Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Pandit

    Bagi Premier League, Televisi Telah Berubah Fungsi

    Frasetya Vady Aditya - detikSport
    Jakarta -

    Televisi bukan cuma kotak ajaib yang menampilkan realita dalam kehidupan; bukan cuma panggung pertunjukan yang menghadirkan drama tak karuan. Televisi, bagi sebagian orang, adalah mesin penghasil uang.

    Hal tersebut dirasakan benar oleh Operator Liga Inggris, Premier League. Liga Inggris merupakan kompetisi sepakbola dengan nilai siar paling tinggi di dunia. Sejumlah keuntungan pun dirasakan Premier League dengan tidak menjual nama kompetisi kepada pihak luar.

    Premier League ingin menjaga “kemurnian” kompetisi tanpa embel-embel sponsor pada nama kompetisi. Mulai musim 2016/2017, tidak akan ada lagi embel-embel “Carling”, “Barclaycard”, ataupun “Barclays”. Untuk menyebut Liga Inggris, kita hanya perlu menyebut dan menuliskannya cukup dengan “The Premier League”.

    Kerja sama dengan perusahaan siaran memang tidak main-main. Pada termin pertama atau pada musim 2013/2014, 2014/2015, dan 2015/2016, Premier League menjalin kerjasama yang bernilai 3,1 miliar pounds untuk siaran domestik dan 2 miliar pounds untuk siaran luar negeri.

    Untuk termin kedua atau pada musim 2016/2017, 2017/2018, dan 2018/2019, nilai kerjasama tersebut meroket menjadi 5,1 miliar pounds untuk siaran domestik dan 3 miliar pounds untuk siaran luar negeri.



    Tambang Emas Kesebelasan

    Ada harga yang mesti dibayarkan bagi seseorang untuk bisa masuk televisi. Namun, ada pula yang mendapatkan ganjaran saat seseorang muncul di layar televisi. Jangan heran jika pengusaha dari luar Inggris kini mulai tertarik untuk membeli saham tim-tim di Divisi Championship, divisi kedua Liga Inggris, dengan harapan tim tersebut bisa promosi di masa depan.

    Naik tingkat ke Premier League jelas menghadirkan keuntungan besar. Nilai tawar kesebelasan terhadap sponsor menjadi lebih tinggi, dan tentu saja secara otomatis mereka mendapatkan jatah pembagian hak siar secara merata dan sebagian lainnya ditentukan berdasarkan klasemen akhir di liga.

    Liga Primer Inggris merupakan kompetisi yang dikelola oleh kesebelasan itu sendiri, lewat operator bernama Premier League. Ini yang membuat Liga Primer Inggris mampu memberikan keuntungan besar bagi kesebelasan karena mereka bukan pihak ketiga yang juga menginginkan keuntungan dari kerja sama pengelolaan liga. Keuntungan bagi Premier League sama artinya dengan keuntungan bagi kesebelasan itu juga.

    Ini bisa dilihat dari bagaimana hampir meratanya pendapatan tim Liga Primer Inggris dari hak siar. Untuk hak siar pada termin pertama, kesebelasan peringkat ke-20, sudah pasti mengantongi 60-an juta pounds pada akhir musim. Angka ini lebih besar ketimbang kesebelasan yang menjadi juara Liga Champions, yang “hanya” mampu mengumpulkan 50-an juta pounds sebagai prize money.

    Berdasarkan Telegraph, Chelsea sebagai juara musim 2014/2015 berhak mendapatkan 52,5 juta pounds yang juga diterima oleh semua kesebelasan sebagai pembagian hak siar, 18,75 juta pounds berdasarkan jumlah pertandingan yang disiarkan langsung, dan 24,7 juta pounds sebagai merit money atau uang prestasi sesuai dengan peringkat pada klasemen akhir liga. Total, Chelsea berhasil mengantongi hampir 100 juta pounds.



    Modal di Bursa Transfer

    Semakin besarnya pembagian hak siar, membuat kesebelasan penggembira macam Newcastle United, Sunderland, Everton, hingga Aston Villa, mendapatkan keuntungan lain. Memang cukup sulit buat mereka untuk menandingi penampilan Chelsea, Manchester City, Arsenal, dan Manchester United di liga, tapi bukan hal yang mustahil buat mereka untuk berkompetisi di Eropa.

    Pemasukan di atas 60 juta pounds membuat tim penggembira mampu bertahan hidup. Selain itu, mereka pun bisa membangun skuat dengan pemain-pemain dan staf yang lebih baik.

    Secara tidak langsung besarnya nilai hak siar ini dapat menunjang penampilan kesebelasan Inggris terutama saat bertarung di kompetisi Eropa. Mereka pun mampu membuat persaingan di liga kian ketat.

    Contohnya pada musim lalu di mana persaingan untuk menghindari zona degradasi yang begitu ketat. Bahkan, Newcastle United hampir terdegradasi andai tak memenangkan pertandingan terakhir dan Hull City tak kalah dari Manchester United.

    Besarnya pemasukan menjadi motif lain bagi pemilik klub untuk memberi “semangat” pada timnya agar bisa terus bertahan di Premier League. Kalau bisa stabil, setidaknya mereka bisa membangun basis massa yang lebih besar guna mengaktifkan pemasukan yang belum dimaksimalkan seperti penjualan merchandise di Asia.

    Pembelian pemain-pemain ini bisa menjadi salah satu alasan tim penggembira menarik massa. Misalnya mereka membeli pemain Korea yang diprediksi mampu meningkatkan nilai klub tersebut di Korea.

    Televisi Sebagai Penghasil Uang

    Apa yang dilakukan Liga Primer Inggris sejatinya bisa dilakukan oleh operator liga manapun di dunia. Sebagai perbandingan, berdasarkan Deutche Welle, kompetisi Liga Jerman “hanya” mendapatkan pemasukan dari hak siar televisi sebesar 680 juta pounds. Ini tentu amat jauh jika dibandingkan dengan Premier League yang mencapai 5 miliar pounds.

    Salah satu alasannya karena sistem dari pemilik operator itu sendiri. Saat operator liga dimiliki oleh kesebelasan, maka tidak ada motif lain dari mereka untuk mendapatkan keuntungan. Tim kaya tidak bisa memberi keputusan seenaknya, karena harus menghadapi 19 tim lain.

    Ini yang tidak terjadi di Liga Spanyol karena untuk urusan hak siar diberikan kepada masing-masing kesebelasan. Ini membuat Barcelona dan Real Madrid mendapatkan pemasukan yang jauh lebih besar ketimbang kesebelasan lainnya. Pasalnya, Barcelona dan Real Madrid memiliki nilai tawar yang jauh lebih tinggi ketimbang Levante, misalnya.



    Lain halnya dengan Premier League yang menjual nama besar Manchester United, Liverpool, Arsenal, Chelsea, hingga Manchester City dalam satu paket penawaran. Penawaran tersebut mencakup tim lain yang nilainya dianggap lebih rendah.

    Karena Premier League dimiliki oleh tim itu sendiri, maka tim besar tak bisa meminta jatah atau bagian yang lebih besar. Ini yang membuat 50% pemasukan dari hak siar domestik dibagi rata antara 20 kesebelasan. Untuk mencapai rasa keadilan, maka diperkenalkan istilah merit money yang nilainya semakin tinggi tergantung dari posisi tim di liga.

    Selain itu, terdapat pula pemasukan yang berbeda yang dihitung dari seberapa sering pertandingan disiarkan secara langsung di domestik. Ini yang membuat Manchester United mendapatkan jumlah yang lebih besar ketimbang Arsenal di peringkat ketiga. Pasalnya, siaran langsung MU lebih banyak ketimbang Arsenal. Dalam total pendapatan hak siar, MU mengumpulkan 93,75 juta pounds, sedangkan Arsenal 93,45 juta pounds.

    Televisi di Masa Depan

    Dengan sistem yang ada saat ini, sulit untuk menepikan fungsi televisi di masa depan sebagai penghasil uang. Klub di Inggris beruntung karena sistem Premier League memastikan mereka mendapatkan pembagian secara merata meskipun mereka bukan tim besar.

    Kerja sama ini bukan hanya meningkatkan nilai satu atau dua kesebelasan, melainkan liga secara keseluruhan. Klub setuju untuk bertanding pukul 12 siang agar pertandingan bisa disiarkan pukul 7 malam di Jakarta. Klub pun setuju agar hari Jumat dimasukan ke dalam hari pertandingan, agar tidak ada pertandingan yang disiarkan bertabrakan maupun terlalu malam.

    Liga Spanyol maupun Liga Italia masih menyelenggarakan pertandingan pukul 1.30 pagi waktu Indonesia, sedangkan Liga Inggris hanya melakukannya pada pertandingan tengah pekan. Memang terdapat banyak hal terutama sosiokultural sebelum memutuskan hal tersebut. Namun, kerugian yang didapatkan (bertanding di tengah terik matahari) tidak sebanding dengan keuntungan materi yang dihasilkan.

    Televisi membuat sejumlah manusia tunduk karenanya. Namun, buat mereka yang cerdik dan tak egois, televisi dibuat tak ubahnya mesin anjungan tunai mandiri yang menghadirkan uang cash segar setiap musimnya


    ====

    * Akun twitter penulis: @Aditz92 dari @panditfootball

    (a2s/krs)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game