Menjadi Manusia, Menjadi John Terry

Perjalanan karier John Terry bersama Chelsea kemungkinan besar akan berakhir musim ini. Indikatornya, hingga kini belum ada pernyataan bahwa kontraknya di Stamford Bridge akan diperpanjang.
Chelsea memang menyatakan bahwa masih ada peluang buat mereka untuk melakukan negosiasi ulang. Hal ini tergantung dari keputusan manajer Chelsea musim depan, apakah akan memasukkan Terry dalam rencana permainan atau tidak. Namun, melihat perkembangan kedua pihak, kecil kemungkinan Terry masih akan bertahan di Chelsea musim depan. Alasan paling kuat adalah soal kemampuannya yang mulai sejalan dengan usianya yang menua.
Bek berusia 35 tahun itu juga menyatakan masih akan tetap bermain sepakbola setelah pergi dari Chelsea. Ia merasa dirinya masih punya kemampuan sebagai pemain profesional. Hanya saja Terry tidak akan memilih Liga Inggris sebagai kesebelasan barunya nanti. Alasannya adalah bentuk kecintaannya terhadap The Blues yang sudah dibelanya selama 20 tahun.
MLS kemungkinan besar menjadi pelabuhan yang akan disinggahi oleh Terry, mengikuti jejak dua mantan koleganya, Frank Lampard dan Didier Drogba. Liga yang berkembang pesat dengan jaminan gaji besar serta adaptasi kehidupan yang mudah menjadi faktor terbesar.
Kemungkinan lain adalah menuju ke kawasan Asia, seperti Tiongkok atau Timur Tengah jika ia ingin tantangan dan kehidupan yang baru. Pilihan lain adalah tetap berkarier di Eropa namun berada di liga level kedua seperti Liga Turki atau Liga Portugal.
Legenda yang Sulit Tergantikan
Butuh perjuangan keras bagi John Terry untuk menjadi pemain besar seperti sekarang. Berasal dari akademi West Ham, Terry kecil yang saat itu masih berusia 14 tahun memutuskan pindah ke Chelsea. Tidak hanya berganti seragam, ia juga pindah posisi saat kepindahannya tersebut, dari seorang gelandang menjadi bek tengah. Sebuah keputusan yang tepat baginya jika melihat pencapaiannya selama ini.
Selama menjalani karier profesional sejak debutnya bersama tim senior pada 1998, meski sempat dipinjamkan ke Nottingham Forrest, Terry total telah mendapatkan 14 trofi mayor di Chelsea. Rinciannya adalah 5 kali juara Piala FA, 4 Liga Primer Inggris, 3 Piala Liga, 1 Liga Champions, dan 1 trofi Liga Europa. Prestasi yang luar biasa, tidak hanya di Chelsea, namun juga di Inggris.
Menjadi beban yang amat berat bagi kapten Chelsea selanjutnya ketika ia harus menggantikan sosok seperti John Terry. Sepeninggal Lampard, Drogba, hingga Petr Cech; Terry seolah menjadi satu-satunya pemain besar yang pantas disebut legenda hidup Stamford Bridge.
Ivanovic yang saat ini menjadi wakil kapten resmi Chelsea bahkan masih diragukan akan naik tingkat menjadi kapten utama jika Terry benar-benar pergi nantinya. Pemain asal Serbia tersebut memang baru saja memperpanjang kontrak bulan lalu, namun hanya berdurasi satu musim. Artinya, waktu bersama Chelsea hanya tersisa musim depan saja jika tak lagi diperpanjang lagi.
Belum lagi soal performanya di tim utama yang sempat diragukan, terutama saat masa-masa sulit Chelsea pada awal musim ini. Pemain berusia 32 tahun tersebut dianggap sebagai titik lemah di sektor fullback. Calon kapten lain yakni Gary Cahill juga masih dianggap hijau karena baru bergabung pada 2012. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tak ada pilihan lain dan memang sulit mencari sosok pengganti Terry.
Legenda Pemain Hebat Juga Manusia
Kehidupan John Terry sebagai pesepakbola meski seandainya tidak pensiun di Chelsea nanti terlihat begitu sempurna. Itu jika kita memandangnya, sekali lagi, sebagai seorang pesepakbola dan prestasinya. Namun kenyataanya tidak seperti itu, seorang John Terry hingga saat ini masih lekat dengan stigma negatif di luar lapangan.
Kasus paling terkenal adalah tuduhan perselingkuhannya dengan kekasih dari rekan setimnya di Chelsea dan timnas Inggris, Wayne Bridge. Bahkan akibat dari tuduhannya tersebut muncul sebuah guyonan jika Terry sedang tidak bisa bermain, maka pemain lain harus khawatir terhadap istrinya. Saking ramainya kasus ini, jabatan kapten timnas Inggris di lengan Terry sempat dicopot sementara oleh FA (Asosiasi Sepakbola Inggris).
Belum lagi soal kasus rasisme terhadap Anton Ferdinand pada akhir 2011. Di dalam kasus ini ia terbukti berkata rasis kepada mantan pemain Queens Park Rangers tersebut. Bahkan lagi-lagi ban kaptennya kembali dicopot oleh FA.
Dua kasus yang menyedot perhatian banyak orang tersebut membuat stigma negatif terus melekat ke John Terry, bahkan hingga sekarang. Prestasi cemerlangnya menjadi gelap karena tertutup sisi kelam kehidupannya dan menjadi kebencian.
Juga jika berbicara kasus-kasus kecil yang menimpanya seperti perkelahian di klub malam hingga salah parkir mobil di tempat orang difabel. Orang-orang bahkan yang benci kepada Terry seolah lupa bahwa salah satu bek hebat yang dimiliki Inggris tersebut juga seorang manusia biasa.
Padahal masih ada sisi baik dari Terry jika bicara soal tingkahnya di luar lapangan. Bapak dari dua orang anak kembar tersebut, yang tidak banyak diketahui banyak orang, adalah seorang presiden sepakbola perempuan Chelsea. Bukan sekadar presiden, namun adalah seorang presiden kehormatan.
Diangkatnya Terry sebagai presiden adalah berkat jasanya menyelamatkan kesebelasan perempuan Chelsea. Kala itu sekitar empat tahun lalu, tim yang terkenal dengan nama Chelsea Ladies tersebut sedang dalam ancaman pembubaran. Keberadaannya dianggap tidak menguntungkan bagi jajaran manajemen The Blues.
Tak kehabisan akal, para pemain Chelsea Ladies kemudian meminta bantuan ke Terry selaku kapten utama agar membujuk manajemen, khususnya Roman Abramovic, agar kembali mengucurkan dana ke tim perempuan. Usaha tersebut akhirnya berhasil, bahkan tidak hanya bantuan melobi manajemen, Terry juga merogoh koceknya sendiri dan membantu kesebelasan perempuan Chelsea agar tetap eksis.
Terry pun mendapat apresiasi khusus dari tim Chelsea Ladies sebelum final Piala FA perempuan musim lalu. Sebelum pertandingan yang menghasilkan Chelsea menjadi juara tersebut, Gilly Flaherty, selaku wakil kapten berterima kasih secara khusus kepada Terry.
"Dia (Terry) memberikan uangnya untuk menyelamatkan keberadaan tim perempuan. Dia juga sering datang di pramusim dan beberapa pertandingan lain untuk memberi dukungan kepada kami," ujar Flaherty kepada Daily Mail.
Seorang Terry juga sebenarnya dekat dan sayang terhadap anak-anak. Ia pernah secara khusus memberi ucapan bela sungkawa kepada penggemar Chelsea kecil yang ibunya meninggal lewat akun Instagramnya. Tak hanya itu, Terry juga memberi seragam Chelsea lengkap dengan tanda tangan kepadanya secara langsung.
Selain itu Terry juga pernah menyempatkan waktunya seharian bersama penggemar Chelsea kecil lainnya yang sedang menderita penyakit usus, sembari memberi semangat untuk sembuh. Masih kurang? Ada lagi ketika dia secara khusus menyambangi pemain Aston Villa yang menderita Leukimia, Stiliyan Petrov. Terry bahkan menjadi pelaku sepakbola pertama selain tim Villa yang melakukan kunjungan.
Perlakuan terhadap John Terry memang terjadi akibat dari perbuatan yang selama ini ia lakukan. Bahkan walaupun kita sadar atau tidak, Terry juga seorang manusia biasa. Singkatnya manusia memang akan mendapatkan apa yang telah ia tanam. Tetapi jangan juga bila harus gelap mata atau memandang seseorang dari satu sisi saja.
====
* Akun twitter penulis: @mildandaru dari @panditfootball