Chelsea kembali gagal menang di Liga Champions, saat ditahan RB Salzburg pada matchday kedua Grup E. The Blues mengulang penampilan buruk di ajang tersebut.
Chelsea menjamu Salzburg di Stamford Bridge, London, Kamis (15/9/2022) dini hari WIB. Laga itu awalnya diyakini menjadi kebangkitan Mason Mount dkk.
Setelah kalah dari Dinamo Zagreb di Liga Champions, Chelsea diprediksi menang saat melawan Salzburg. Terlebih, klub London Barat itu itu kini dilatih Graham Potter, yang menggantikan Thomas Tuchel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melawan Salzburg, tanda-tanda Chelsea bangkit sempat terlihat. Setelah babak pertama imbang 0-0, Chelsea bisa memimpin dengan cepat selepas jeda.
Raheem Sterling sempat membawa Chelsea memimpin 1-0 di menit ke-48. Pemain yang baru direkrut musim panas lalu itu bisa memaksimalkan umpan Mason Mount untuk menjebol gawang RB Salzburg.
Namun, Chelsea tak bisa membuat gol lagi setelahnya. Malah gawang Kepa Arrizabalaga yang akhirnya dibobol Noah Okafor, yang kemudian memaksakan skor imbang 1-1.
Hasil ini menjadi kegagalan kedua Chelsea gagal mengemas kemenangan di fase grup Liga Champions. Sebelumnya, Chelsea sudah kalah 0-1 dari Zagreb.
Menurut Opta, laju Chelsea ini menjadi yang terburuk dalam dua dekade terakhir. Terakhir kali mereka gagal menang di dua laga awal fase grup Liga Champions, terjadi pada musim 1999/2000. Sudah dua kali Chelsea memulai Liga Champions dengan laju buruk seperti ini.
Artinya, Chelsea mengulang catatan buruk 23 tahun silam di Liga Champions. Pada musim 1999/2000 sendiri, Chelsea kemudian cuma bisa melaju sampai perempatfinal.
Kini, kegagalan menang di dua laga awal Grup E membuat Chelsea menjadi juru kunci dengan baru mendulang satu poin. Raksasa Premier League itu di bawah AC Milan (4), Dinamo Zagreb (3), dan RB Salzburg (2).
Lihat juga video 'Masalah Bisnis! Alasan Tuchel Dipecat Chelsea':