Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Pandit

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Real Madrid Berpesta Juara La Liga (Foto: Reuters) Real Madrid Berpesta Juara La Liga (Foto: Reuters)
    Jakarta - Liga-liga top Eropa sebagian besar sudah menuntaskan musimnya akhir pekan kemarin. Banyak kisah menarik terjadi sepanjang musim lalu.

    Per akhir Mei 2017, kompetisi La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1 mengakhiri musimnya. Setelah melalui jadwal pertandingan yang padat, panjang, dan menguras tenaga serta emosi, musim 2016/2017 meninggalkan beragam kisah dan cerita yang membuat musim ini jadi menjadi musim yang akan cukup dikenang.

    Di Bundesliga, nama Bayern Munich masih menjadi penguasa Bundesliga, begitu juga dengan La Liga yang masih menelurkan nama Real Madrid sebagai juara.

    Hal sedikit berbeda terjadi di Ligue 1. Jika pada musim-musim sebelumnya PSG begitu sulit untuk digeser, pada musim 2016/2017 ini AS Monaco berhasil mengakhiri kedigdayaan PSG di Ligue 1.

    Berikut adalah review dari apa yang sudah terjadi dalam ajang Bundesliga, Ligue 1, dan La Liga pada musim 2016/2017.

    Bundesliga: Munculnya Tim 'Plastik' Bernama RB Leipzig, Serta Menjamurnya Pelatih-Pelatih Muda

    Memang gelar juara Bundesliga pada musim 2016/2017 ini mash jatuh ke tangan Bayern. Hal ini tak lepas dari penampilan Bayern yang ciamik, yang mampu bangkit dari penampilan buruk pada awal-awal sampai pertengahan liga.

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: REUTERS/Michaela Rehle


    Namun, kisah Bundesliga 2016/2017 bukan tentang Bayern saja. Kemunculan tim yang dianggap "plastik" bernama RasenBallsport Leipzig, atau yang biasa disingkat RB Leipzig memunculkan sebuah cerita tersendiri. Merangkak naik dari divisi bawah, per musim 2016/2017 mereka akhirnya berhasil masuk ke Bundesliga.

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: REUTERS/Fabrizio Bensch


    Sempat tampil brilian sampai pertengahan musim dengan taktik menyerang dari tengah andalan mereka, memasuki paruh kedua Bundesliga klub berjuluk Die Roten Bullen ini pun mulai kelelahan dan pada akhirnya harus puas duduk di peringkat kedua klasemen akhir Bundesliga musim 2016/2017.

    Keikutsertaan mereka di Liga Champions Eropa pun dipertanyakan setelah tim satu perusahaan mereka, Red Bull Salzburg, menjuarai Liga Austria dan berhak atas jatah tampil di Liga Champions musim depan. Peraturan UEFA pun melarang dua klub yang berasal dari satu perusahaan tampil bersamaan di Liga Champions.

    Selain saga menarik dari RB Leipzig, Bundesliga musim 2016/2017 juga dihiasi dengan mencuatnya pelatih-pelatih muda yang sukses menangani tim Bundesliga. Di antara nama-nama pelatih muda, nama Julian Nagelsmann adalah yang paling mencolok. Ia berhasil mengantarkan klubnya, TSG 1899 Hoffenheim berhasil lolos ke fase playoff Liga Champions musim depan.

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: REUTERS/Wolfgang Rattay


    Hal ini menjadi prestasi tersendiri bagi Hoffenheim, setelah pada musim 2008/2009, mereka gagal lolos ke Liga Champions karena hanya tampil mengesankan sampai pertengahan musim.

    Bukan hanya Nagelsmann saja sosok pelatih muda yang mencuri perhatian. Ada sosok Alexander Nouri, pelatih Werder Bremen serta Manuel Baum, pelatih FC Augsburg. Keduanya pun tak kalah mentereng, bahkan Nouri mampu mengangkat penampilan Bremen yang sempat terseok di papan bawah klasemen.

    Musim depan, persaingan pelatih muda ini akan menjadi lebih seru karena mereka akan kedatangan sosok Hannes Wolf, pelatih muda yang sukses mengantarkan VfB Stuttgart promosi dari Bundesliga 2. Kontestasi antar pelatih muda ini akan menjadi sesuatu yang menarik untuk disaksikan musim depan.

    Bundesliga 2016/2017 pun diisi oleh cerita heroik Hamburg SV, salah satu founder dari Bundesliga yang belum pernah terdegradasi untuk menghindar dari jerat degradasi. Pada pertandingan terakhir, mereka mengalahkan VfL Wolfsburg, sekaligus memaksa Die Wolfe untuk bertanding di babak playoff promosi-degradasi melawan Eintracht Braunschweig.

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: Reuters / Fabian Bimmer

    Jam di Volksparkstadion, yang menandakan sudah berapa lama Hamburg SV berkompetisi di Bundesliga, dipastikan akan tetap berputar musim depan.

    La Liga: Madrid Juara, Beberapa Tim Sempat Naik Daun

    Hampir sama dengan yang terjadi di Bundesliga, La Liga pun menelurkan nama yang tidak asing lagi sebagai juaranya, yaitu Real Madrid. Yang perlu menjadi catatan, terakhir kali Real Madrid juara La Liga adalah pada 2011/2012.

    Madrid berhasil menjadi juara setelah di penghujung musim meraih kemenangan 2-0 atas Malaga. Selisih tiga poin membuat trofi La Liga musim ini kembali mendarat di Santiago Bernabeu, setelah pada beberapa musim sebelumnya trofi La Liga mendarat di Camp Nou, bahkan sampai pernah mendarat di Vicente Calderon.

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: Reuters


    Namun, pada musim 2016/2017 bukan hanya menjadi milik Madrid dan Barca saja. Memang Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi masih belum berhenti memecahkan dan mencatatkan rekor atas nama mereka dalam kompetisi musim 2016/2017. Namun, La Liga musim ini lebih dari sekadar itu. Ada beberapa tim yang naik daun macam Real Sociedad, Espanyol, bahkan Deportivo Alaves yang baru saja promosi dari Segunda Division pada awal musim.

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: Gonzalo Arroyo Moreno/Getty Images


    Meski begitu, nama-nama macam Sociedad, Athletic Bilbao, Espanyol, dan Alaves ini tetap sulit untuk berkompetisi dengan klub-klub di atasnya macam Villarreal, Sevilla, Atletico Madrid, apalagi Real Madrid dan Barcelona. Tapi setidaknya naiknya penampilan mereka membuat La Liga menjadi sedikit lebih seru pada musim 2016/2017 ini.

    Satu nama lain yang juga tak boleh dilupakan adalah Las Palmas. Kesebelasan ini sempat mengejutkan kesebelasan La Liga yang lain pada awal musim, bahkan sempat menduduki peringkat pertama klasemen La Liga. Namun masuk ke pertengahan musim, mereka mulai terseok sehingga harus rela menduduki papan tengah klasemen akhir.

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: David Ramos/Getty Images


    Ligue 1: Dominasi PSG yang Dihentikan AS Monaco, Kemunculan Nice

    Dominasi PSG di Prancis adalah sesuatu yang tak terbantahkan. Empat musim adalah waktu yang cukup lama bagi mereka menguasai sepakbola Prancis. Walau belum selama Olympique Lyon yang sampai tujuh musim menguasai Ligue 1, dominasi dari PSG ini dianggap cukup mengkhawatirkan, apalagi mereka menggunakan kekuatan finansial sebagai kekuatan utamanya.

    Pada musim 2016/2017, ada sebuah perubahan besar terjadi di PSG. Zlatan Ibrahimovic hengkang, serta PSG pun mengganti pelatih dengan merekrut Unai Emery. Perubahan ini ternyata memberikan dampak yang cukup signifikan bagi klub yang bermarkas di Parc des Princes tersebut.

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: REUTERS/Emmanuel Foudrot


    Kuasa PSG menjadi sedikit melemah. Melemahnya kuasa PSG ini bukan karena adanya pelemahan dalam tubuh PSG sendiri (toh mereka juga merekrut Julian Draxler), melainkan karena tim-tim lain mulai berbenah juga dan memberikan perlawanan sengit terhadap PSG.

    Ada AS Monaco yang mulai merasakan buah dari kebijakan mereka mengasuh dan berinvestasi kepada pemain-pemain muda. Sepakbola menyerang yang begitu ganas, baik di dalam negeri maupun ketika mereka tampil di Liga Champions, membuat Monaco menjadi salah satu tim yang paling atraktif di
    Eropa.

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: REUTERS/Jean-Pierre Amet


    Bukan hanya menjadi tim yang atraktif. Mereka juga mampu menghentikan dominasi PSG yang sudah menguasai Ligue 1 selama empat musim berturut-turut. Dengan gaya sepakbola menyerang, Monaco menguasai Ligue 1 yang, seperti The False 9 sebut, adalah liga yang defensive-minded.

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: Reuters / Jean-Pierre Amet


    Selain Monaco, ada tim lain yang juga mulai muncul pada musim 2016/2017 ini. Ia adalah OGC Nice. Nice menjadi tim yang ramai diperbincangkan karena, selain tampil cukup mengesankan di Ligue 1, mereka juga berani bertaruh dengan merekrut si bengal Mario Balotelli.

    Di bawah asuhan Lucien Favre, pelatih yang terhitung cukup sukses bersama Borussia Mönchengladbach, Nice menapaki jalan mereka menuju papan atas Ligue 1. Bersama Monaco, Nice memberikan waktu yang cukup sulit bagi PSG, walau akhirnya Nice tidak bisa melakukan apa yang Monaco lakukan.

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: REUTERS/Jean-Pierre Amet


    Sama seperti Monaco, Nice pun berani berinvestasi kepada pemain-pemain muda. Ada nama Malang Sarr dan Wylan Cyprien, serta Patrick Burner dan Oliver Boscagli. Di bawah asuhan Favre, mereka tampil cukup mengesankan, dan pada akhirnya sukses menduduki peringkat tiga klasemen akhir Ligue 1, bersanding dengan AS Monaco dan PSG.

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: REUTERS/Jean-Paul Pelissier


    Persaingan papan bawah Ligue 1 2016/2017 pun terhitung sengit. Nama-nama seperti FC Lorient, SM Caen, AS Nancy, serta SC Bastia sempat saling sikut untuk terhindar dari jerat degradasi. Sampai pecan terakhir, pergeseran itu masih terjadi, hingga akhirnya dipastikan bahwa SC Bastia dan AS Nancy harus degradasi musim depan, dan FC Lorient harus menjalani laga playoff promosi-degradasi melawan salah satu tim Ligue 2.

    **
    Berikut adalah sekelumit kisah dari Bundesliga, Ligue 1, dan La Liga selama musim 2016/2017. Musim 2016/2017 sudah berakhir, dan klub akan mulai berbenah memasuki musim 2017/2018. Semua yang sudah terjadi pada musim 2016/2017 ini akan menjadi kenangan, dan menjadi sejarah yang tercatat dan tidak boleh dilupakan.

    Terima kasih atas keseruannya, musim 2016/2017!

    Sekelumit Kisah La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1Foto: Pandit Football Indonesia



    (mrp/fem)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game