirila di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Minggu (23/9/2018).
Haringga tewas dikeroyok Bobotoh sebelum laga Persib Bandung vs Persija Jakarta bergulir. Kematian suporter 23 tahun itu baru terungkap setelah laga selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Islah dari kedua kelompok suporter yang sejak tahun lalu gencar digaungkan tampak seperti pepesan kosong. Terlebih jumlah korban yang tewas dari kedua kubu sudah ada tujuh orang sejak 2012.
Permusuhan Bobotoh dan The Jakmania bukan satu-satunya di sepakbola Indonesia. Ada dua kelompok suporter besar lainnya yang pernah saling berseteru, yakni Pasoepati dan Bonek.
Pasoepati adalah kelompok suporter klub Persis Solo, sementara Bonek adalah pendukung Persebaya Surabaya. Mereka mulai ribut-ribut kurang lebih sekitar tahun 2008.
Sebelum saling berkelahi, dua kelompok ini punya hubungan sangat dekat. Tak heran juga jika melihat kedua kelompok suporter ini bercampur di satu tribune.
"Tahun 2000 itu kami sangat dekat dengan Bonek. Mungkin saat itu satu-satunya kelompok suporter dengan jumlah besar yang berani mengunjungi Bonek di Surabaya. Di sana kami disambut dengan ramah dan suka cita," kata mantan presiden Pasoepati, Mayor Haristanto, kepada detikSport.
"Tapi dalam perjalanan waktu ada sesuatu. Ya, maklum saja ini dinamika suporter. Tapi sekarang beruntung sudah bagus dan selesai," sambungnya.
Pada 2011 pihak Pasoepati sempat melakukan serangan saat Bonek hendak menuju Bandung. Kereta yang ditumpangi Bonek dilempari batu saat melintasi Solo.
"Kami memang pernah tidak akur dengan Pasoepati. Sering terjadi bentrok. Semua berjalan baik dengan memulai hubungan dari kelompok-kelompok kecil dan antar personal, yang tidak pernah diketahui oleh siap pun awalnya," kata pentolan Bonek, Andi Peci, dalam perbincangan dengan detikSport.
"Pertemuan tanpa syarat. Jika bertemu dengan syarat bakal sulit mencair, tidak mungkin kami menggugat persoalan-persoalan lama. Dua belah pihak sama-sama punya korban," sambungnya.
"Saya dan beberapa teman main ke Solo jenguk dedengkotnya. Mereka kaget waktu itu, namun perlahan muncul respons yang baik dan berkembang sampai ada kegiatan tanam pohon cinta. Hubungan kami membaik cuma butuh sekitar satu tahun, kok. Momentum kami waktu di kompetisi IPL," ungkap Andi.
(ran/din)