Mengenang Gelak Tawa dan Kejayaan Paul Gascoigne

Hanya saja kariernya tercoreng dengan kebiasaannya menenggak minuman beralkohol. Setelah pensiun, ia pun mendapatkan gangguan mental. Selain itu pemain kelahiran 27 Mei 1967 ini pun beberapa kali mendekam di penjara karena kelakuannya di jalanan.
Meski begitu, Gascoigne juga dikenal sebagai pemain yang humoris. Bahkan ia lebih dikenal sebagai pemain jenaka dibanding pemain berprestasi. Dengan cara itulah Gascoigne dikenang, yang kemudian namanya abadi di sejarah sepakbola Inggris.
***
Begitu banyak kekonyolan-kekonyolan yang dilakukan Paul Gascoigne selama menjadi pesepakbola profesional. Musim perdananya di Glasgow Rangers, ia pernah membuat seisi stadion Ibrox terbahak sekaligus tercengang. Situasi itu berawal dari ketidaksengajaan dan keisengan Gascoigne itu sendiri. Pada laga itu ia menemukan kartu kuning wasit yang terjatuh di dekat gawang Hibernian yang menjadi lawannya setelah gagal menyundul bola.
Kemudian Gascoigne mengembalikan kepada wasit namun dengan cara yang menggelikan. Niatnya bercanda, ia mengembalikan kartu kuning dengan gestur berpura-pura mengganjar benda itu kepada wasit. Namun wasit tidak menyukai cara Gascoigne tersebut dan balik mengganjarnya dengan kartu kuning. Tentu kejadian yang awalnya mengundang tawa itu justru membuat seisi stadion tercengang.
Kekonyolan lain Gascoigne adalah kenekatannya mencuri bus Middlesbrough yang diperkuatnya sejak 1998 sampai 2000. Bus itu dibawanya dari tempat latihan sampai kios bursa taruhan di tengah kota. Ketika menelusuri jalanan, Gascoigne sempat berpura-pura bahwa dia adalah seorang sopir bus asli. Gascoigne pun sempat menghentikan bus dan menawarkan tumpangan kepada sekelompok lansia.
Melihat bus yang dikendarainya adalah milik Middlesbrough, karena ada logo yang terpajang, tentu saja para lansia itu menolak tawaran Gascoigne. Kemudian saat melewati sebuah jalanan berkelok, ia yang masih amatir mengendarai bus lepas kontrol hingga menabrak sebuah batu besar. Untungnya Gascoigne tidak terluka, hanya saja kerugian dari insiden ini ditaksir mencapai 20 ribu poundsterling.
Pernah juga pada suatu kesempatan, ia menambahkan kotoran kucing di kue yang sengaja ia taruh di kulkas supaya dimakan teman-temannya. Tapi yang paling konyol adalah bujukannya kepada penjaga burung unta di kebun binatang agar bisa membawa hewan tersebut. Kemudian burung unta itu dipaksanya memakai seragam Tottenham dan dibawa ke tempat latihan. Sesampainya di tempat latihan, Gascoigne hanya bisa tertawa-tawa di samping burung unta tersebut.
Kekonyolan-kekonyolan itu menjadi bagian dari alasan mengapa ia dijuluki Si Badut. Dan hari ini, tepat tanggal 27 Mei 2017, adalah ulang tahun bagi Si Badut yang terkenal karena kekonyolan-kekonyolannya. Tapi Gascoigne bukan hanya semata-mata sebagai pemain yang konyol, sebab ia bukanlah pesepakbola sembarangan. Gascoigne dikenal sebagai gelandang serang terhebat yang pernah dimiliki Inggris.
Pria yang akrab disapa Gazza itu lahir pada 50 tahun yang lalu di Dunston, Tyne dan Wear. Ayahnya adalah seorang pembawa acara dan ibunya bekerja di sebuah pabrik. Pasangan itu memberikan nama Paul Gascoigne karena menghormati legenda musik Inggris, yaitu Paul McCartney dan John Lennon dari The Beatles.
Gascoigne yang menyukai sepakbola sejak kecil semakin berambisi meneruskannya secara serius ketika menginjak sekolah menengah atas. Beberapa akademi sepakbola dilamarnya seperti Ipswich Town, Middlesbrough dan Southampton, tapi tidak ada yang mampu diteruskannya.
Nasibnya itu membuat Gascoigne lebih memilih bermain untuk Gateshead Boys, kesebelasan sepakbola di Low Fell dari kawasan Gateshead. Justru pilihannya itulah yang membuat bakatnya diperhatikan salah satu pemantau bakat sepakbola. Kemudian Gascoigne disarankan melamar ke akademi Newcastle United dan di sinilah keseriusan karier sepakbolanya terbukti. Lima tahun menempa ilmu di akademi Newcastle, Gascoigne yang menjadi kapten berhasil mempersembahkan gelar juara Piala FA Junior 1984/1985.
Gelar juara itulah yang membuatnya langsung dipromosikan ke skuat senior untuk Liga Primer Inggris 1985/1986. Penampilan Paul Gascoigne yang impresif dan berhasil mencetak 21 gol dalam 92 pertandingan membuat Sir Alex Ferguson, manajer Manchester United pada waktu itu, tertarik untuk mendatangkannya. Namun ketertarikan United justru dijawab dengan kepindahan Gascoigne ke Tottenham Hotspur.
![]() |
Selidik punya selidik, ternyata Tottenham telah memberikan uang muka berupa rumah untuk orang tuanya. Padahal kabar sebelumnya, Gascoigne telah menyatakan minatnya untuk merumput di Old Trafford.
Namun entah bagaimana awalnya, Gascoigne mulai terjerat dengan alkohol sejak memperkuat Tottenham. Kendati demikian, penampilannya masih luar biasa sehingga dipanggil memperkuat Tim Nasional Inggris untuk Piala Dunia 1990 di Italia.
Piala Dunia itu barangkali menjadi penanda awal dari epos seorang Gascoigne. Pada laga yang memperebutkan tiket final, Inggris tertinggal 0-1 dari Jerman Barat berkat gol Andreas Brehme. Gary Lineker yang pada perhelatan Piala Dunia 1986 menjadi pencetak gol terbanyak berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-80. Pertandingan pun dilanjutkan pada babak tambahan. Gascoigne, yang sudah mengantongi kartu kuning saat bertanding melawan Belgia di babak perdelapan final, melanggar pemain Jerman, Thomas Berthold.
Pelanggaran tersebut membuat wasit menghadiahinya kartu kuning. Bagi Gascoigne yang waktu itu berusia 23 tahun, kartu kuning adalah kengerian yang teramat sangat membuatnya menangis tersedu-sedu di lapangan. Kartu kuning membuatnya dilarang bermain di final. Tapi nyatanya timnas berjuluk Three Lions (Tiga Singa) itu kalah melalui adu penalti.
Tangisan Gascoigne waktu itu melahirkan dua persepsi. Yaitu terlihat sebagai tangisan remaja yang tak siap dengan kekalahan dan seorang pesepakbola yang sebegitu inginnya ikut bertanding membela negaranya baik di final maupun perebutan juara tiga. Namun persepsi apapun yang diterima, masyarakat Inggris tetap menjadikannya sebagai pahlawan.
Memang pada waktu itu Inggris dengan Gascoigne-nya bisa dibilang merupakan one-man team. Dan predikat itu dianggap masih ada oleh Gary Neville sebagai mantan pemain United dan Inggris. "Saya tidak tahu jika negeri ini tidak pernah terobsesi pada seorang-dua orang pemain saja," ujarnya. "Adalah Paul Gascoigne pada tahun 1996 sampai 1998, David Beckham pada tahun 2000 sampai 2006. Sedangkan dari tahun 2006 sampai sekarang adalah Wayne Rooney. Beruntung ataupun tidak beruntung, serba salah memang karena ia adalah pemain bintang," sambung Gary.
Setelah Piala Dunia 1990, Gascoigne semakin meledak ketika Tottenham mendatangkan Gary Lineker dari Barcelona untuk menjadi duetnya. Di laga debut Lineker, magis Gascoigne membuat Lineker berhasil mencetak dua gol yang membawa kemenangan bagi Tottenham. Selanjutnya, duet keduanya sangat kompak dan mematikan. Bersama tandem impian ini, era baru sepakbola Inggris berasama Tottenham pun dimulai. Tapi Tottenham harus kehilangan Gascoigne pada dua musim berikutnya karena mencoba tantangan baru memperkuat Lazio di Serie-A Italia.
![]() |
Konon, sejak di Lazio-lah ia mendapatkan banyak ilmu dan kemahiran sebagai gelandang serang fantasista. Tapi kesempatan Gascoigne hanya mulus pada musim perdananya saja. Selanjutnya ketergantungannya terhadap alkohol dan sering mendapatkan cedera membuat kariernya menukik. Barulah ketika Gascoigne menerima tawaran dari Glasgow Rangers pada musim panas 1995, kemampuannya terlihat belum habis. Di sana ia berhasil meraih dua gelar Divisi Primer Skotlandia dan masing-masing satu gelar Piala Skotlandia serta Piala Liga Skotlandia.
Setelah tiga musim di Skotlandia, Gascoigne pulang ke Inggris dengan membela Middlesbrough mulai Januari 1998. Bisa dibilang bersama kesebelasan inilah sisa-sisa terakhir kejayaan Gascoigne. Selain membawa Middlesbrough promosi ke Liga Primer Inggris 1998/1999, ia mengantarkan kesebelasan tersebut menjadi runner-up Piala Liga. Seterusnya, karier Gascoigne terus merosot seiring dengan usianya yang menua serta cedera dan tentu saja, alkohol.
***
Alkohol memang menjadi penyebab utama mundurnya karier Gascoigne. Usai pensiun, ia sebenarnya sempat melatih sebuah kesebelasan bernama Kettering Town pada 2005. Namun alkohol lagi-lagi menjadi penyebab dirinya bermasalah dengan klubnya tersebut. Hanya bertahan tiga bulan Gascoigne menjadi pelatih Kettering Town.
Setelah itu, kariernya tak menentu. Masalah demi masalah ia "hampiri". Ia pun mengalami kebangkrutan dan tak bisa membayar pajaknya yang mencapai 200 ribu paun. Kemudian ia diketahui memiliki sejumlah kelainan seperti nafsu makan yang tak bisa dicegah (Bulimia Nervosa), kelainan mental (Obsessive-Cumpulsive Disorder), depresi berlebih (Bipolar Disorder), serta ketergantungan terhadap kokain, judi, junk food dan minuman berkafein tinggi. Pada awal 2017, ia pun menjalani masa rehabilitasi setelah mengalami patah tulang karena terjatuh.
![]() |
----
Akun Twitter penulis @RandyNteng dari @panditfootball
(krs/mrp)