Liga Inggris: Arsenal 3-0 Chelsea
Ketidaksempurnaan Chelsea di 20 Menit Pertama yang Dimanfaatkan Arsenal

Penampilan Chelsea sendiri begitu inferior dari Arsenal, khususnya pada babak pertama. Ketiga gol Arsenal, yang diciptakan Alexis Sanchez, Theo Walcott, dan Mesut Ozil, terjadi pada babak pertama. Bahkan dua gol pertama tercipta ketika pertandingan belum berjalan 15 menit.
![]() |
Serangan Cepat Arsenal yang Memperdayai Chelsea
Chelsea menurunkan formasi 4-1-4-1 pada laga ini. Perubahan susunan pemain terjadi hanya pada satu posisi saja, di mana Cesc Fabregas yang tampil impresif di laga EFL Cup (Piala Liga Inggris) yang digelar tengah pekan mengisi posisi yang biasanya ditempati Oscar.
Kemampuan Fabregas dalam menginisiasi serangan awalnya diharapkan manajer Chelsea, Antonio Conte, untuk memenangi duel di lini tengah. Namun, pada kenyataannya, Fabregas tampil buruk pada laga ini.
Fabregas tak sekalipun melepaskan tembakan. Selain itu tak ada satupun umpan kunci yang berhasil diciptakan mantan penggawa Arsenal dan Barcelona ini. Fabregas juga tak begitu baik dalam bertahan ketika ia hanya melakukan satu sapuan, satu tekel berhasil dari dua kali percobaan, dan satu intersep.
Minimnya kontribusi Fabregas sebenarnya tak lepas dari apa yang dilakukan Arsenal saat tak menguasai bola. Skuat asuhan Arsene Wenger tersebut memang berusaha membuat Chelsea tak nyaman dalam membangun serangan.
Pressing dengan blok tinggi diterapkan oleh Arsenal, yang mana akhirnya jadi sumber terciptanya gol pertama Arsenal yang memanfaatkan kesalahan Cahill. Gangguan langsung diberikan pada pemain bertahan Chelsea yang sedang menguasai bola. Hal ini berdampak pada aliran bola serangan Chelsea yang tak berjalan dengan baik ketika mencapai lini tengah.
![]() |
Grafis operan Chelsea pada babak pertama (via: squawka.com)
Pada gambar di atas terlihat jika cukup banyak umpan-umpan Chelsea dari lini pertahanan yang gagal menemui sasaran (garis merah). Mayoritas kegagalan umpan tepat sasaran sendiri terjadi ketika para pemain Chelsea harus mengirimkan umpan panjang.
Hal ini yang membuat Fabregas minim mendapatkan umpan. Alhasil bola lebih sering diarahkan ke sisi kiri yang menjadi bermain Eden Hazard. Selain Fabregas, memang hanya Hazard yang bisa menjadi kreator serangan Chelsea.
Pada babak kedua, serangan Chelsea menjadi lebih baik setelah Fabregas ditarik keluar, digantikan Marcos Alonso. Pergantian ini pun lantas membuat Chelsea mengubah formasi dasar mereka dari 4-1-4-1 menjadi 3-4-3. Alonso mengisi pos sayap kiri dan Cesar Azpilicueta yang sebelumnya di sisi kiri berpindah ke sisi kanan.
Dengan Arsenal yang memang menurunkan intensitas pressing pada babak kedua, Chelsea menjadi lebih sering menguasai bola. Para pemain Chelsea cenderung dibiarkan menguasai bola hingga bola melewati garis tengah lapangan.
Namun gaya bertahan Arsenal ini pun menjadi anti-strategi dari skema yang dilakukan Chelsea dengan 3-4-3. Dengan lima gelandangnya Arsenal menghindari Chelsea masuk melalui area tengah yang menjadi area bermain Diego Costa. Costa memang kerap mengisi area depan kotak penalti Arsenal untuk menerima bola.
![]() |
Arsenal mengamankan area depan kotak penalti dengan lima gelandang
Dari gambar di atas pula terlihat jika Chelsea yang menyerang dengan enam pemainnya (Willian Borges yang berada di sisi kanan tak terlihat pada gambar) harus menghadapi sembilan pemain Arsenal. Jarak antarpemain Chelsea yang jauh membuat Chelsea kesulitan mengalirkan bola.
Dengan Arsenal yang memfokuskan area tengah depan kotak penalti, Chelsea pun dipaksa menyerang lewat sayap. Dari sayap, bola pun masih berusaha dikembalikan ke tengah, namun karena menumpuknya para pemain Arsenal membuat serangan Chelsea masih bisa dipatahkan.
![]() |
Grafis intersep Arsenal pada babak kedua yang mayoritas terjadi di area depan kotak penalti (Squawka)
Hal ini membuat Diego Costa kesulitan menerima bola di dalam kotak penalti. Sementara dari 35 gol terakhirnya bersama Chelsea, 34 di antaranya tercipta di dalam kotak penalti. Dan Arsenal berhasil menutup segala akses bagi Diego Costa untuk menerima bola di dalam kotak penalti.
![]() |
Grafis operan Chelsea pada babak kedua yang berorientasi pada serangan sayap (via: Squawka)
Arsenal Memanfaatkan Skema 5-4-1 Chelsea yang Tidak Sempurna
Bagi Chelsea, 20 menit pertama adalah mimpi buruk pada laga ini. Meski awalnya memulai laga dengan baik, khususnya ketika menyerang, namun ketika mendapatkan serangan, Chelsea begitu kelabakan menghadapi serangan cepat Arsenal.
Chelsea yang menggunakan formasi dasar 4-1-4-1, bertransisi menjadi 5-4-1 saat bertahan. Willian akan berdiri sejajar dengan empat bek. Sementara Hazard akan menemani Fabregas, N'Golo Kante dan Nemanja Matic di depan kotak penalti. Diego Costa tetap di lini depan sebagai antisipasi serangan balik.
![]() |
Bentuk pertahanan Chelsea yang menggunakan 5-4-1 pada menit ketiga dan keenam
Namun skema ini belum sempurna. Para pemain Chelsea masih terfokus pada bola. Pada menit ketiga, Santi Cazorla berhasil menciptakan peluang melalui tendangan jarak jauh. Pada menit keenam, serangan Arsenal berakhir dengan umpan silang tidak akurat dari Francis Coquelin.
Hanya saja dari kedua peluang tersebut terlihat bahwa Arsenal bisa memorak porandakan lini pertahanan Chelsea dengan pergerakan di depan kotak penalti yang diperagakan oleh Alex Iwobi, Theo Walcott dan Alexis Sanchez. Ketiga penyerang Arsenal ini merapat ke tengah untuk memberikan opsi umpan pendek, sementara di sisi lapangan diisi oleh kedua full-back; Nacho Monreal dan Hector Bellerin. Skema ini membuahkan hasil pada gol kedua Arsenal yang diciptakan Theo Walcott pada menit ke-14.
![]() |
Proses gol Theo Walcott
Pada gambar 1 terlihat Walcott (yang menguasai bola), Sanchez dan Iwobi berada di depan kotak penalti Chelsea untuk mengacaukan penjagaan. Pergerakan Walcott (pada gambar 2) berhasil membuat Azpilicueta yang awalnya menjaga sisi lapangan bergerak ke tengah karena David Luiz dan pemain Chelsea lainnya terfokus pada bola.
Saat itulah Bellerin yang sejak awal berada di sisi lapangan masuk ke area yang ditinggalkan Azpilicueta dan menerima umpan daerah Iwobi (gambar 3). Kekacauan terjadi di lini pertahanan Chelsea, Walcott pun dengan mudah memantulkan bola ke gawang Thiabaut Courtois.
Setelah gol ini, Chelsea tak lagi bertahan dengan skema 5-4-1. Formasi 4-1-4-1 tetap dipertahankan walau tekel-tekel agresif tak dilancarkan, hanya membayangi lawan untuk menunggu momen intersep. Skema inilah yang tak bisa ditembus oleh Arsenal.
Setelah unggul dua gol, Arsenal memang tak terlalu agresif dalam merebut bola seperti pada 20 menit pertama. Arsenal lebih menunggu bola serangan Chelsea datang, kemudian melancarkan serangan balik cepat. Gol Ozil yang merupakan gol ketiga Arsenal pun tercipta dari proses serangan balik cepat, yang berawal dari intersep di depan kotak penalti, yang membuat situasi dua lawan dua di lini pertahanan Chelsea.
Kesimpulan
Kemenangan Arsenal dari Chelsea ini membuktikan bahwa Chelsea belum siap dalam menggunakan skema lima bek saat bertahan. Meski Chelsea sempat mengubah formasi menjadi 3-4-3, namun lini pertahanan Chelsea dengan formasi ini tak teruji karena Arsenal menurunkan intensitas serangan mereka (terlebih akan bermain di Liga Champions tengah pekan nanti).
Chelsea menjalani 20 menit pertama yang buruk. Ketidaksempurnaan skema lima bek Chelsea saat bertahan berhasil ditembus oleh pola serangan Arsenal yang memfokuskan Iwobi, Walcott dan Sanchez di depan kotak penalti. Walau sebenarnya, seperti yang sudah disinggung pada artikel pratinjau laga ini, Arsenal unggul masalah kebugaran karena pemain yang diturunkan tak ada satupun yang bermain di EFL Cup yang berlangsung tengah pekan lalu, berbanding terbalik dengan Chelsea.
Sementara itu Arsenal juga berhasil membuat Chelsea kesulitan mengirimkan suplai pada Diego Costa. Pada laga ini, Diego Costa nyaris tanpa peluang karena lebih sering menerima bola jauh dari kotak penalti. Skema bertahan Arsenal juga berhasil membuat Fabregas yang diharapkan jadi pembeda tampil buruk pada laga ini.
====
*dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.
(roz/roz)