Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Pandit

    Kesempatan Bermain di Tim Utama dan Risiko Karier Pemain Muda

    Abimanyu Bimantoro - detikSport
    Jakarta - <p>Selalu ada pemain-pemain muda yang muncul ke permukaan di setiap musim kompetisi. Di musim ini sebutlah nama-nama Harry Kane, Raheem Sterling, Paulo Dybala, dan Hakan Calhanoglu -- sebagai contoh pemain yang masih sangat muda tapi sudah diberikan kepercayaan dari klubnya untuk berada di tim inti.<br /><br />Sebuah laporan survey yang dikeluarkan<em> CIES football observatory</em> menunjukkan, dari 5 liga top di Eropa, ternyata pada musim ini Liga Inggris menjadi liga yang paling sedikit memberikan kesempatan pada pemain di bawah usia 21 tahun. Sedangkan yang terbanyak adalah Liga Prancis.<br /><br />Liga Inggris hanya memberikan 5,3% dari seluruh waktu pertandingan dalam satu musim kepada pemain-pemain berusia di bawah 21 tahun untuk bermain. Liverpool (19,8%) dan Tottenham (18,9%) adalah yang paling banyak memberi kesempatan kepada <em>youngster</em>-nya. Sedangkan Sunderland dan Stoke City adalah yang sama sekali tidak memberikan kesempatan kepada pemain muda di sepanjang musim ini.<br /><br />Di Liga Prancis, dari total waktu pertandingan selama satu musim, klub-klub Ligue 1 memberikan kesempatan 12,1% di antaranya kepada pemain-pemain muda. Monaco menjadi klub yang paling banyak dengan 34,6% dari total keseluruhan waktu pertandingan.<br /><br />Sedangkan untuk ketiga liga lainnya, La Liga Spanyol memberikan 8%, Bundesliga memberikan 7,8% dan Serie A Italia memberikan 5,5% dari total waktu pertandingan dalam satu musim kepada pemain-pemain muda. Maka dari hasil ini, bisa dikatakan Inggris dan Italia menjadi liga yang tidak banyak memberikan kesempatan bermain kepada pemain-pemain muda di bawah 21 tahun.<br /><br /><img src="https://akcdn.detik.net.id/albums/detikfinance/grafikyoungster.jpg" alt="" width="559" height="1355" /><br /><em>[Waktu bermain yang diberikan kepada pemain di bawah usia 21 tahun di 5 liga besar Eropa. Sumber: survey CIES football observatory]</em><br /><br />Apakah arti dari semua ini? Apakah ini berarti pemain-pemain muda sebaiknya tidak memilih klub-klub liga Inggris dan Italia pada masa mudanya? Apakah klub-klub di Liga Inggris dan Italia tidak baik karena tidak memberi kesempatan kepada pemain muda?<br /><br />Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin terlihat mudah untuk dijawab. Namun ternyata pertanyaan ini mendatangkan perdebatan di kalangan para ahli.<br /><br />Pemain sepakbola memang tidak memiliki waktu karier yang cukup panjang. Rata-rata mereka memiliku tidak lebih dari 20 tahun berkarier sebelum pensiun. Karena itu, memulai karier sedini mungkin menjadi impian bagi sebagian besar pesepakbola. Selain karena akan membuat kesempatan karier mereka yang lebih panjang, itu juga akan mempercepat mereka untuk menjadi pemain besar.<br /><br />Beberapa pemain yang memiliki kualitas permainan luar biasa memang berhasil mencapai hal ini. Sterling misalnya, sudah memulai debutnya di Liverpool pada usia 17 tahun. Atau pemain muda asal Norwegia, Martin Odegaard, berhasil menjalani debut pada usia 16 tahun 157 hari bersama Real Madrid.<br /><br /><img src="https://akcdn.detik.net.id/albums/detikfinance/odegaard.jpg" alt="" width="460" height="325" /><br /><br />Namun, apakah baik membiarkan atlet bermain pada level profesional saat masih sangat belia? Hingga kini memang belum ada penelitian yang berhasil menjawab kapan waktu yang tepat bagi seorang pemain untuk masuk ke dunia profesional. Namun, memang tidak ada yang memungkiri bahwa ada risiko tersendiri jika membiarkan pemain memasuki dunia profesional pada usia muda.<br /><br />Asosiasi sepakbola Inggris setuju akan adanya risiko ini. Mereka mengatakan bahwa pada usia belia, pemain-pemain masih mengalami pertumbuhan pada otot dan tulangnya sehingga masih rentan mengalami cedera. Ketika mereka bermain di level internasional, seringkali mereka bermain dalam jumlah pertandingan yang sangat banyak, sehingga pertumbuhan otot dan tulang mereka akan terhambat.<br /><br />Hal ini akan berbahaya buat tubuh si pemain itu sendiri. Menurut ketua bagian medis dan pelatihan sains FA, Alan Hodson, beberapa cedera yang sering terjadi pada pemain-pemain usia muda adalah punggung, lutut, betis, dan ankel. Dan lebih buruk lagi, cedera yang terjadi pada masa pertumbuhan ini akan rentan menjadi cedera kambuhan. Hal ini tentu saja akan sangat berbahaya bagi perjalanan karier pemain tersebut.<br /><br />Mantan bintang tim nasional Inggris, Michael Owen, adalah salah satu pemain yang menjadi korban akibat memulai karier tim senior terlalu dini. Dalam sebuah artikel di blog pribadinya Owen menceritakan dirinya memulai kariernya bersama tim senior Liverpool sejak masih berusia 17 tahun pada musim 1996/1997. Sejak itu ia langsung menjadi pilihan utama di setiap pertandingan. Dimulai musim 1997/1998 hingga musim-musim berikutnya, Owen dalam satu musim menjalani tidak kurang dari 40 pertandingan.<br /><br />Imbasnya, karier Owen pun mulai menurun justru pada usia-usia produktif. Di usia 26 tahun cedera demi cedera mulai menyerang dirinya hingga klubnya ketika itu, Real madrid, melepasnya ke klub lain. Ia pun harus kembali ke Inggris dan membela Newcastle United. Dari situ Owen terus gagal untuk kembali bangkit. Ia pun tidak lagi menjadi pilihan utama bagi klub-klub yang ia bela setelah itu, dan akhirnya pensiun di usia 34 tahun.<br /><br />Owen membandingkan kariernya dengan pemain seangkatan dengan dirinya: Steven Gerrard. Sama seperti Owen, Gerrrad juga berhasil menarik perhatian Liverpool saat masih belia. Ia menjalani debut pada usia 18 tahun di musim 1998/1999. Bedanya, Gerrard tidak langsung menjalani musim yang penuh. Pada musim pertamanya Gerrard hanya menjalani 13 pertandingan. Ia baru mulai melalui jadwal yang padat pada musim ketiganya bersama tim senior Liverpool. Dan inilah, menurut Owen, yang membuat perjalanan kariernya berbeda dengan apa yang dialami Gerrard.<img style="float: right; margin: 7px;" src="https://akcdn.detik.net.id/albums/detikfinance/owen1.jpg" alt="" width="256" height="309" /><br /><br />FA khawatir jika pemain muda diberikan beban terlalu berat sejak masih muda. Mungkin karena itu jika terlihat penurunan waktu bermain yang diberikan kepada pemain-pemain muda di Liga Inggris. Jika kita melihat dari hasil catatan yang dikeluarkan oleh <em>Football Observatory, </em>pada pada tahun 2005 Liga Inggris memberikan 10% dari total waktu bermain kepada pemain muda. Dan kini jumlah tersebut berkurang setengahnya.<br /><br />Sedangkan Italia memang sudah sejak lama tidak memberikan beban terlalu banyak kepada pemain muda. Pemain-pemain Italia memang cenderung muncul ke tim senior lebih lambat ketimbang pemain-pemain muda dari negara lain. Dan mungkin karena itulah pemain-pemain Italia memiliki umur karir yang lebih panjang.<br /> <br />Meski begitu, memberikan kesempatan bermain di tim senior juga memiliki keuntungan bagi pemain muda. Di sisi lain, dengan bermain di tim senior pemain akan merasakan kondisi bermain yang lebih kompetitif sehingga dapat meningkatkan kemampuannya.<br /> <br />Penelitian di bidang <em>sport science</em> pun masih terus berlanjut soal kapan waktu yang tepat untuk memasukkan pemain muda ke tim senior. Hal ini tentu juga akan sangat bergantung kepada sang pemain itu sendiri. Karena proses pertumbuhan otot dan tulang antara satu pemain dengan pemain lainnya bisa berbeda-beda.<br /> <br />Pada intinya, sebenarnya memang harus dilakukan penyesuaian terhadap beban bermain seorang pemain muda. Memberi beban berlebih akan membahayakan karier pemain tersebut. Sedangkan tidak memberikan kesempatan kepada sang pemain juga akan merugikan karena perkembangan karier mereka bisa sangat terlambat. Karena itulah dibutuhkan penyesuaian yang bijak dari para pelatih agar bisa membuat perjalanan karier pemain muda berlangsung lancar hingga mereka pensiun.<br /> <br />====<br /> <br />* Penulis adalah editor <a href="http://panditfootball.com/"><span style="color: #008000;"><strong>Pandit Football Indonesia</strong></span></a>, beredar di dunia maya dengan akun @aabimanyuu<br /> <br />** Foto-foto: Getty Images<br /><br /></p> (a2s/roz)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game