Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Pandit

    Hak Siar, Durian Runtuh Premier League

    Frasetya Vady Aditya - detikSport
    Foto: Stu Forster/Getty Images Foto: Stu Forster/Getty Images
    Jakarta - Liga Primer Inggris musim 2016/2017 hadir dengan tampilan yang lebih segar. Selain logo baru, setiap kesebelasan pun akan mendapatkan nilai insentif yang angkanya lebih tinggi ketimbang tiga musim sebelumnya.

    Di media, Liga Inggris akan disebut hanya dengan "Premier League" tanpa embel-embel "Barclays" atau pihak ketiga yang mengikuti nama kompetisi (title sponsorship).

    Barclays telah menjadi title sponsorhip Premier League sejak musim 2001/2002. Perusahaan multinasional yang bergerak di bidang perbankan tersebut membayar 120 juta poundsterling untuk kerja sama sepanjang tiga musim silam.

    Pada pertengahan 2015, Barclays memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan Premier League. Mereka menganggap bahwa semakin tingginya nilai hak siar yang didapatkan Premier League berpotensi meningkatkan nilai kerja sama keduanya. Padahal, Barclays tengah menghadapi krisis secara global.

    Posisi Barclays terbilang strategis karena perusahaan yang berpusat di London itu akan selalu dikaitkan dengan nama resmi kompetisi. Biaya 40 juta pounds per tahunnya untuk menebus title sponsorship terbilang wajar karena biasanya title sponsorship adalah sponsor utama turnamen dengan nilai kerja sama paling tinggi.

    Setelah Barclays memastikan tidak akan meneruskan kerja sama, Premier League pun memutuskan untuk tidak menggunakan title sponsorhip mulai musim 2016/2017. Keputusan ini ditegaskan oleh Premier League bahwa pemasukan untuk klub tidak akan menurun dengan absennya title sponsorship.

    Sebegitu besarnyakah nilai hak siar sehingga membuat Premier League tak sungkan melepas title sponsorship?

    Ekses Hak Siar

    Musim perdana Premier League baru bergulir pada musim 1992/1993. Premier League hadir sebagai bentuk ketidakpuasan sejumlah kesebelasan yang merasa tidak mendapatkan dan memaksimalkan keuntungan dari kompetisi yang mereka ikuti.

    Lambat laun, nilai siaran untuk Premier League semakin meningkat. Ini pula yang membuat stasiun televisi terestrial masih harus berpikir berkali-kali untuk mengambil hak siar Premier League di suatu negara.

    Di Indonesia, karena adanya larangan monopoli penyiaran, umumnya yang mengambil hak siar Premier League adalah televisi yang juga memiliki saluran berbayar. Tidak semua pertandingan disiarkan di saluran gratis, tetapi hanya yang melibatkan kesebelasan besar.

    Tingginya nilai hak siar membuat Premier League pun membatasi banyak hal mulai dari situs streaming sampai klip di media sosial. Twitter bisa saja menutup akun pengguna yang menyebarkan klip Premier League. Tuduhannya jelas: pelanggaran hak cipta.

    Sama halnya dengan Youtube yang begitu protektif melindungi aset-aset Premier League. Anda hampir tak akan mungkin menemukan rekaman pertandingan Premier League yang ditayangkan secara "normal", dalam artian video tersebut biasanya terpotong, atau diperkecil, atau dibuat terbalik.

    Foto: Michael Regan/Getty Images

    Hak Siar Seperti Durian Runtuh

    Premier League mencatatkan diri sebagai liga dengan nilai hak siar tertinggi. Pada awal tahun ini, dana senilai 8,3 miliar pounds dipastikan masuk kas Premier League. Uang sebesar itu berasal dari kerja sama hak siar domestik yang mencapai 5,14 miliar pounds dari siaran domestik, sementara sisanya dari kesepakatan internasional.

    Tidak ada yang menyangkal kalau nilai kerja sama Premier League untuk hak siar amatlah besar. Contohnya Skysports yang mengeluarkan 4,2 miliar pounds "hanya" mendapatkan lima paket siaran yang berisi 126 pertandingan. Sisanya? Didaparkan BTsports yang mendapatkan dua paket dengan 42 pertandingan yang bernilai 960 juta pounds.

    Sementara itu, BBC mesti mengeluarkan 204 juta pounds atau Rp 3,5 triliun hanya untuk mendapatkan jatah cuplikan pertandingan dalam bentuk highlights.

    Premier League mengeluarkan sejumlah paket" siaran yang berisi pertandingan yang dimainkan pada jam-jam tertentu. "Paket" yang paling mahal adalah Paket A serta Paket D yang harga per pertandingannya mencapai 11,1 juta pounds.

    Paket A merupakan pertandingan di hari Sabtu pada pukul 12.30 waktu setempat, sementara Paket D dilangsungkan pada hari Minggu pukul 16.00.

    Perbedaan paket ini terjadi agaknya karena adanya perbedaan rating dan share televisi pada hari dan jam-jam tertentu. Misalnya saja, Paket F dihargai sebagai yang paling murah dengan harga 7,62 juta pounds per pertandingan. Ini tak lain karena Paket F hanya menyiarkan pertandingan di tengah pekan.

    Bagaimana Uang Hak Siar Didistribusikan?

    Karena hak siar televisi dibagi menjadi dua, domestik dan internasional, pembagiannya pun tetap dibagi dua. Untuk uang dari hak siar internasional dibagikan secara rata untuk 20 kesebelasan Premier League, sementara dari hak siar domestik ada tiga komponen yang menjadi pembeda.

    Komponen yang pertama sebesar 50% dibagikan secara rata. Komponen yang kedua disebut merit money sebesar 25% yang didistribusikan tergantung peringkat kesebelasan di akhir musim kompetisi.

    Yang terbilang rumit adalah komponen ketiga yakni facility fee yang besarnya 25%. Facility fee diberikan kepada kesebelasan yang pertandingannya disiarkan secara langsung di Inggris dengan nilai 750 ribu pounds per pertandingan.

    Untuk musim 2016/2017, juara liga minimal akan mendapatkan 132,5 juta pounds (Rp 2,2 triliun!) dengan syarat 10 pertandingan disiarkan secara live (angka minimal). Nilai ini didapat dari 38 juta pounds sebagai nilai yang dibagi rata dari hak siar domestik ditambah 40 juta pounds karena menempati peringkat pertama. Nilai facility fee untuk 10 pertandingan dihargai 7,5 juta pounds. Pundi-pundi uang kian bertambah setelah ditambahkan uang dari hak siar internasional yang dibagi rata sebesar 47 juta pounds.

    Foto: AFP PHOTO / LILLIAN SUWANRUMPHA

    Bagaimana dengan kesebelasan yang terdegradasi? Meski terdegradasi tapi kesebelasan yang menempati peringkat terbawah akan mendapatkan minimal 94,5 juta pounds atau sekitar Rp 1,6 triliun!

    Angka-angka di atas terbilang besar dan amat menohok. Di kompetisi mana, misalnya, ada kesebelasan yang terdegradasi tapi bisa membawa uang sebanyak itu? Untuk kesebelasan seperti Bournemouth, uang 94,5 juta pounds bisa untuk membayar gaji para pemainnya setidaknya selama tiga musim.

    Di sisi lain, uang 94,5 juta pounds bisa membiayai Millwall yang punya pengeluaran 20,6 juta pounds permusim, untuk bisa hidup selama empat musim ke depan.

    Apa yang Berubah?

    Hal paling jelas yang akan terlihat dari siaran televisi adalah hadirnya pertandingan yang dihelat pada Jumat dan Sabtu malam. Penambahan hari ini penting untuk siaran televisi karena terkadang ada lebih dari tiga pertandingan pada jam yang sama.

    Adanya lebih dari tiga pertandingan dalam satu waktu, akan menyulitkan pemilik hak siar. Contohnya, di Indonesia siaran Liga Inggris disiarkan di BeIN Sports yang hanya menyediakan tiga channel. Pertandingan yang pada awalnya tidak dijadwalkan seperti Leicester pada musim lalu, menjadi ditayangkan karena Leicester tengah berada di papan atas dan berada dalam tingkat popularitas yang tinggi.

    Perubahan lainnya mencakup sisi manajerial kesebelasan. Akan banyak investor asing yang mengakuisisi kesebelasan Inggris baik itu yang sudah berlaga di Premier League atau di Divisi Championship dengan harapan bisa segera promosi. Besarnya hadian Premier League membuat pengelolaan sepakbola bukan lagi sekadar gengsi tetapi memang mencari keuntungan.
    Lalu, akan terdapat sejumlah pemain mahal yang berlaga di Liga Inggris. UEFA memang telah mengeluarkan aturan Financial Fair Play yang memaksa kesebelasan untuk tidak merugi. Namun, pemasukan tiap musim dari hak siar membuat Premier League memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan.

    Selamat datang, Premier League!


    =====

    * Penulis juga biasa menulis untuk situs @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @@Aditz92

    (a2s/din)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game