Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Pandit

    Konsekuensi Aturan Bosman di Jendela Transfer Musim Dingin 2017

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Foto: AFP PHOTO / PHILIPPE HUGUEN Foto: AFP PHOTO / PHILIPPE HUGUEN
    Jakarta - Di akhir musim 1990, perasaan gundah mungkin sedang dirasakan oleh Jean-Marc Bosman. Ia mungkin sadar jika dirinya bukanlah pemain hebat yang mampu menarik minat kesebelasan-kesebelasan lain untuk merekrutnya. Bosman hanyalah pemain biasa-biasa saja, yang bahkan sudah kurang dibutuhkan oleh kesebelasannya saat itu, RFC Liege, yang berkompetisi di divisi dua Liga Belgia.

    Karier Bosman pun coba diselematkan oleh salah satu kesebelasan yang berkompetisi di divisi dua Liga Prancis, US Dunkerque. Walau kontraknya telah berakhir, akan tetapi Liege enggan untuk melepasnya begitu saja. Ketika itu, aturan mengenai kebebasan transfer belum berlaku. Jadi, walaupun Bosman telah habis masa kontraknya bersama Liege, namun Liege masih tetap memiliki hak pemainnya.

    Liege pun menawarkan dua pilihan kepada Bosman. Yang pertama, Bosman boleh pergi menuju Dunkerque, asalkan klub itu mau menebusnya dengan harga 250 ribu poundsterling, atau empat kali lebih besar dari harga awal Bosman ketika Liege membelinya.

    Sedangkan yang kedua, Liege menawarkan Bosman perpanjangan kontrak tetapi jumlahnya empat kali lebih kecil dari kontrak lamanya. Itu artinya, Bosman akan menerima penurunan gaji hingga mencapai 75%.

    Dunkerque dengan tegas langsung menolak permintaan yang diajukan oleh Liege. Sementara, Bosman pun terancam mendapatkan hukuman dari Federasi Sepakbola Belgia karena keengganannya untuk menandatangani kontrak baru dengan Liege.

    Konsekuensi Aturan Bosman di Jendela Transfer Dingin 2017Foto: AFP PHOTO / PHILIPPE HUGUEN

    "Saya tak terima dengan peraturan tersebut. Federasi Sepakbola Belgia pun menghukum saya karena saya tidak mau menandatangani kontrak. Saya merasa jika bergabung dengan Liege, saya akan semakin tersiksa dengan nilai yang mereka ajukan. Mereka seperti menutup peluang saya untuk mendapatkan uang di kesebelasan lain," jelas Bosman saat itu, seperti dilansir The Guardian.

    Merasa diperlakukan tidak adil, Bosman akhirnya mengajukan gugatan terhadap Liege, Federasi Sepakbola Belgia, dan UEFA, ke Pengadilan Hukum Eropa di Luksemburg. "Saya merasa bahwa karier saya akan mendekati kata selesai. Akhirnya saya memutuskan untuk mengajukan gugatan terkait hak saya sebagai warga negara. Alasannya adalah saya, sebagai masyarakat Eropa, berhak bebas pindah seperti para pekerja lainnya," tambahnya.

    Akan tetapi, butuh waktu sekitar lima tahun bagi Bosman untuk memenangkan perjuangannya tersebut. Tepatnya pada 15 Desember 1995, gugatannya dimenangkan oleh Pengadilan Hukum Eropa. Pengadilan Eropa memutuskan bahwa sikap Liege itu merupakan pengekangan secara ilegal yang dilarang terkait dengan perdagangan. Pengadilan menyatakan bahwa pemain yang sudah tidak terikat kontrak dapat hengkang ke kesebelasan lain tanpa banderol transfer.

    Foto: Jean-Marc Bosman diapit kuasa hukumnya (AFP PHOTO / BELGA / STF)

    Namun Bosman telah pensiun sebagai pemain ketika itu. Sebagai gantinya Bosman mendapatkan ganti rugi yang dikabarkan mencapai 1 juta dollar AS. Keberhasilan Bosman memenangkan gugatan tersebut pun memunculkan beberapa aturan baru yang dikenal sebagai Bosman Ruling.

    Negosiasi Pemain dan Calon Kesebelasan Baru Tanpa Melibatkan Kesebelasan Saat Ini

    Jika pada sebelumnya kesebelasan bisa mendapatkan kompensasi dari transfer pemain, meskipun si pemain tersebut telah habis masa kontraknya, setelah adanya aturan ini, hal tersebut menjadi dilarang dan dihilangkan. Selain itu, kesebelasan pun tak boleh mengganjal kepindahan pemain yang berkeinginan untuk pindah ke kesebelasan lain setelah masa kontraknya berakhir.

    Pemain yang termasuk ke dalam kategori bebas transfer pun dapat melakukan negosiasi dengan calon kesebelasan barunya walau masih memiliki sisa kontrak selama enam bulan bersama kesebelasan yang dibelanya saat itu. Jika pemain tersebut menandatangani kontrak dengan kesebelasan lain, kesebelasan sebelumnya tidak mendapatkan uang sepeser pun.

    FIFA pun menghapus regulasi mengenai batasan pemain asing yang boleh bermain dalam satu pertandingan di liga dalam negara-negara Eropa, seperti yang diberlakukan UEFA. Sebelumnya, UEFA menetapkan peraturan "3+2" untuk pemain asing yang turun dalam kompetisi Eropa, yakni hanya tiga pemain luar Uni-Eropa dan dua pemain asimilasi, yaitu pemain asing yang sudah bermain di liga bersangkutan melalui jalur pemain muda.

    Daniel Geey, ahli hukum olahraga di salah satu firma hukum terkenal Inggris, Sheridan, mengatakan bahwa peraturan Bosman merupakan salah satu peraturan terbaik mengenai olahraga di Eropa.

    "Dampaknya dapat dilihat dari pemain maupun kesebelasan. Pemain dapat mencari kesebelasan baru ketika kontraknya habis. Selain itu, kesebelasan juga dapat membeli pemain bagus tanpa mengeluarkan biaya transfer yang kini semakin besar," ujar Geey.

    Dan nama besar pertama yang menggunakan aturan Bosman adalah gelandang Ajax Amsterdam, Edgar Davids. Ajax harus gigit jari karena proposal perpanjangan kontrak yang mereka ajukan nyatanya ditolak oleh Davids. Davids pun akhirnya hijrah ke Italia untuk memperkuat AC Milan pada tahun 1996.

    Selain Davids, terhitung sudah banyak nama-nama besar yang melakukan cara serupa untuk berpindah dari satu kesebelasan ke kesebelasan lainnya. Di antaranya adalah Steve McManaman, Sol Campbell, Esteban Cambiasso, Michael Ballack, Andrea Pirlo, Robert Lewandowski, sampai Zlatan Ibrahimovic pada musim panas.

    Foto: Carl Recine / Reuters

    Beberapa Nama yang Kontraknya Akan Habis Akhir Musim Ini

    Di musim 2016-2017 saat ini, beberapa nama besar seperti Iker Casillas, Pepe, Per Mertesacker, John Terry, Holger Badstuber, Branislav Ivanovic, Antonio Valencia, Yaya Toure, Santi Cazorla, Michael Carrick, Fernando Torres, dan Mario Balotelli, masuk ke dalam daftar pemain yang bisa didapatkan secara cuma-cuma di akhir musim nanti (sekitar Bulan Juni sampai Agustus 2017).

    Foto: AFP/VALERY HACHE

    Bosman sendiri merasa bahwa peraturan tersebut memberikan manfaat secara materi dan mental. "Yang saya lakukan bukan hanya untuk saya. Tapi juga untuk banyak orang. Saya pun bangga pada diri saya mengenai peraturan tersebut. Karena saya pikir orang-orang masih akan berbicara mengenai peraturan ini di tahun-tahun yang akan datang. Mungkin saya hanya ingin mereka berpikir untuk berterima kasih pada saya," jelas Bosman.

    Walau demikian, aturan Bosman ini tidak serta merta disukai oleh banyak pihak, terutama oleh kesebelasan-kesebelasan kecil. Dengan kesulitan finansial, kesebelasan-kesebelasan tersebut dapat kesulitan untuk menahan para pemain berbakatnya karena tak sanggup membayar mereka dengan kontrak jangka panjang dan gaji yang terbilang tinggi. Maka tak heran ada banyak sekali kasus kesebelasan kecil yang menjual pemain berbakatnya dengan harga rendah, atau melepasnya secara percuma.

    Di jendela transfer musim dingin ini, kita bisa melihat drama yang akan terjadi dari penerapan aturan Bosman ini. Beberapa pemain yang sudah disebutkan di atas, antara akan mendapatkan kontrak baru atau bisa pindah dengan nilai transfer cuma-cuma di akhir musim nanti.

    Sehingga mungkin, akan ada beberapa nama yang dijual di jendela transfer musim dingin kali ini untuk menghindari pemain yang bersangkutan pergi dengan gratis di musim panas 2017.

    (krs/krs)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game