Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Pandit

    Andorra: Kisah Sepakbola dari Negara Tetangga Spanyol

    Zakky BM - detikSport
    Jakarta -

    Tidak ada yang bisa dibanggakan dari sembilan kali bermain di babak penyisihan grup B kualifikasi Euro 2016 dengan menelan seluruh pertandingannya dengan kekalahan. Belum lagi total kebobolan mereka yang mencapai angka 34 gol, membuat rataan kejebolan mereka menjadi 3,8 gol per-pertandingan. Meski ada yang lebih buruk dalam urusan kejebolan, yaitu Gibraltar dengan 56 gol, namun prestasi negara Andorra ini bukanlah hal yang harus dirayakan.

    Andorra juga sempat menjadi buah bibir media massa di Indonesia karena tim nasional kita (Indonesia) pernah mengalahkan tim nasional mereka dengan (hanya) skor tipis 1-0 pada awal tahun 2014 lalu di Estadio Luis Suner Pico, kawasan Valencia, Spanyol.

    Meskipun unggul, nyatanya saat itu tak ada yang bisa dibanggakan oleh Indonesia, karena Andorra hanya berkutat di peringkat 190-an, sedangkan Indonesia pada saat yang sama berada di peringkat 150-an FIFA. Lagipula, gol semata wayang tersebut tercipta dari titik putih.

    Jauh setelah pertandingan uji tanding tersebut, negara mungil yang luas wilayahnya tak lebih besar dari Kota Jakarta ini sempat kembali mencuat beberapa pekan lalu karena disebut-sebut di hampir seantero harian olahraga Spanyol dan dunia karena pernyataan Javier Tebas selaku presiden La Liga dan Miguel Cardenal selaku menteri olahraga Spanyol tentang kemerdekaan Catalunya.

    Mereka menyebut Catalunya tidak bisa mengikuti kompetisi olaharaga di Spanyol karena terbentur undang-undang keolahragaan Spanyol dan satu-satunya negara tetangga yang dibolehkan mengikuti kompetisi di Spanyol hanyalah kesebelasan dari negara Andorra, yaitu FC Andorra, yang sudah berkompetisi di Spanyol sejak 1948 lalu. [Baca juga: Menyoal Isu Catalunya, Barcelona dan Kemungkinan Retaknya Liga Spanyol]


    Tak heran memang karena FC Andorra ini memang salah satu kesebelasan tertua di negaranya dan menjadi tulang punggung dari tim nasional mereka. Lebih spesial lagi, pada hari ini, 15 Oktober 2015, FC Andorra akan merayakan hari ulang tahun mereka yang ke-73, yang jika dibandingkan dengan kemerdekaan Indonesia, hanya terpaut tiga tahun lebih tua saja. Padahal secara konstitusi, negara Andorra sendiri baru mendapatkan referendum kemerdekaan pada bulan Maret 1993.

    Kiprah FC Andorra memang selalu luput dari perhatian media massa di Spanyol, tempat mereka bernaung dan berkompetisi. Jangankan FC Andorra yang keberadaannya antah berantah dan jauh dari pusat hiruk-pikuk Catalunya di Kota Barcelona, karena kesebelasan seperti RCD Espanyol yang berdomisili di Barcelona saja sulit untuk bersaing baik secara prestasi dan pemberitaan media massa dengan FC Barcelona.

    Namun meski begitu, FC Andorra bukannya tak pernah membuat heboh media massa. Kesebelasan macam Barca dan Espanyol pernah mereka hempaskan dalam kompetisi bertajuk Copa Catalunya di musim 1993-94.

    FC Andorra menghentikan langkah Barca dalam babak semifinal kompetisi tersebut dengan skor agregat 2-1. Kemenangan tersebut mengantarkan mereka ke babak final dengan menghadapi Espanyol. Meski sempat bertarung tanpa gol di waktu normal, FC Andorra akhirnya meraih trofi pertama dan satu-satunya dalam sejarah mereka dengan menaklukkan Los Periquitos, julukan dari Espanyol, dengan skor 4-2 di babak adu penalti.

    Di level liga, kesebelasan kurcaci yang berjuluk El Tricolors tersebut pernah bermain di divisi Segunda B (divisi tiga) Liga Spanyol dari tahun 1987 hingga 1998. Ini merupakan prestasi terbaik mereka selama mereka berkiprah dalam kompetisi liga Spanyol.

    Namun bukan hanya FC Andorra yang bernaung di negara Andorra. Sejak bergulirnya Liga Nacional de Futbol pada tahun 1995 lalu, atau tepat setahun setelah federasi sepakbola mereka terbentuk pada 1994, tercatat terdapat delapan kesebelasan yang bertanding di divisi satu dan 14 tim yang bertanding di divisi dua.

    Uniknya, pada level divisi dua di piramida kompetisi sepakbola Andorra, terdapat lima kesebelasan yang bertajuk sebagai tim B (tim reserve) dari kesebelasan utama yang bertanding di divisi satu. Sistem seperti ini diadopsi dari piramida sepakbola di Spanyol yang mengizinkan tim B dari sebuah kesebelasan untuk bertanding di liga, dengan catatan tidak dalam satu divisi dengan tim utama mereka.



    Contohnya jelas jika di Spanyol, Barcelona B dan Real Madrid Castilla misalnya, mereka takkan bisa promosi ke divisi Primera La Liga sampai kapanpun karena tim utama Barca dan Real Madrid masih bernaung disana. Begitu pula di Andorra, FC Santa Colonma B takkan bisa promosi selama tim utama FC Santa Colonma masih ada di divisi satu Liga Andorra.

    Namun ada cerita unik dari tim reserve FC Santa Colonma yang menginginkan promosi ke divisi satu Liga Andorra dan akhirnya mengganti nama klub mereka dengan nama UE Santa Colonma, serta memisahkan diri dari FC Santa Colonma pada musim 2007-08. Mereka (UE Santa Colonma Akhirnya) bisa promosi dan bahkan membuat UE Santa Colonma B untuk bersaing di divisi dua. Sedangkan FC Santa Colonma pun tak kehabisan akalnya untuk membuat kembali tim reserve mereka yang diberi nama FC Santa Colonma B untuk bersaing dengan sang tetangga tersebut.

    Kemajuan sepakbola Andorra pun ditandai dengan bergabungnya Grup Becier sebagai sponsor divisi satu liga Andora tersebut. Grup Becier yang telah berdiri sejak 1945 ini memang salah satu grup bisnis yang terkemuka di bidang penjualan dan impor aksesoris otomotif khususnya dunia mobil. Jelas ini salah satu keuntungan bagi pihak liga setidaknya dalam lima musim ke depan.

    Namun, berbeda dengan divisi dua Liga Andorra, mereka mengadakan kerja sama dengan salah satu badan pariwisata PQP di Andorra dan diberi nama Liga Biosphere. Tujuan dari badan pariwisata tersebut adalah mempromosikan Andorra sebagai tujuan pariwisata di Eropa dan meraih pengakuan dunia (UNESCO) dengan mendapat sertifikat khusus. Kota Barcelona dan Val d'Aran sudah memiliki sertifikat tersebut namun untuk level negara, sampai saat ini belum ada yang mampu mendapatkannya dan Andorra berambisi untuk hal tersebut. Kerja sama ini berlangsung satu musim saja dan mempunyai opsi perpanjangan kotrak per musimnya nanti.

    Masuknya perusahaan besar untuk menyokong keberadaan kompetisi sepakbola di Andorra jelas menjadi salah satu suntikan tersendiri bagi para pesepakbola di sana yang kabarnya sampai saat ini masih berstatus semiprofesional. Para pemain mereka pun kebanyakan mempunyai pekerjaan lain selain bermain sepakbola di akhir pekan untuk menghidupi diri dan keluarganya.

    Federasi sepakbola Andorra juga bukan tak peduli dengan regenerasi pemain muda mereka. Sejak tahun 1998 lalu, sekolah sepakbola nasional yang mereka beri nama L'ENFAF dibuka untuk menjaring bakat-bakat sepakbola di seluruh negeri. Fasilitas lapangan untuk pemusatan latihan juga dibuka oleh federasi sepakbola Andorra yang diberi nama Centro Deportivo de Alas pada tahun 2008 lalu dengan bantuan dana dari proyek Hattrick UEFA dan FIFA Goal. Ini adalah salah satu bentuk dedikasi badan tertinggi sepakbola di Eropa tersebut dengan persepakbolaan di salah satu negara anggota termuda di UEFA ini.

    Kini, memang sepakbola Andorra harus bersusah payah terlebih dahulu membangun fondasi masa depan lewat pembinaan pemain muda dan pengembangan fasilitas sepakbola. Keberadaan FC Andorra yang berkompetisi di Spanyol juga menjadi keuntungan tersendiri bagi tim nasional karena mampu menghadirkan atmosfer yang lebih kompetitif apalagi jika mereka mampu menanjak ke kompetisi divisi segunda B atau divisi segunda A nantinya.

    Namun untuk saat ini, biarkan harapan untuk melangkah berbicara lebih banyak di kancah internasional seperti Piala Eropa atau bahkan Piala Dunia mesti mereka kubur dalam-dalam dahulu setidaknya sampai beberapa edisi mendatang. Toh, negara Islandia saja perlu lebih dari sepuluh tahun untuk bisa lolos ke ajang bergengsi seperti Piala Eropa. Karena bukan mustahil juga nantinya Andorra akan mampu berbicara banyak di level sepakbola Eropa jika pengembangan bakat muda sepakbola mereka berjalan dengan sukses.


    ====

    * Akun twitter penulis: @bmzakky dari @panditfootball

    (a2s/din)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game