Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Pandit

    Mewajarkan Gareth Bale

    - detikSport
    Alex Livesey/Getty Images Alex Livesey/Getty Images
    Jakarta - <p>Beban bermain di klub sebesar Real Madrid tentunya sangat besar. Tapi apa yang dihadapi Gareth Bale lebih dari sekadar beban sebagai pemain <em>El Real.</em><br /><br />Status sebagai pemain termahal di dunia terus menghantuinya sepanjang ia membela tim sepakbola berjuluk <em>Los Galacticos </em>tersebut.<br /><br />Musim pertama berbaju Real Madrid berjalan lebih baik bagi Bale. Ia tak terlalu menghadapi tekanan berarti. Empat gelar berhasil dipersembahkannya untuk skuat asuhan Carlo Ancelotti tersebut selama 2013/2014. Apalagi ia turut menjadi faktor penentu kemenangan Madrid di partai puncak Liga Champions.<br /><br />Sayangnya itu tak berlanjut pada musim keduanya. Madrid dipastikan melewati musim 2014/2015 tanpa gelar setelah Barcelona memastikan diri menjadi juara La Liga usai mengalahkan Atletico Madrid pada pekan ke-37. Menyisakan satu pertandingan, selisih empat poin sudah tak mungkin lagi bisa dikejar Madrid. Sebelumnya mereka juga sudah tersingkir di Copa del Rey dan Liga Champions.<br /><br />Bale pun menjadi sorotan atas kegagalan-kegagalan yang diraih Madrid ini. Bahkan sejak awal tahun 2015, pemain yang kini berusia 25 tahun tersebut seringkali mendapatkan siulan bernada cemoohan dari pendukung sendiri. <br /><br />Dari sini terlihat besarnya ekspektasi pendukung Madrid pada Bale yang ditransfer melebihi nilai transfer Cristiano Ronaldo. Sementara Bale, nyatanya, dianggap bermain di bawah standar dan tidak memuaskan.<br /><br />Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada Bale? Layakkah ia mendapatkan cemoohan tersebut? Apakah pindah merupakan solusi terbaik untuk menyelamatkan karirnya?<br /><br /><strong>Menjalani Peran Berbeda di Real Madrid</strong><br /><br />Musim ini Bale telah bermain dalam 41 pertandingan di segala ajang. Dari jumlah penampilan tersebut ia mencetak 17 gol dan 10 <em>asisst.</em> Torehan golnya menjadi yang ketiga terbanyak Madrid setelah Ronaldo dan Karim Benzema.<br /><br />Sebagai seorang pemain sayap, tentunya torehan ini sudah cukup cemerlang. Tengok saja apa yang ditorehkan Eden Hazard. Pemain Chelsea ini dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Inggris dengan torehan 13 gol dan 9 <em>assist.</em> Jika ditotal dengan seluruh penampilannya musim ini, dari 43 penampilan di segala ajang, Hazard total mencetak 19 gol dan 10 <em>assist.</em><br /><br />Tapi perbedaan statistik yang tipis ini membedakan dengan tegas nasib kedua pemain. Bale tetap mendapatkan kritik tajam meski torehan golnya pada musim ini hanya kalah dua gol dari pemain terbaik Liga Inggris musim ini. Sedangkan Hazard, begitu dipuja-puja para pendukung Chelsea karena berkat aksinya Chelsea berhasil menjadi juara Liga Inggris.<br /><br />Inilah yang membedakan Bale dengan pemain lainnya di seluruh dunia. Sebagai pemain termahal dunia, ditransfer dari Tottenham Hotspur dengan nilai transfer 85 juta pounds, ia dituntut untuk selalu bermain sempurna. Ia dituntut untuk menggelontorkan banyak gol seperti dilakukan Ronaldo, yang juga ditransfer dengan biaya termahal dunia pada 2009, dengan 80 juta pounds.<br /><br /><img src="https://akcdn.detik.net.id/albums/sport-detik/bale1.jpg" alt="" width="460" height="332" /><br /><br />Ketika Madrid meraih hasil buruk, Bale kerap dikambinghitamkan. Pemain lulusan akademi Southampton ini dianggap bermain terlalu egois. Ia terlalu sering melepaskan tembakan dari luar kotak penalti ketimbang mengoper bola pada rekan setimnya yang memiliki posisi lebih baik untuk melepaskan tembakan.<br /><br />&ldquo;Ia tidak mau berusaha menyatu dengan tim walaupun telah lebih 20 bulan berada di Madrid,&rdquo; ujar reporter senior harian Spanyol <em>Marca</em>, Enrique Ortego.<br /><br />Inilah anggapan yang sebenarnya tak layak disematkan pada Bale. Karena sejatinya, gaya bermain terbaik Bale memang seperti itu: egois dan individualis. Hal ini pun pernah dikatakan oleh Frank Lampard, mantan lawannya di Liga Inggris.<br /><br />&ldquo;Dia adalah pemain yang memiliki sedikit ego. Tapi justru ia harus bermain lebih egois lagi untuk menjadi bintang yang lebih besar,&rdquo; ujar Lampard seperti yang dilansir <em>Skysport</em> pada 19 Februari silam.<br /><br />Pendapat Lampard ini cukup beralasan. Yang menjadikan Bale berharga 85 juta pounds adalah total golnya yang mencapai 31 gol bagi Tottenham dan timnas Wales pada musim 2012/2013. Dan dari ke-31 gol tersebut, banyak golnya yang dicetak berkat aksi individunya. Bahkan hampir setengahnya, 14 gol, ia lesakkan dari luar kotak penalti.<br /><br />Sekarang bandingkan dengan 39 gol yang telah ia cetak untuk Madrid dalam dua musim: hanya tujuh yang berasal dari luar kotak penalti. Di sini terlihat bahwa untuk mencetak gol, Bale harus berada di kotak penalti dan menunggu operan matang dari rekan setimnya.<br /><br />Statistik dari <em>whoscored</em> pun semakin menujukkan bahwa Bale memang harus egois. Pada musim 2012/2013, yang menjadi musim terbanyaknya ia mencetak gol, rata-rata tembakan yang ia lepaskan dalam satu pertandingan mencapai lima kali. Berbeda ketika selama ia membela Madrid, rataan tembakan yang ia lepaskan tak sampai menyentuh angka empat, hanya 3,3 kali per pertandingan.<br /><br />Torehan rataan tembakan ini jauh lebih sedikit dibanding Ronaldo yang telah mencetak 45 gol. Rataan tembakannya mencapai 6,3 per pertandingan. Lionel Messi yang mengoleksi 41 gol, mencapai 4,9 kali per game. Sergio Aguero yang mendulang 25 gol, butuh 4,5 kali tembakan per pertandingan. Pun begitu dengan Carlos Tevez yang menjadi top skorer Serie A Italia dengan 3,5 kali tembakan per pertandingan.<br /><br />Keberadaan Ronaldo dalam skuat Madrid memang membuat tugas utama Bale bukan lagi mencetak gol, melainkan sebagai tandem Ronaldo. Dan strategi ini sebenarnya telah sesuai rencana, di mana Ronaldo saat ini menjadi pencetak gol terbanyak di seluruh kompetisi Eropa.<br /><br />Namun sepakbola pada akhirnya kerap berakhir dengan soal hasil akhir, apalagi jika menyangkut tim seambisius Real Madrid. Torehan banyak gol yang diraih Ronaldo tak menghasilkan apa-apa bagi Madrid. Dan Bale yang dituntut mencetak lebih banyak gol dari torehannya saat ini, karena merupakan pemain termahal dunia, akhirnya mendapatkan sorotan.<br /><br />Selain peran yang berbeda, posisi Bale di Madrid pun berbeda dengan posisi yang ia mainkan ketika bermain cemerlang bersama Tottenham. Ini pun sebenarnya bisa menjadi alasan kuat mengapa Bale dinilai bermain di bawah standar.<br /><br /><strong>Memahami Keinginan Bale</strong><br /><br /><img src="https://akcdn.detik.net.id/albums/sport-detik/bale4.jpg" alt="" width="460" height="339" /><br /><br />Pada awal kariernya bersama Southampton, Bale bermain sebagai bek sayap kiri. Di Tottenham pun demikian. Ia kerap ditempatkan sebagai bek kiri oleh pelatih kala itu, Juande Ramos. Barulah ketika Spurs dilatih Harry Redknapp sejak musim 2008/2009, Bale mulai dicoba sebagai pemain sayap yang lebih ofensif.<br /><br />Namun Bale masih menjalani musim yang buruk. Dari 24 pertandingan di bawah asuhan Redknapp, tak sekalipun Spurs meraih kemenangan. Bale yang dianggap tak berkontribusi, nyaris dilepas ke Nottingham Forest, namun Bale menolak bermain di divisi <em>Championship.</em><br /><br />Kariernya semakin membaik ketika Redknapp mulai mengubah skema 4-4-2 ke 4-2-3-1 . Bale lebih mendapatkan keleluasaan dalam melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti. Hasilnya, sejak musim 2010/2011, Bale mulai rajin mencetak gol.<br /><br />Bale kemudian mulai ketagihan untuk mencetak gol. Namun sistem yang digunakan Redknapp tetap lebih mengandalkan penyerang sebagai pencetak gol utama, di mana saat itu Redknapp berharap penuh pada penyerang asal Togo, Emmanuel Adebayor.<br /><br />Bakat Bale dalam mencetak gol sendiri baru ditemukan oleh Andre Villas-Boas, eks pelatih Chelsea yang menggantikan Redknapp pada awal musim 2012/2013. Rahasia Villas-Boas memoles Bale menjadi pemain yang menggelontorkan banyak gol adalah dengan memberikan keleluasaannya dalam bermain, tak terpaku pada sistem.<br /><br />&ldquo;Gareth mendatangi saya. Tidak menangis, namun hanya mengeluh sedikit,&rdquo; ujar Villas-Boas menceritakan kejadian pada pra-musim 2012/2013, mengutip dari<em> FourFourTwo</em>. &rdquo;Ia mengatakan bahwa ia ingin aku membantunya untuk lebih menikmati karier sepakbolanya.&rdquo;<br /><br />&ldquo;Kami berbincang dengan baik. Aku pun berharap percakapan tersebut baik untuk kami berdua. Dan setelah itu dan seterusnya, gairah dan passion sepakbola Bale untuk menjadi pesepakbola terbaik semakin tinggi,&rdquo; tambahnya.<br /><br />Pembicaraan keduanya pun menghasilkan kesepakatan bahwa Bale akan ditempatkan di belakang penyerang tunggal. Namun untuk mengelabui lawan, Bale ditempatkan pada posisi sayap sebagaimana biasanya. Dari sayap, ia diperbolehkan untuk bergerak ke tengah, menggiring bola hingga kotak penalti, menunggu bola di kotak penalti, sampai untuk melepaskan jarak jauh ketika ia ingin. Tak heran gol-golnya sering tercipta dari tengah meski ia berposisi <em>winger.</em><br /><br /><img src="https://akcdn.detik.net.id/albums/sport-detik/bale3.jpg" alt="" width="460" height="353" /><br /><br />Hasilnya memang dahsyat. Bale mencetak 21 gol dari total 66 gol yang dicetak Spurs. Ia pun tercatat sebagai pemain dengan rataan jumlah tembakan per pertandingan terbanyak kedua setelah Luis Suarez yang kala itu masih menjadi penggawa Liverpool. Ia pun dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Inggris, pemain muda terbaik, dan pemain terbaik versi pandit Inggris musim 2012/2013.<br /><br /><em>Free role</em> ini yang menghasilkan banyak gol bagi Bale. Namun di sisi lain, peran yang dimainkan Bale tersebut menghadirkan sisi lemah bagi lini pertahanan Spurs. Sisi kiri yang kerap ditinggalkan Bale, kerap dimanfaatkan kesebelasan lawan untuk memasuki area pertahanan Spurs. Alhasil, dari 38 pertandingan, Spurs kebobolan 46 gol, terbanyak dibanding kesebelasan papan atas Liga Inggris lainnya saat itu.<br /><br />&ldquo;Peran tersebut <em>[free role]</em> sangat fantastis. Anda bisa pergi ke mana pun dan menemukan ruang untuk mempengaruhi permainan selama 90 menit,&rdquo; ujar Bale ketika ditanyai tentang penampilannya. &ldquo;Aku terus melatih peran baruku ini sepanjang musim dan bekerja keras untuk taktik dari manajer. Jadi apa yang kami raih bukan kebetulan.&rdquo;<br /><br />Bersama <em>The Lily Whites </em>Bale pun seringkali ditunjuk sebagai eksekutor tendangan bebas. Pada musim terbaiknya tersebut, ia mencetak lima gol via tendangan bebas, satu di antaranya kala berseragam Wales.<br /><br />Hal inilah yang tak ditemukan Bale bersama Madrid. Bale hanya akan menendang tendangan bebas ketika Ronaldo memberinya kesempatan. Dalam dua musim, ia hanya empat kali mencetak gol dari tendangan bebas bagi Madrid. Ini dikarenakan ia jarang mendapatkan kesempatan menjadi eksekutor bola mati meski catatan tendangan bebasnya lebih baik dari Lionel Messi dan Andrea Pirlo.<br /> <br />Padahal sebenarnya Madrid mendapatkan banyak sekali hadiah tendangan bebas pada musim ini. Hanya saja Ronaldo selalu menjadi algojo tendangan bebas tersebut, meski sebenarnya kapten Portugal ini sempat puasa gol cukup lama dari situasi tendangan bebas.<br /> <br />***<br /> <br />Di Madrid, Bale harus kembali bermain dengan sistem. Ia tak lagi mendapatkan free role seperti yang ia mainkan pada musim terakhirnya bersama Spurs. Ditambah lagi ia ditempatkan sebagai pemain sayap kanan.<br /> <br />Bale yang mencoba mengembalikan performanya dengan bermain sedikit egois pun justru tak mendapatkan dukungan dari para pendukung Madrid. Alih-alih mendukung, para pendukung Madrid pun justru memberikan tekanan berlebih padanya dengan memberikan siulan ketika ia menggiring bola.<br /> <br />Tak sampai di situ. Kritik pun terus dilontarkan media Spanyol pada Bale. Ini tentunya akan semakin membuat Bale dalam posisi tersudut. Rumor-rumor kepindahannya terus diangkat seolah mereka ingin mengusir Bale dari Madrid.<br /> <br />Bale bermain &lsquo;di bawah standar&rsquo; karena ia tak mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya. Dimulai dari peran, posisi, bahkan dari tendangan bebas sekalipun. Maka sebenarnya wajar penampilan Bale tak seperti ketika ia membela Spurs di bawah asuhan Villas-Boas.<br /> <br />Ancelotti, atau siapapun pelatih Madrid jika Ancelotti didepak, harus bisa menggabungkan dua pemain free role dalam skuatnya: Bale dan Ronaldo. Selama hanya Ronaldo yang diandalkan, Bale akan terus dikambinghitamkan. Dan jika situasi ini tidak berubah, kepindahan Bale dari Madrid akan sangat mungkin bisa terjadi, cepat atau lambat.<br /> <br /><img src="https://akcdn.detik.net.id/albums/sport-detik/bale2.jpg" alt="" width="460" height="310" /><br /> <br />===<br />* Penulis anggota redaksi @PanditFootball dengan akun twitter: <a class="ProfileCard-screennameLink u-linkComplex js-nav" href="https://twitter.com/ardynshufi" data-aria-label-part="">@<span class="u-linkComplex-target">ardynshufi</span></a><br /><br /></p> (Andi Abdullah Sururi/Rossi Finza Noor)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game