Gagal Penuhi Target SEA Games, ISSI Punya PR Benahi Mental Pebalap

Gagal Penuhi Target SEA Games, ISSI Punya PR Benahi Mental Pebalap

Mercy Raya - Sport
Kamis, 19 Des 2019 18:09 WIB
Kabid Binpres PB PSSI Budi Saputra (Femi Diah/detikSport)
Jakarta - Balap sepeda gagal memenuhi target enam medali emas di SEA Games 2019 Filipina. Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) menyoroti mental pebalap.

PB ISSI mematok target tiga medali emas di SEA Games yang bergulir akhir November 2019. Tiga emas itu diprediksi dari mountain bike (MTB atau sepeda gunung) cross country putra, downhill putra, dan BMX putra.

Menjelang pembukaan SEA Games 2019, target itu dinaikkan. ISSI percaya diri membidik enam emas seiring untuk memenuhi target peringkat kedua dari instruksi Presiden RI Joko Widodo dengan perhitungan 60 emas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Alih-alih enam emas tercapai, balap sepeda Indonesia yang diperkuat 18 atlet hanya mampu menyumbang satu medali emas dari Aiman Cahyadi di nomor balap sepeda jalan raya Individual Time Trial (ITT) putra. Dia mencatatkan waktu 58 menit dan 37,003 detik.

Selain emas, ISSI meraih empat perak dan dua perunggu. Perak didapatkan dari Toni Syarifudin di BMX putra, Tiara Andini Prastika (downhill putri), road race ITT team putra, dan road race putra. Sementara perunggu diipersembahkan oleh Andy Prayoga dari downhill putra dan Ayustina Delia Priyatna (road race putri).

Dengan koleksi medali itu, Indonesia menempati urutan keempat klasemen akhir balap sepeda SEA Games 2019. Thailand menjadi juara umum dengan koleksi tujuh emas, dua perak, dan empat perunggu. Sementara itu, peringkat ketiga diisi oleh Vietnam dengan raihan dua emas dan satu perak.

PosisiNegaraEmasPerakPerunggu
1.Thailand724
2.Filipina344
3. Vietnam210
4.Indonesia142
5. Singapura012
6. Laos010
7. Malaysia001

Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB ISSI, Budi Saputra, emas meleset cukup banyak dari nomor-nomor road race. Dia seharusnya meraih empat emas, namun yang tercapai hanya satu.

"Apa yang kami persiapkan sebenarnya sudah di jalur yang benar, tetapi team time trial, contohnya, di 10 km terakhir Odie Purnomo Setiawan keram tak bisa bergerak akhirnya didorong temannya dan hanya mampu mendapat perak. Kemudian, di road race ME, awalnya kami mau turunkan Robin Manullang kemudian diganti oleh Muhammad Abdurrohman. Ya, mungkin tekanan tinggi dan all out-nya anak-anak sudah habis-habisan dan mungkin belum rezeki," kata Budi di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (19/12/2019).

"Aiman ini pun sebetulnya bukan kejutan. Tapi, kami dari tim pelatih yang tak ingin menyampaikan bahwa sebenarnya kami target empat emas, termasuk nomor Aiman. Kemudian gagal karena faktor teknis lapangan," ujarnya.

Dari nomor BMX putra yang memiliki I Gusti Bagus Saputra justru tak bisa berbuat banyak. Perak dipersembahkan oleh Tony.

"Saat lomba mental Bagus down. Dua heat terakhir dia ngedrop karena heat pertama dia melakukan kesalahan sendiri dan akhirnya tidak fokus," dia menjelaskan.

Tak Mau Dicap Gagal

Budi menampik hasil buruk di SEA Games menjadi indikator kegagalan PB ISSI. Budi juga tak bersedia jika balap sepeda khususnya di nomor BMX sebagai salah satu peluang besar mengirimkan atlet ke Olimpiade 2020 Tokyo disebut tak berhasil menggodok atlet pada jalur yang benar.

"Yang pasti persiapan SEA Games dan Olimpiade sangat berbeda. Jika Olimpiade lebih ke mental karena tak target medali. Sebab, mendapat tiket saja sudah bagus, impian mereka, melebihi impian medali SEA Games. Jadi persiapan mentalnya yang harus benar. Apalagi, dengan kejadian BMX, mental mempengaruhi ini yang harus dievaluasi," ujarnya.


Hide Ads