Bukayo Saka mendapat cacian usai gagal mengeksekusi penalti untuk Timnas Inggris di final Euro 2020. Pemain berusia 19 tahun mengutuk perbuatan tercela itu.
Inggris gagal juara Euro 2020 setelah kalah adu penalti melawan Italia. Saka menjadi penendang terakhir The Three Lions dan kegagalannya menaklukkan Gianluigi Donnarumma membuat trofi jatuh ke tangan Gli Azzurri.
Saka bukan satu-satunya pemain Inggris yang gagal dalam eksekusi adu penalti. Ada Marcus Rashford dan juga Jadon Sancho, yang lebih dulu gagal menjalankan tugas dengan baik. Imbas kegagalan itu juga membuat ketiga pemain Timnas Inggris mendapat pelecehan rasial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Di platform media sosial Instagram, Twitter, Facebook, saya tidak ingin ada anak atau orang dewasa menerima pesan kebencian dan menyakitkan seperti yang saya, Marcus, dan Jadon terima," kata Saka dalam surat terbukanya di media sosial.
"Saya sudah tahu jenis kebencian yang akan saya terima. Sebuah kenyataan yang menyedihkan karena platform media sosial tak melakukan upaya cukup menghentikan pesan-pesan semacam itu."
"Sepakbola dan masyarakat tak punya tempat untuk rasialisme. Untuk mayoritas orang yang beramai-ramai mengecam para pengirim pesan, melaporkan ke polisi, dan menghapus kebencian dengan kebaikan, kita akan menang. Cinta kasih akan selalu menang."
Saka tidak hanya mendapat dukungan dari warga Inggris. Klub sepakbola Skotlandia, Hibernian, turut memberi dukungan dengan membuat jersey khusus saat bertemu Arsenal di laga uji coba.
(ran/nds)