Bendera di Pesawat Kontrol itu Soal Kemerdekaan yang Belum Selesai

Bahkan kesebelasan besutan Giovanni De Biassi tersebut berhasil lolos dengan menggeser Denmark dengan duduk di peringkat dua Grup I kualifikasi Euro 2016. Maka Albania berhak lolos langsung dan mengakhiri penantian selama 61 tahun.
Dalam beberapa waktu terakhir ini, Lorik Cana dkk. memang penuh dengan kejutan. Begitu juga dengan aksi para pendukungnya. Sebelum laga ketujuh Grup I saja, bus skuat Serbia diberi kejutan selamat datang dengan lemparan batu ketika dalam perjalanan dari bandara menuju hotel di Albania.
Pada pertemuan pertama antara kedua rival itu di Stadion Partizana, Belgrade, Serbia, pada 15 Oktober 2014 pun terjadi sebuah insiden adanya drone --pesawat kontrol-- yang membawa sebuah bendera bewarna hitam. Pada bendera itu tergambar bagian wilayah negara warna merah dan simbol Albania yang diapit dua orang pria. Di bawah gambar wilayah Albania itu tertulis kata "Autochthonous", menyinggung tentang konflik Serbia yang enggan melepas Kosovo.
Bendera dari drone yang membuat ricuh pertandingan Serbia dengan Albania tersebut diklaim dilakukan oleh seorang suporter Albania bernama Ismail Morinaj. Pria 33 tahun itu ditangkap kepolisian Albania di Tirana, Ibu Kota Albania, jelang laga putaran dua Grup I Kualifikasi Euro 2016 antara Albania menghadapi Serbia di Stadion Elbasan Arena, Kamis, 8 Oktober 2015.
Morinaj diklaim sebagai pengontrol drone yang membawa bendera itu pada pertandingan antara Serbia dan Albania di putaran pertama. Dikabarkan pesawat kontrol itu dikendalikannya di sebuah gereja seberang Stadion Partizana. Bendera itu seakan membawa pesan yang mewakili para suporter Albania, atau kebebasan sepenuhnya rakyat Kosovo dari klaim teritorial Serbia.


(Foto: AFP/Andrej Isakovic)
Autochthonous
Secara bahasa autochthonous lebih merujuk kepada situasi sosial yang mengacu kepada indigenism atau autochthonism tentang identitas etnis. Ideologi itu terkait dengan masyarakat adat dan sering menjadi bagian konotasi politik.
Kosovo terus menjadi perdebatan atas deklarasi kemerdekaan sepihaknya dari Serbia pada 2008. Pihak Serbia tetap tidak mengakui kemerdekaan Kosovo dan itu didukung negara-negara lain seperti Republik Rakyat Tiongkok dan Rusia.
Pelepasan Kosovo sulit bagi Serbia apalagi jika mengingat pada abad 13 dan 14 menjadi pusat politik dan spiritual kekaisaran Serbia. Sementara itu, Albania tetap bersikukuh jika etnis mereka berada dalam rakyat Kosovo terkait kekaisaran Ottoman yang turut membawa pengembala Albania dari dataran tinggi lembah subur Kosovo.
Namun, dari arsip-arsip secara umum tidak menjelaskan dengan tegas karakter etnis dari penduduk wilayah tersebut karena catatan menunjukan bahwa demografi Kosovo begitu banyak campuran pada dominasi etnis Serbia dan Albania pada waktu berbeda. Belum ada juga bukti konklusif bahwa identifikasi Albania adalah mayoritas penduduk di Kosovo sebelum pendudukan Ottoman.
Kendati demikian, etnis Albania lebih memberontak pada wilayah ini. Salah satunya kata autochthonous terletak di bawah gambar wilayah Albania pada bendera yang diterbangkan Morinaj tersebut. Memiliki pesan yang jelas tentang desakan kepada serbia tentang autochthonous agar Kosovo bisa bebas karena merupakan bagian dari etnis Albania.
Figur Nasionalis Pemberontak Albania
Pada bendera dari drone tersebut ada dua sosok pria mengapit gambar wilayah kenegaraan Albania. Dua pria itu rupanya memiliki peran penting tentang gerakan-gerakan reformasi negara tersebut sejak perang pertama.
Seorang pria di sebelah kiri itu bernama Isa Boletini. Dirinya merupakan figur nasionalis pemberontak Albania di Kosovo pada 1910 silam ketika melawan Serbia pada perang pertama.
Boletini pada awalnya merupakan anggota geraekan Albania untuk menyatukan empat wilayah kekaisaran Ottoman orde pertama yakni Kosovo, Shkordra, Manastir dan Ioannina, terlibat juga pada pertempuran Slivova melawan pasukan Turki pada 22 Aril 1881.
Pada 1898 sampai 1899 pun ia sempat dipercaya untuk melindungi masyarakat Serbia Ortodoks di wilayah Mitrovica dan disokong medali dan pasokan senjata dari Kerajaan Serbia. Tapi kekejaman melalui pembantaian, pemerkosaan, pemerasan, penjarahan dan pengusiran etnis Serbia lokal, membuat Boletini membangkang.

Memasuki Mei 1909 pun ia mulai melakukan perlawanan kepada kebijakan hak nasional Albania ketika adanya ekspedisi militer ke Kosovo untuk menolak membayar pajak yang wajib dibayarkan ke Istanbul, Turki. Akibatnya, pertempuran berdarah terjadi dan desa dibombardir para tentara Turki. Rumah-rumah pun dilalap api.
Boletini pun mengomandoi sekitar enam ribu orang Albania untuk menunjukkan rasa ketidakpuasan kepada pemerintahan Serbia, salah satunya tentang keputusan Duta Konferensi di perbatasan wilayah keduanya tersebut. Pasukan arahannya pun berhasil mengusir pasukan Serbia dari kota-kota seperti Gostivar, Struga dan Ohrid.
Tapi, pada 23 Januari 1916, ia dibunuh ketika sedang melakukan negoisasi antara Albania dengan Montenegro. Belotini sedang berstatus tahanan di Podgorica, Montenegro. Kematiannya melahirkan perang di Montenegro. Hebatnya, Belotini sempat membunuh delapan orang dahulu sebelum meninggal.
Jasanya masih dikenang publik Albania maupun Kosovo. Pada 10 Juni lalu merupakan hampir satu abad kematiannya. Ratusan orang menghadiri penguburan ulang di Desa bagian utara Mitrovica, Kosovo. Rencananya lokasi itu akan dijadikan kuil penghormatan Belotini.
Pendiri Gerakan Nasionalis dan Pemimpin Albania Era Modern
Sementara itu sosok pria sebelah kanan bernama Ismail Qemal. Ia merupakan pendiri gerakan nasionalis Albania dan kepala negara pertama dalam era modern negera tersebut.
Qemal memulai karir sebagai pegawai negeri era Ottoman dengan reformasi liberal pada 1859 sampai 1877. Dalam era itu juga ia mengambil bagian dalam upaya standarisasi alfabet Albania dan membentuk asosiasi budaya negara.
Ia pun berperan penting mempromosikan aturan konstitusional. Tak hanya itu, ia juga memajukan kepentingan nasional Albania dalam era Ottoman terutama ketika mengalami pengasingan di Anatolia Barat.
Perjanjian rahasia yang ditandatanganinya dengan pemerintah Yunani merupakan bagian penting aliansi antara kedua negara tersebut untuk melawan Kekaisaran Ottoman. Pada perjanjian tersebut berisi kesepakatan jika batas masa depan Yunani-Albania harus terletak di pegunungan Acroceraunian, Himara Utara.

Konsentrasi karier politiknya pada nasionalisme Albania melawan Revolusi Turki Muda pada 1908. Kemudian bergabung dengan pemberontakan Albania pada 1911 dan memimpinnya di sebuah desa Montenegro menyusun sebuah memorandum bernama Buku Merah untuk Kekaisaran Ottoman dan Eropa khususnya di Ingggris.
Sampai pada akhirnya Qemal menjadi tokoh utama dalam pemebtukan Deklarasi kemerdekaan Albania dan Albania Independen pada 28 November 1912. Upayanya itu menandai hampri 500 tahun pemerintahan Ottoman di Albania.
Gerakan Qemal untuk memerdekakan Albania terus mendapatkan perlawanan dari Pro Ottoman Albania yang dikirim kekaisaran Ottoman untuk memberontak dan mengembalikan kedaulatan mereka. Sampai Qemal terpaksa tinggal di pengasingan Paris dengan dana yang minim.
Tapi, dari situlah ia terus mempromosikan dukungan untuk gerakan-gerakan kemerdekaan Albania dan berlanjut ke Italia walau sempat dicegah pemerintah setempat. Pada akhirnya ketika sedang menmpromosikan dukungan itu di Italialah Qemal meninggal karena serangan jantung. Tepatnya pada 24 Januari 1919, satu hari setelah peringatan tiga tahun wafatnya Boletini.
***
Beberapa simbol pada bendera yang dikendalikan Morinaj tersebut mewakili gerakan-gerakan perlawanan dari Albania maupun Kosovo kepada Serbia. Hal itu dilihat dari kata autochthonous itu sendiri atau sosok Belotini dan Qemal.
Morinaj seolah mengirim pesan visual mengenai pemberontakan dari klaim teritorial Kosovo-Albania kepada Serbia, seperti dahulu yang pernah dilakukan Belotini dan Qemal pada perang Balkan pertama yang diisyaratkan masih belum selesai sampai sekarang. Atau bahkan bisa saja bendera tersebut merupakan isyarat Morinaj kepada FIFA agar sepakbola Kosovo diakui secara legal kepada dunia.
Maka, jangan heran jika pada Piala Eropa 2016 nanti hal seperti itu akan kembali terulang.
====
*penulis biasa menulis untuk situs @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @RandyNteng
(roz/din)