Jakarta - Pendanaan
pelatnas SEA Games 2019 Filipina yang cair lewat dua termin direspons negatif oleh sebagian cabang olahraga. Menteri Pemuda dan Olahraga (menpora),
Zainudin Amali, akan mengevaluasi.
Pencairan dana dengan pembagian 70 persen di awal dan 30 persen setelah laporan jadi berimbas kepada operasional pelatnas. Sejumlah atlet nasional tak menerima uang saku karena pengurus cabor memanfaatkan dana sebesar 70 persen untuk uji coba dan belanja peralatan. Sementara itu, honor atlet mengandalkan pencairan dana yang 30 persen di akhir.
Masalah itu muncul di pelatnas rowing yang berada di bawah
Pengurus Besar (PB) Persatuan Dayung Seluruh Indonesia (Podsi). Atlet-atlet pelatnas rowing tak menerima honor selama lima bulan.
PB Podsi pun meminta agar dana bisa didapatkan utuh di depan, sehingga seluruh transaksi bisa diselesaikan tepat waktu. Bagaimana respons Amali?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ambil keputusan kan harus diputuskan bersama tak bisa di dalam perjalanan kemudian diubah," kata Amali di Kantor Kemenpora, Senayan, Kamis (14/11/2019).
"Kami akan lihat, jika bagus tak diubah, jika tidak ya akan diubah. Jadi tunggu setelah SEA Games," ujarnya.
Cabor Juga Minta Revisi Pembagian Anggaran Berdasarkan Prestasi Selain itu, pengurus cabang olahraga meminta agar pemerintah merevisi pembagian anggaran berdasarkan prioritas di multievent dan raihan medalinya. Berkaca pelaksanaan pelatnas, dengan sistem cluster itu, pembinaan atlet elite dinilai tak bisa dilaksanakan secara kontinu.
"Ya tapi tak semuanya bertumpu di pemerintah dong. Makanya, kami akan lihat seperti apa. Kami sedang review tata kelola. Nah, yang tadi (cluster) itu masuk tata kelola, ini kita evaluasi soal anggarannya, manajemennya, semuanya," dia menjelaskan.
"Kami lihat mana yang terbaik dan tidak ada penyimpangan. Bisa diubah asal tidak ada penyimpangan dan tidak merepotkan," ujar Amali soal peluang pengubahan sistem anggaran.
"Kami juga akan bicara dengan cabornya. Misalnya, mereka mau melaksanakan pelatnas satu tahun, kemampuan negara hanya enam bulan. Nah, mana yang enam bulan itu yang akan cari jalan keluar," ujar politisi Golkar itu.
Berdasarkan skala prioritas, pemerintah membagi anggaran pelatnas SEA Games 2019 menjadi empat cluster. Cluster 1 merupakan cabor medali Olimpiade atau juara dunia, seperti bulutangkis dan angkat besi. Dengan modal itu, federasi yang menaungi menerima anggaran Rp 12-14 miliar.
Kemudian, cluster dua diisi cabang-cabang peraih medali emas Asian Games 2018, seperti dayung, pelatnas, dam tenis. Cabang olahraga ini dianggarkan menerima uang Rp 8-12 miliar.
Sementara itu, cluster tiga diisi oleh cabang olahraga dengan medali emas SEA Games dengan rincian Rp 6-8 miliar, dan cluster terakhir yang belum ada prestasinya, namun di single event khususnya Asia mereka meraih medali emas, jadi bisa dikirim ke SEA Games. Rincian anggarannya Rp 1,2-2 miliar.
Pembagian itu tak memuaskan pengurus cabang olahraga. Apalagi, dana diterima lewat dua termin, pertama 70 persen barulah setelah laporan pertanggungjawaban beres, dana dikucurkan lagi sebesar 30 persen.