Manajemen Olahraga (Bagian 3 - Habis)
Pengembangan Olahraga Melalui Promosi dan Manajemen pada Acara Olahraga

Bagian 1: Peran Penting Kebijakan Pemerintah dalam Memajukan Olahraga Sebuah Negara
Bagian 2: Strategi Kebijakan Olahraga yang Membawa Kesuksesan
***
Sekarang ini olahraga harus dilihat sebagai sebuah peluang di mana kesehatan masyarakat ada di dasar manfaat. Artinya ini wajib terpenuhi. Sementara itu prestasi hanya tinggal mengikuti jika masyarakat kita sudah bisa memiliki budaya olahraga yang baik.
Tidak adanya jalan pintas untuk kesuksesan olahraga di sebuah negara adalah sesuatu yang harus disadari oleh para pemangku jabatan di pemerintah, terutama di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
[Grafik perkembangan angka partisipasi olahraga di Jepang. Sumber: Osaka University of Health and Sport Sciences]
Di Jepang, promosi melalui kampanye "Sports for All" dilakukan tidak lebih sebentar daripada 50 tahun. Untuk kesehatan masyarakat, sekarang ini mereka memiliki angka partisipasi yang tinggi. Seperti yang bisa dilihat pada grafik di atas, hampir 60% masyarakat Jepang setidaknya berolahraga rutin satu minggu sekali.
Hal ini berdampak pada kesehatan masyarakat, di mana saat ini ada lebih dari 50.000 orang tua di seluruh Jepang yang usianya mencapai angka di atas 100 tahun, yang menjadikan negara tersebut menjadi negara dengan tingkat umur tertinggi (the most lifelong).
Sementara untuk prestasi, lebih banyak lagi contoh yang bisa diambil. Itulah mengapa salah satu pendekatan yang biasa dilakukan oleh pemerintah dalam menyukseskan olahraga di masyarakatnya adalah melalui promosi olahraga.
Ada dua pendekatan dalam promosi olahraga, yaitu mempromosikan olahraga dan melakukan promosi melalui olahraga.
Mempromosikan olahraga adalah promosi yang ditujukan untuk perkembangan olahraga itu sendiri. Artinya, agar membuat olahraga bukan hanya sekadar menjadi populer, tapi juga agar menjadi penting dan memiliki imej di masyarakat.
Sedangkan melakukan promosi melalui olahraga secara ideal dilakukan untuk membuat hidup, masyarakat, dan/atau organisasi menjadi lebih baik melalui olahraga. Misalnya saja, bank QNB yang tidak ada hubungan langsung dengan olahraga tetapi (sempat) menjadi sponsor Liga Indonesia.
Namun, promosi melalui olahraga biasanya dilakukan lebih melalui pendekatan bisnis, sehingga kadang ada nilai-nilai yang bergeser, terutama di Indonesia. Misalnya, bagaimana bisa perusahaan rokok (yang tidak menyehatkan) justru menjadi sponsor untuk acara olahraga (yang tujuannya adalah menyehatkan masyarakat)? Memang sangat ironis, tapi kenyataannya seperti itu.
Cara Mempromosikan Olahraga kepada Masyarakat
Kembali kepada promosi. Promosi dimaksudkan sebagai alat komunikasi untuk mengajak dan memotivasi orang lain, biasanya melalui sport promotion mix lewat iklan, publisitas, kontak personal (penjualan dan pelayanan), dan juga insentif (menurunkan harga tiket serta menambah produk atau jasa).
Pada seminar manajemen olahraga (NIFISA) di Jepang yang lalu, Prof. Dr. Chin-hsung Kao dari National Tawian Sport University, dielaskan beberapa metode dalam promosi: atmospherics, licensing, sponsorship, dan public relations.
Atmospherics dilakukan untuk menciptakan atmosfer agar pentingnya olahraga dapat dirasakan oleh masyarakat. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain memamerkan poster, spanduk, atau iklan di papan besar, yang diletakkan secara strategis di tempat-tempat yang menjangkau masyarakat luas dan juga memiliki status kepentingan yang tinggi, seperti di sekitar jalan utama, di bandar udara, dan juga tidak ketinggalan yaitu di sekolah dan universitas.
Metode licensing dilakukan dengan mengaplikasikan merek olahraga terkenal kepada produk atau jasa, dan bahkan kepada tokoh masyarakat. Misalnya, saat ini Anda bisa membeli sepatu Adidas dengan logo Lionel Messi, padahal ini produk yang sama dengan Adidas, hanya saja mereka menambahkan detail Messi. Bisa dibayangkan masyarakat Argentina, pendukung FC Barcelona, pendukung kesebelasan negara Argentina, atau fans Messi akan bangga memiliki dan memakai produk di atas.
Setelah itu ada sponsorship yang mendukung promosi olahraga dengan memberikan dana atau nilai tambah. Kadang sponsorship ini ada yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan olahraga. Misalnya Barclays (sebuah bank) yang menjadi sponsor Liga Primer Inggris, merek air minum Pocari Sweat yang beberapa kali menjadi sponsor acara olahraga, dan banyak contoh lainnya.
Sedangkan public relations dilakukan untuk menjaga komunikasi dan hubungan positif dengan kelompok kepentingan, seperti kepada Kemenpora, induk olahraga, komunitas suporter, dan sebagainya.
Promosi untuk perkembangan olahraga ini harus dilakukan di berbagai tingkat, antara lain di sekolah sebagai elemen dasar (banyak siswa berolahraga dan belajar pendidikan jasmani), antarsekolah (banyak sekolah yang berinteraksi dan berbagi), komunitas (banyak masyarakat yang berpartisipasi di olahraga), pasar komersil (banyak masyarakat yang membayar untuk latihan, golf, tenis, atau bahkan menonton pertandingan olahraga), negara (memiliki atlet yang elite dan masyarakat yang sehat), dan global (kesehatan dunia meningkat dan olahraga semakin menguntungkan).
Secara umum, puncak keuntungan dari promosi olahraga ini bisa kita lihat langsung pada studi kasus di Piala Dunia 2002 yang mendamaikan Jepang dan Korea Selatan, atau olahraga rugbi yang mempersatukan etnis Afrika Selatan, dan perdamaian antara China dan Taiwan melalui formula Komite Olimpiade mereka.
Promosi Olahraga Melalui Acara Olahraga
Jika berbicara pada koridor idealisme, promosi olahraga melalui acara olahraga adalah sesuatu yang paling ideal untuk masyarakat. Menurut Kozo Tomiyama dari Osaka University of Health and Sport Sciences, ada tujuh acara (event) yang bisa digolongkan kepada acara besar, yaitu pameran, karnaval atau festival, acara budaya dan keagamaan, acara peringatan sejarah, acara agrikultur, acara politik, dan juga acara olahraga besar.
Dilihat di atas, acara olahraga, terutama yang berskala besar, adalah acara yang berpotensi mengembangkan sebuah wilayah, kota, ataupun negara, melalui pengembangan dan peningkatan infrastruktur serta pembangunan fasilitas olahraga itu sendiri.
Acara olahraga bukan hanya memberikan keuntungan ekonomi, sosial, dan budaya kepada sebuah wilayah, kota, atau negara, tetapi juga berefek pada peninggalan atau warisan (legacy) dari acara tersebut. Jadi, olahraga bisa dibilang merupakan alat untuk perkembangan sebuah wilayah.
Misalnya saja penyelenggara Olimpiade, mereka akan mengadakan banyak acara olahraga di waktu yang sama dan di tempat yang sama, sehingga memberikan sebuah kota tantangan tersendiri.
Contoh terdekat untuk Indonesia hadir pada tahun depan dan 2018. Tahun 2016 akan dilangsungkan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX di Jawa Barat, sementara Asian Games 2018 akan digelar di Jakarta dan Palembang.
Kedua event olahraga di atas bersama dengan acara olahraga lainnya (seperti Olimpiade, Piala Dunia sepakbola, dll) memiliki kekuatan untuk menyampaikan manfaat yang bisa mengubah sebuah komunitas, imej mereka, terutama infrastrukturnya.
Barangkali, hal ini yang menyebabkan Jakarta bergegas mengejar deadline perihal perbaikan di mass rapid transit (MRT) sebelum Asian Games 2018 dimulai. Beberapa infrastruktur juga masih terus dibangun dan dipoles di Provinsi Jawa Barat, mengingat PON XIX sudah semakin dekat.
Warisan Acara Olahraga
Dari setiap pelaksanaan acara olahraga, mereka bisa mewarisi banyak hal, di antaranya; olahraga itu sendiri, sosial, lingkungan, urban, dan ekonomi kepada sebuah wilayah.
Tidak ada yang memungkiri bahwa acara olahraga bisa meningkatkan promosi besar-besaran melalui olahraga di sebuah wilayah, tapi juga kita harus ingat bahwa jangan sampai "promosi" yang dilakukan akan membebani wilayah tersebut dengan konsekuensi yang sangat mahal.
Pembangunan infrastruktur dan fasilitas olahraga besar-besaran dan berlebihan bisa menjadi bencana jika wilayah tersebut tidak bisa merawatnya setelah acara olahraga tersebut selesai. Contohnya Yunani yang menjadi tuan rumah Olimpiade 2004, Afrika Selatan yang menghajat Piala Dunia 2010, Brasil yang menggelar Piala Dunia 2014, dan bahkan Samarinda yang menjadi tuan rumah PON XVII (2008). Saat ini banyak fasilitas yang terbengkalai di Yunani, Afsel, dan juga Brasil. Beberapa di antaranya bahkan sudah lama tak terpakai dan terlupakan. Stadion Palaran di Samarinda adalah salah satu contoh stadion megah yang sekarang ini tak terpakai.
Contoh-contoh tadi yang membuat hal mendasar dari promosi olahraga bukan terletak pada hal-hal materi yang biasa membuat kita "lapar mata", biasa membuat para koruptor berebut jatah untuk mendapatkan proyek, dan juga hal-hal negatif lainnya. Budaya dan kesehatan masyarakat, kembali saya diingatkan dan mengingatkan, adalah hal mendasar yang terlebih dahulu harus terpenuhi.
Pada seminar manajemen olahraga (NIFISA) yang saya ikuti, saya diberikan contoh bagaimana promosi olahraga yang dilakukan oleh Jepang dalam menyiapkan Olimpiade 2020 di Tokyo yang sebenarnya masih lima tahun lagi.
Tokyo 2020 memiliki rencana yang diberi nama "Legacy Plan for Tokyo 2020", yang antara lain berfokus pada keamanan, membangun dukungan penuh dari suporter Jepang, melibatkan seluruh negara (bukan hanya Tokyo) untuk memecahkan masalah, partisipasi masyarakat kepada olahraga yang terus ditingkatkan, tingkat kesehatan masyarakat, dan pengembangan olahraga dan kebudayaan (karena Jepang memiliki budaya budo).
[Ilustrasi efek Olimpiade untuk memecahkan masalah sosial. Sumber: Osaka University of Health and Sport Sciences]
Perencanaan pada acara olahraga ini pada kenyataannya sudah berlangsung sejak lama, tetapi mereka terus meningkatkan promosi setiap tahunnya, salah satunya dengan seminar yang saya ikuti (NIFISA) yang bertujuan untuk aspirasi pengembangan global di bidang olahraga di masa depan, terutama untuk Asia, bukan hanya Jepang.
***
Jadi, sudah siapkah Jawa Barat menyelenggarakan PON 2016? Sudah siapkah Indonesia menyelenggarakan Asian Games 2018? Jawabannya bisa beragam. Ini adalah tantangan yang bukan hanya melibatkan olahraga, tetapi juga ekonomi, budaya, ekologi, imej, pendidikan, politik, psikologi, dan sosial.
Kembali kepada poin terpenting pada tulisan ini, tujuan utama dari manajemen olahraga adalah untuk menyehatkan masyarakat dan meningkatkan partisipasi sebanyak-banyaknya dari masyarakat kepada olahraga. Ini akan menciptakan budaya olahraga yang jauh lebih penting daripada kesuksesan atau prestasi di dalam olahraga itu sendiri.
Jika kita semua sudah memiliki budaya berolahraga yang baik, maka sebenarnya kita sudah siap untuk menjadi warisan paling penting dari acara olahraga, sebesar apapun acara olahraga yang berlangsung.
====
* Tentang seminar olahraga yang diikuti penulis di Jepang:
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi Jepang; atau Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology-JAPAN (MEXT); memulai proyek "Sport for Tomorrow" untuk mendukung dan berkontribusi kepada lebih dari 10 juta orang dari lebih dari 100 negara sampai Olimpiade & Paralimpiade Tokyo 2020. Sebagai salah satu programnya, National Institute of Fitness and Sports (NIFS) di Kanoya, Kagoshima, dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi tuan rumah "‘NIFS International Sport Academy (NIFISA)".
NIFISA mengundang pelatih dan periset muda di beberapa negara (terutama Asia) untuk menjadi aspirasi sebagai pusat pengembangan global di bidang olahraga di masa depan. Seminar ini berisi kelas, kursus, ataupun kuliah mengenai riset dan pendidikan dalam pembahasan Olimpiade, konsep olahraga, sejarah olahraga, pengobatan olahraga, fisiologi olahraga, dan lain-lain.
Secara umum, 24 peserta seminar dibagi ke dalam dua kelas: Manajemen Olahraga (Sports Management) dan Performa Olahraga (Sports Performance). NIFISA 2nd SEMINAR adalah seminar ke-2 yang diadakan pada tahun 2015 yang berlangsung dari 30 Agustus sampai 16 September 2015 di Kanoya dan Osaka, Jepang. NIFISA dilaksanakan rutin 2 kali setahun sampai Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. [Selengkapnya lihat di situs resmi: https://nifisa.nifs-k.ac.jp/
** Foto penulis: duduk paling kiri
* Penulis biasa menulis soal sport science untuk situs @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @dexglenniza