Sejatinya, Olimpiade jadi salah satu cara mendapatkan devisa yang besar bagi tuan rumah. Tapi kali ini gara-gara Corona, Tokyo kehilangan banyak cuan.
Olimpiade Tokyo 2020 sempat tertunda satu tahun lantaran pandemi virus Corona. Pesta olahraga multicabang sedunia itu baru bisa digelar tahun ini dengan tetap mengusung nama Olimpiade Tokyo 2020 untuk alasan pemasaran dan branding.
Olimpiade Tokyo akhirnya digelar juga dari tanggal 23 Juli sampai 8 Agustus mendatang. Karena masih dalam situasi pandemi, alhasil pertandingan digelar tanpa penonton.
Dilansir dari media Spanyol Marca, Tokyo yang sejatinya jadi tuan rumah Olimpiade harus menelan pil pahit. Tercatat, Tokyo kehilangan pemasukan dari Olimpiade kali ini sebesar 700 juta Euro atau setara Rp 11,9 triliun!
Gara-gara pandemi, banyak sponsor yang menarik diri. Apalagi, penonton dan turis dari seluruh dunia juga dilarang berkunjung ke Jepang.
Asal tahu saja, Tokyo menjadi destinasi favorit turis yang liburan ke Jepang. Per tahun rata-rata sejak tahun 2017 (sebelum pandemi Corona di pertengahan tahun 2020 sampai sekarang), Jepang dikunjungi 20-an juta turis.
Tentu, kedatangan penonton atau turis bakal menjadi pemasukan berlimpah bagi Tokyo. Turis bakal bermalam di hotel, melakukan aktivitas wisata lainnya, sampai berbelanja.
Rata-rata, turis bisa menghabiskan lima hari liburan di Jepang dengan dua malam di Tokyo dan sisanya mengunjungi kota-kota lain seperti Kyoto atau Osaka.
Sejak empat tahun lalu, Tokyo sudah gencar promosi Olimpiade 2020. Hotel-hotel berkelas dibangun, sarana transportasi ditambah, dan juga pemasaran Olimpiade sudah mendunia.
Sayang beribu sayang, pandemi Corona membuat Tokyo dan Olimpiade 2020 kalang kabut. Tokyo harus ikhlas, merugi di Olimpiade tahun ini.
(aff/yna)