The Curious Case of Mikel Arteta: The Arsenal Captain (?)

Mari kita cek ke berbagai sumber dan jawab pertanyaan berikut ini: Siapa kapten Arsenal sekarang? Ternyata jawabannya masih sama dengan musim lalu: Mikel Arteta.
Pada kenyataannya, karier Arteta di Arsenal sedang 'menghitung hari'. Kontraknya memang baru saja diperpanjang oleh Arsene Wenger pada awal bulan Juli 2015 ini. Tapi sejujurnya, perpanjangan kontrak tersebut tidak lebih dari sekedar formalitas.
Gelandang asal Spanyol ini sudah lama absen dan hanya bermain 11 kali sepanjang musim lalu. Sepertinya sosok seorang kapten akan menimbulkan tanda tanya besar untuk Arteta. Apakah ia benar-benar kapten Arsenal? Kapten di dalam dan di luar lapangan tentunya.
Di dalam lapangan, kebenaran sosok kapten pada diri Arteta akan langsung terjawab pada kalimat pertama di paragraf sebelum ini. Pemain berusia 33 tahun ini telah kehilangan sebagian besar musimnya karena cedera pergelangan kaki.
Kalaupun ia sehat walafiat, posisinya di tim utama juga tidak terjamin 100% akibat dari semakin menjanjikannya Francis Coquelin yang memegang peran kunci di lini tengah Arsenal musim lalu bersama dengan Aaron Ramsey.
Kejanggalan dalam peran kapten di Arsenal
Kasus aneh ini bukan hanya terjadi sekali, nyatanya ini adalah kedua kalinya dalam tiga tahun terakhir yang menunjukkan bahwa kapten Arsenal hanya formalitas saja.
Thomas Vermaelen mungkin telah berhasil mengangkat Piala FA, tapi selama musim 2013/14 ia hanya menjadi penghangat bangku cadangan, atau bahkan bangku penonton, dan bangku operasi.
Bek asal Belgia itu terus-menerus cedera dan berjuang untuk membangun kembali karirnya di Barcelona, setelah Azulgrana dengan anehnya bersedia membayar 15 juta poundsterling sebagai harga tebusan bagi bek versatille yang pesakitan itu. Musim lalu ia hanya bermain sekali di Liga Spanyol.
Wenger telah memiliki daftar kapten yang janggal sejak Tony Adams pergi. Selain Vermaelen, lima kapten lainnya telah Wenger jual dalam 10 tahun terakhir: Patrick Vieira dijual ke Inter Milan, Thierry Henry dijual ke Barca, William Gallas malah pindah ke rival Arsenal (Tottenham Hotspur), Francesc Fabregas juga dijual ke Barca, dan Robin van Persie meninggalkan Arsenal untuk memenangkan Liga Primer bersama dengan Sir Alex Ferguson di Manchester United.
Tampak janggal memang, bahwa manajer dan kesebelasan begitu terobsesi dengan stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang, tapi seringkali sembrono ketika memilih kapten kesebelasan. Kesembronoan ini bukan hanya pilihan kepribadian si kapten, tapi banyak sekali macamnya.
Wenger selalu beralasan bahwa kesebelasannya 'sedikit sial karena mental yang buruk' saat kalah pada pertandingan besar. Para suporter The Gunners setidaknya mengharapkan Wenger untuk mempertimbangkan pilihan pemain yang bonafid dalam posisi kapten untuk membantu menanamkan mentalitas itu.
Berkata bahwa Wenger selalu salah pilih memang tidak sepenuhnya tepat. Tapi, hampir semua kapten pilihannya sudah berperan dengan sangat efektif hanya untuk kemudian meninggalkan kesebelasan atau menderita cedera.
Menilai peran kapten dalam sepakbola
Tidak ada hak istimewa bagi seorang kapten di olahraga sepakbola menurut perspektif Laws of the Game. Secara umum, kapten adalah mereka yang bisa berdiskusi dengan wasit dan bertanggung jawab atas perilaku kesebelasan mereka.
Pemain menghampiri manajer atau pelatih mereka di sela-sela pertandingan untuk arahan taktis. Tidak seperti di olahraga kriket, peran kapten sepakbola adalah sebatas seremonial atau inspirasional.
Jadi, apa gunanya memiliki seorang kapten? Mereka bertemu wasit dan kesebelasan lawan satu jam sebelum kick-off, dan harus bertindak sebagai jalur penengah antara pemain dan manajemen. Idealnya, seorang kapten ada di antara kesebelasan dan suporternya. Ini mungkin sederhana, tapi hampir selalu terabaikan.
Peran ini bervariasi, namun menjadi kapten adalah tugas yang sangat sulit jika seorang kapten bukanlah pemain yang langganan muncul dalam susunan sebelas pemain inti.
Bagaimana dia bisa bertindak sebagai perantara jika dia tidak ada di atas lapangan? Kekhawatiran ini sekarang berpengaruh kepada pilihan manajer, yaitu kesesuaian mereka sebagai pemimpin.
Beberapa suporter Arsenal misalnya telah menyarankan Ramsey atau Jack Wilshere sebagai kapten, tetapi mereka dinilai masih relatif muda sehingga membuat Wenger sebaiknya mencari pemain yang lebih berpengalaman.
Dengan memilih pemain seperti Henry, Fabregas, dan Van Persie, untuk memakai ban kapten di masa lalu, kapten menjadi sesuatu yang Arsenal benar-benar dipikirkan matang-matang.
Kapten memimpin rekan-rekannya di atas lapangan, hampir selalu mencetak gol atau berperan besar dalam memenangkan pertandingan. Ketika Wenger meninggalkan model ini, dengan (tanpa mengurangi rasa hormat) menunjuk Gallas dan Vermaelen, sosok kapten tiba-tiba menjadi masalah lagi; masalah yang Wenger tidak ingin akui sebagai masalah yang penting dalam skema besar menjalankan sebuah kesebelasan sepakbola.
Bandingkan dengan John Terry di Chelsea, Steven Gerrard di Liverpool musim lalu, Vincent Kompany di Manchester City, bahkan Wayne Rooney di Manchester United. Kesebelasan besar selalu memiliki kapten yang berpengaruh bagi kesebelasannya.
Peran Arteta sebagai kapten yang dipertanyakan dan ancaman dari Coquelin
Ini semua membawa kita kembali kepada Arteta, seorang pemain yang tampaknya memenuhi kriteria kapten (captain material): berdedikasi, profesional, mengayomi, dan konsisten. Atribut ini, dikombinasikan dengan kepribadiannya yang kalem, permainannya yang sangat efisien, seperti yang ia tunjukkan juga di Everton sebelum ia pindah ke Arsenal pada 2011, membuatnya mendapatkan ban kapten pada musim panas 2014.
Lulusan 'La Masia' ini berjuang untuk kesebelasannya sepanjang musim lalu. Sebelum cedera, ia mengakhiri musim dengan akurasi operan mencapai angka 92%. Mantan pemain Real Sociedad ini selalu memanjakan rekan-rekan setimnya dengan operan-operan yang ciamik.
Hobi Wenger untuk memainkan dua gelandang (misalnya dalam formasi 4-2-3-1) tapi tidak menyediakan pemain petarung, membuat Arteta harus bekerja ekstra keras untuk menjadi pengoper ulung sekaligus mesin di lini tengah.
Bukannya kami ingin menyalahkan Wenger, tapi peningkatan volume latihan Arteta di gym (untuk meningkatkan kemampuan fisiknya demi menunjang perannya di Arsenal) mungkin adalah faktor utama yang membuat Arteta lebih rawan cedera daripada sebelumnya.
Selama empat musim di Arsenal, Arteta selalu bermain dari posisi yang lebih mendalam. Sedangkan musim lalu, kemitraan yang efektif antara Coquelin dengan Ramsey, Wilshere, atau Santiago Cazorla membuat Arsenal memiliki kombinasi pengoper ulung dan mesin di lini tengah yang konsisten.
Coquelin telah membawa perspektif dan dimensi lain untuk pasukan Wenger, terutama ketika mereka bermain tandang. Dari 22 pertandingan di Liga Primer, Coquelin berhasil mencetak 5 peluang, meluncurkan 59 tekel yang bersih, melakukan 79 intersep, dan memenangkan 63% duelnya.
Jadi, bagaimana dengan musim 2015/16 nanti? Wenger tentunya ingin mempertahankan Coquelin sebagai kartu as di lini tengah Arsenal. Ia mungkin tidak akan sering menurunkan Arteta (jika ia tidak cedera) walaupun ia bisa saja berguna untuk menjadi pilihan dalam mempertahankan penguasaan bola terutama ketika 'Gudang Peluru' menghadapi lawan yang lebih inferior.
Satu hal yang jelas, kontrak Arteta sudah diperpanjang selama satu tahun ke depan. Di berbagai sumber juga masih disebutkan bahwa Arteta adalah kapten Arsenal. Namun, akan bisa diterima kalau kita berhipotesis jika musim ini adalah musim terakhir Arteta di Arsenal jika ia tidak bisa tetap fit dan bermain maksimal untuk memberikan dampak bagi tim London utara.
Dengan skenario terburuk, ini berarti Arsenal harus mencari atau menunjuk kapten baru mereka di musim depan (2016/17); atau bahkan langsung menunjuk kapten baru untuk musim ini. Bisa jadi Per Mertesacker (wakil kapten musim lalu), Cazorla (kapten ke tiga musim lalu), Ramsey (kapten kesebelasan negara Wales), Alexis Sánchez (pemain Arsenal yang paling besinar musim lalu), atau bahkan Petr Cech yang baru didatangkan dari rival mereka, Chelsea.
Apapun yang terjadi, itu akan dilakukan dengan profesionalisme yang maksimal. Arteta telah menjadi kapten yang sangat populer di luar lapangan bagi The Gunners dan akan menjadi kerugian (sepertinya) jika ia pindah.
Jadi, kembali kami harus bertanya: Siapa yang bisa menggantikan Arteta sebagai kapten Arsenal dan membantu Wenger membangun dinasti berikutnya? Atau ini pertanyaan yang lebih fundamental: Apakah kapten sebegitu berpengaruhnya di sepakbola?
===
* Penulis anggota redaksi @PanditFootball dengan akun twitter: @DexGlenniza