Suporter-suporter yang Belum Juga Dewasa

Review Liga 1 2019

Suporter-suporter yang Belum Juga Dewasa

Lucas Aditya - Sepakbola
Senin, 23 Des 2019 18:41 WIB
Kericuhan di Gelora Bung Tomo saat Persebaya Surabaya ditumbangkan PSS Sleman. (Foto: Moch Asim/pd/Antara)
Jakarta - Banyak kejadian di Liga 1 2019 yang menunjukkan suporter klub yang belum dewasa. Kericuhan suporter bahkan sudah terjadi pada laga pembuka.

PSS Sleman vs Arema FC menjadi pembuka Liga 1 2019. Duel di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 15 Mei diwarnai kejutan dengan kemenangan tim promosi atas juara Piala Presiden.

Super Elang Jawa menang 3-1 atas Singo Edan saat itu. Sayangnya, ada satu cela di balik kemenangan tuan rumah itu. Ada kericuhan suporter di tribune, yang sampai membuat Sekjen PSSI, Ratu Tisha, mengalami luka kecil di tangannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

'Kerusuhan' besar di laga Liga 1 2019 terjadi di Gelora Bung Tomo. Kali ini, Persebaya Surabaya yang menjadi tuan rumahnya, saat menjamu PSS Sleman.

Dalam pertandingan pada 29 Oktober itu, Bonek sampai membakar e-board juga merusak beberapa fasilitas stadion. Hukuman untuk Persebaya cukup berat karena kerusuhan itu.



Denda sebesar Rp 200 juta dijatuhkan untuk Persebaya oleh Komisi Disiplin PSSI. Ditambah dengan menggelar pertandingan tanpa penonton. Kerusakan pada GBT membuat Persebaya sempat terusir, mereka mesti menjalani laga di Stadion Batakan, Balikpapan.

Kerusuhan lainnya yang melibatkan tim Jawa Timur terjadi pada laga Persela Lamongan. La Mania melakukan protes pada pertandingan sesama tim papan bawah dengan Perseru Badak Lampung FC.

Setelah Alex Goncalves gagal mencetak gol lewat penalti, suporter di tribune masuk ke lapangan. Setelah tertunda, Persela akhirnya bisa menang 1-0.

Komdis PSSI memberikan hukuman berat untuk Persela. Denda Rp 200 juta dan hukuman menjalani laga tanpa penonton kandang dan tandang sampai akhir musim yang dijatuhkan oleh Komdis.


[Gambas:Instagram]


Hukuman itu kemudian diringankan oleh Komisi Banding PSSI. Sanksi laga tanpa penonton cuma untuk laga away Persela, sementara untuk dendanya naik menjadi Rp 250 juta.

Bukti lain dari belum dewasanya suporter klub Indonesia ada usai pertandingan Persib Bandung dengan Tira Persikabo. Maung Bandung mendapatkan lemparan batu usai pertandingan dengan The Army.

Persib bisa mencuri satu angka dengan membawa pulang hasil akhir 1-1 atas Tira Persikabo. Lempara batu ke bus pemain Persib membuat Omid Nazari dan Febri Haryadi terluka.

Kesadaran untuk menjaga fasilitas stadion juga masih minim. Perusakan yang dilakukan suporter saat pertandingan kandang terakhir Persija Jakarta menjadi buktinya.


Persija gagal menang saat melawan Persebaya Surabaya. Macan Kemayoran kalah 1-2. Sehari setelah pertandingan, baru diketahu bahwa beberapa fasulitas stadion seperti kursi, pagar, dan fasilitas di pinggir lapangan mengalami kerusakan.

"Memang ada deposit, pasti itu, tidak hanya Persija, siapapun yang menyewa akan memberi uang jaminan kepada kami kalau ada kerusakan," kata Hubungan Masyarakat PPK GBK, Dyah Kumala Sari, kepada detikSport, Rabu (18/12/2019).

"Tapi terlepas dari itu, siapapun pengguna GBK, meski ada uang jaminan tidak lantas melakukan apapun. Ini (GBK) bukan milik satu klub atau sekelompok orang, tapi milik negara," dia menjelaskan.

"Makanya kami selalu mengimbau tidak hanya suporter tapi siapapun untuk menjaga GBK. Imbauan ini untuk seluruh masyarakat untuk bisa menjaga GBK," imbaunya.



Suporter-suporter yang Belum Juga Dewasa



Hide Ads