Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Detik Insider

    Liga Inggris Mau Pekan ke-5, Langganan Streaming Bola Masih Layak?

    Isal Mawardi - detikSport
    Liga Inggris Mau Pekan ke-5, Langganan Streaming Bola Masih Layak? (Foto: Getty Images/Catherine Ivill) Liga Inggris Mau Pekan ke-5, Langganan Streaming Bola Masih Layak? (Foto: Getty Images/Catherine Ivill)
    Jakarta -

    Pemerintah menerbitkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pandemi Corona. Hal ini berdampak terhadap keberlangsungan acara nonton bareng (nobar) bagi penggemar sepakbola internasional. Tentu, layanan streaming multiplatform tv kabel menjadi andalan.

    Saluran streaming bola resmi over-the-top (OTT) di Indonesia dipegang oleh Mola TV. Mola menghadirkan hampir 70 pertandingan setiap pekannya mulai dari Liga Inggris, Liga Jerman, Liga Belanda, Liga Belgia, Liga China, Carabao Cup, hingga Piala Libertadores. Selain di tv pintar (smart tv), Mola TV juga dapat dinikmati di smartphone.

    Layanan streaming liga-liga top tersebut tentunya tidak gratis. Ada harga yang harus dikeluarkan oleh penggemar bola untuk dapat menyaksikan tim kesayangannya. Mola meyediakan paket 1 musim dengan biaya Rp 250 ribu.

    Apakah layak kita merogoh kocek Rp 250 ribu untuk langganan streaming satu musim meski saat ini liga sudah bergulir 4 pekan?

    Data dari pemerintah menyebutkan total angka kasus positif Corona di Indonesia sudah menembus 344.749 per hari Rabu (15/10/2020). DKI Jakarta punya total kasus paling banyak (90.266), diikuti Jawa Barat (total 28.529) dan Sumatera Barat (9.403).

    Melihat tingkat kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan, besar kemungkinan Corona belum teredam tahun ini. Bahkan WHO memprediksi vaksin virus Corona baru dapat diproduksi massal pertengahan 2021. Yang artinya pertengahan 2021 adalah akhir dari musim Liga Inggris 2020/2021. Berdiam diri di rumah dengan menikmati tayangan Liga Inggris tentu jadi hal yang bijak.

    Jika angka Rp 250 ribu menjadi hal yang diperdebatkan, mari kita bandingkan dengan negara-negara tetangga Indonesia. Singapura punya saluran tv kabel legal yang menyiarkan Liga Inggris. Namaya Singtel TV. Warga Singapura mesti membayar $49.90 atau setara Rp 741 ribu per bulan. Sekali lagi perlu ditegaskan, per bulan ya, bukan per musim. Jika dikonversi, maka penggemar bola di Indonesia dikenai Rp 47.500 saja setiap bulannya.

    Namun, hitung-hitungan di atas tak bisa jadi acuan karena pendapatan per bulan orang Singapura dan Indonesia berbeda. Rata-rata gaji per bulan warga Singapura yakni $4.437 atau setara Rp 65 juta. Sebagai contoh, gaji cleaning service di Singapura jauh lebih tinggi dibandingkan profesi yang sama di Indonesia.

    Sementara itu, warga Malaysia (Astro Tv) harus merogoh kocek Rp 524 ribu per bulan, Hongkong (PCCW Tv) Rp 419 ribu per bulan, Australia (Optus Tv) 208 ribu per bulan, dan Thailand (TrueVisions Group) Rp 132 ribu per bulan.

    Bagaimana jika dibandingkan dengan biaya untuk nobar?

    Penggemar bola tentu dikenai biaya pula saat nobar. Pengalaman penulis mengikuti sejumlah nobar di Bogor, Bandung, dan daerah Bekasi harganya relatif tak beda jauh. Rata-rata setiap nobar dikenai biaya Rp 15 ribu.

    Jika 1 bulan ada 4 pertandingan maka total pengeluaran menjadi Rp 60 ribu. Hal ini belum termasuk biaya transportasi/bensin, biaya jasa juru parkir, serta biaya cemilan. Diasumsikan pengeluaran untuk nobar per bulannya bisa mencapai Rp 80 ribu.

    Pengeluaran Rp 47 ribu per bulan untuk langganan streaming bola sepertinya tak rugi-rugi amat. Ditambah kita bisa melihat kembali cuplikan pertandingan ataupun menonton kembali pertandingan. Selain itu, kita juga bisa melihat gol atau penyelamatan terbaik setiap pekannya.

    Namun, bagi mereka yang tetap tak mau (mampu) membayar, maka hanya ada satu pelarian; streaming ilegal. Keterbukaan era digital saat ini memang menawarkan link streaming ilegal. Jika kita mengetik kata 'link streaming' di medsos, banyak sekali website-website streaming bola terlarang. Twitter sudah menindak tegas dengan mengancam akan menangguhkan akun yang menyebar link streaming ilegal, namun masih saja ada ratusan tautan yang dicuitkan.

    Kini sejumlah website streaming ilegal kian serius diperangi pemegang hak siar resmi. Media-media sepakbola terkemuka pun kian ramai merujuk ke yang resmi itu. Kini masyarakat pun relatif sudah mulai memiliki kebiasaan (dan kesadaran) baru dalam menonton pertandingan via streaming legal.

    Ada perbedaan mencolok antara streaming ilegal dan legal seperti Mola TV, yakni dalam hal delay. Tayangan pada streaming ilegal bisa terimbas delay hingga 120 detik. Artinya, pertandingan di atas lapangan sudah memasuki menit ke 42, namun siaran pada streaming ilegal baru memasuki menit 40.

    Sedangkan Mola Tv mengklaim delay siarannya tak lebih dari 10 detik. Tak hanya itu, lag juga sering terjadi pada tayangan streaming ilegal. Atau malah tiba-tiba ngadat sama sekali.

    Para pencari streaming ilegal ini di sisi lain juga bergantung pada siaran bola di tv tidak berbayar. Pada musim 2020/2021, salah satu tv swasta di Indonesia, NET TV, menghadirkan pertandingan Liga Inggris.

    Namun, tayangannya terbatas. Setiap minggunya ada dua pertandingan. Laga yang ditampilkan pun relatif berkategori non-big match. Sayang sekali, bukan, jika Manchester United vs Liverpool atau Chelsea vs Arsenal terlewatkan begitu saja?

    Terlebih musim ini persaingan klub di liga Inggris sangat sengit. Pemain bintang dari liga-liga Eropa berbondong-bondong ke Inggris seperti Thiago Alcantara (Liverpool), Kai Havertz (Chelsea), Timo Werner (Chelsea), Donny Van de Beek (Manchester United), Ruben Dias (Manchester City), hingga James Rodriguez (Everton).

    Di 4 pekan awal, Liga Inggris juga rutin menghadirkan kejutan. Tak disangka-sangka Everton dan Leicester meraih hasil gemilang. Belum lagi adanya tim promosi, Leeds United, yang mencuri perhatian lewat gaya mainnya di bawah komando Marco Bielsa.

    Jadi kesimpulannya, membayar Rp 250 ribu untuk dapat menonton liga terbaik dunia selama satu musim secara legal di rumah masing-masing di tengah pandemi Corona tentu merupakan hal yang layak banget. Masih banyak pekan-pekan (dan potensi drama) tersisa!

    ---

    Penulis adalah wartawan detikcom, yang kebetulan juga amat menggemari sepakbola Inggris. Bisa dihubungi di Twitter @isalomonkalou

    (isa/krs)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game