Simbol Hati, Ungkapan Rasa Sayang yang (Sekarang) Bersifat Universal

Sekarang ini, tanda hati menjadi sesuatu yang jamak digunakan orang-orang untuk mengungkapkan rasa sayang atau cinta kepada seseorang. Dilengkapi dengan warna merah ataupun warna merah muda di dalam tanda hati tersebut, maka akan terasa semakin romantis sebagai sebuah hal yang digunakan untuk mengungkapkan cinta.
Tak jarang, beberapa pesepakbola pun kerap menggunakan tanda hati ini untuk mengungkapkan rasa cinta mereka kepada seseorang. Beberapa pemain kerap melengkungkan tangannya menyerupai tanda hati ketika merayakan gol yang ia cetak, lalu mereka mengarahkannya kepada kamera atau kepada seseorang di tribun.
![]() |
Tapi, apa Anda tahu, mengapa cinta acap orang asosiasikan dengan tanda hati? Mengapa dengan tidak tanda lain, seperti persegi atau jajarangenjang, misalnya?
Asal Mula Penggunaan Tanda Hati
Melihat ulang kembali sejarah penggunaan tanda hati, sebenarnya banyak versi yang menyebutkan dari mana asal mula penggunaan tanda hati tersebut. Ada yang mengatakan tanda ini mulai marak digunakan di Inggris pada zaman Victoria dahulu, ada juga yang bilang bahwa tanda hati ini berasal dari Afrika, Yunani, dan Romawi.
Namun, filsuf dari Yunani yang cukup terkemuka, Aristoteles, akhirnya merangkum makna hati tersebut. Ia percaya bahwa jantung, yang kerap diasosiasikan dengan hati, dipercaya sebagai pusat semua emosi berada. Dalam perkembangannya, paham Aristoteles inilah yang akhirnya kerap digunakan, dan beberapa peninggalan setelahnya seperti lukisan Leonardo da Vinci dan Giotto di Bondone, dua pelukis kenamaan Italia, seolah memperkuat hal tersebut.
Proses yang panjang, dan tanpa pertentangan sama sekali karena uniknya desain dari tanda hati ini (meski pada koin bertanda hati yang ditemukan di Afrika, tersingkap kalau makna hati itu sebenarnya hampir sama dengan pil KB), membuat akhirnya orang-orang percaya kalau tanda hati, adalah tanda yang relevan digunakan untuk mengungkapkan rasa kasih sayang dan rasa cinta kepada seseorang.
Di sini, sebenarnya ada sebuah proses pembentukan mitos yang terjadi. Seperti pernah disinggung Barthes dalam bukunya Mythologies (1957) yang kemudian dirumuskan ulang oleh Daniel Chandler dalam buku Semiotics the Basics, mitos merupakan tingkatan tertinggi dalam sebuah konotasi dan ketika makna konotasi sudah sampai pada tingkatan ini, ia akan sulit digeser oleh makna lain.
Ini pula yang terjadi kepada makna dari tanda hati. Dari awalnya hanya sebuah konotasi berupa "ungkapan kasih sayang dan rasa cinta", sekarang makna tersebut menguat karena sudah sering digunakan berulang-ulang selama bertahun-tahun, bahkan sampai berabad-abad, sehingga makna ini tidak tergeser penggunaannya meski pada awalnya makna dari tanda hati ini tidak hanya sebatas ungkapan cinta semata.
Tanda hati dan rasa cinta serta ungkapan kasih sayang, adalah hal-hal yang sudah begitu sulit untuk dipisahkan dewasa ini dan telah menjadi sesuatu yang global dan mendunia.
Para Pesepakbola yang Menggunakan Tanda Hati dalam Perayaan Golnya
Demam penggunaan tanda hati, karena penggunaannya yang begitu luas di kalangan masyarakat, akhirnya digunakan juga oleh para pesepakbola sebagai cara mereka untuk merayakan gol sekaligus memberikan pesan kepada seseorang. Hal itu kerap dilakukan oleh dua pemain, yaitu Gareth Bale dan Angel Di Maria.
Sejak masih berseragam Tottenham Hotspur, Gareth Bale memang kerap memeragakan tanda hati ketika ia mencetak gol. Pemain yang juga dikenal sebagai salah satu pemain tercepat di dunia ini acap melengkungkan tangannya, membentuk tanda hati, ketika mencetak gol ke gawang lawan.
Kebiasaannya ini berlanjut sampai ia berseragam Real Madrid. Usai mencetak gol, dalam beberapa kesempatan ia sering menggunakan tanda hati tersebut ketika merayakan gol yang ia cetak. Selidik punya selidik, ternyata tanda hati ini ia persembahkan khusus untuk istrinya yang juga teman masa kecilnya, Emma Rhys-Jones.
Jauh sebelum Bale mempopulerkan tanda hati sebagai perayaan golnya, yang bahkan sampai masuk Intellectual Property Office sebagai hak milik dari Bale, ada juga pemain lain yang pernah menggunakan tanda hati tersebut sebagai ungkapan rasa bahagia ketika mencetak gol. Pemain itu adalah Angel Di Maria, yang juga pernah satu tim dengan Bale di Real Madrid.
![]() |
Sejak masih membela Benfica pada kisaran 2009, Di Maria sudah menggunakan tanda hati sebagai ungkapan kebahagiaan untuk gol yang ia cetak. Kebiasaannya ini berlanjut sampai ia membela Real Madrid, Manchester United, dan sekarang di Paris-Saint Germain. Tanda hati ini masih sering ia gunakan.
Jika Bale, menggunakan tanda hati itu untuk mengungkapkan rasa cintanya kepada istrinya, lain hal dengan Di Maria. Walau pun ia memang dilahirkan pada 14 Februari, alias bertepatan dengan hari Valentine, namun Di Maria memiliki makna yang lebih dalam akan tanda hati yang kerap ia gunakan untuk merayakan setiap gol yang ia cetak. Lebih jauh, tanda hati ini bisa berarti ungkapan terima kasih.
Di Maria sejak kecil sudah hidup berkesusahan. Keinginannya menjadi pesepakbola terkenal kerap terganjal oleh masalah ekonomi, yang membuatnya dulu bahkan sulit untuk membeli sepasang sepatu bola. Ia bahkan pernah membantu orang tuanya, bersama dengan dua saudara perempuannya, Vanessa dan Evelyn, bekerja di perusahaan tambang lokal di wilayah Rosario.
Inilah yang menjadikan tanda hati Di Maria lebih spesial dan dalam. Dengan setiap tanda hati yang ia tunjukkan, ia seolah ingin mengekspresikan rasa cintanya yang mendalam kepada keluarganya dan sepakbola itu sendiri. Lebih jauh, ia ingin mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada sepakbola karena telah membuatnya hidupnya sekarang jauh lebih baik.
***
Sebenarnya selain Di Maria dan Bale, ada juga beberapa pemain lain yang kerap menggunakan tanda hati ketika merayakan gol yang dicetak, salah satunya adalah Alexandre Pato. Pato pernah menggunakan tanda hati ini untuk mengungkapkan cintanya kepada Barbara Berlusconi, ketika Pato masih membela AC Milan dulu.
![]() |
Namun, terlepas dari tanda hati sebagai ungkapan rasa cinta dan kasih sayang, sebenarnya masih banyak ungkapan kasih sayang dan rasa cinta yang bisa dilakukan. Rasa cinta dan kasih sayang adalah rasa yang universal dan tidak terbatas, karena semua insan memilikinya di dalam emosi mereka masing-masing.
Hanya, berterima kasihlah kepada mereka-mereka di zaman dahulu yang sudah menempelkan makna "ungkapan kasih sayang dan rasa cinta" kepada sebuah tanda hati, karena secara tidak langsung, orang-orang yang hidup pada zaman dahulu tersebut sudah memberikan jalan kepada kita bagaimana caranya untuk mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang kepada orang-orang yang kita cintai.
====
*penulis juga biasa menulis untuk situs @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @sandi1750.
(krs/rin)