Belgia, dengan komposisi yang di atas kertas mentereng, takluk mengejutkan dari Maroko. Kini The Red Devils mesti 'saling bunuh' dengan Kroasia.
Belgia takluk 0-2 dari Maroko dalam lanjutan Grup F Piala Dunia 2022, Minggu (27/11/2022) malam WIB kemarin. Gol Romain Saiss dan Zakaria Aboukhlal pada babak kedua membenamkan Kevin de Bruyne dkk.
Di atas kertas, Belgia diunggulkan pada partai ini. Mereka punya komposisi tim yang lebih mentereng, mulai dari De Bruyne, Eden Hazard, Thibaut Courtois, Axel Witsel, Toby Alderweireld, hingga Romelu Lukaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim besutan Roberto Martinez itu bermain lebih dominan, akan tetapi tak bisa memaksimalkannya menjadi peluang-peluang dengan efektif. Mereka cuma mencatatkan tiga peluang on target, masih tertinggal dari Maroko yang punya empat kesempatan mengarah ke gawang dan separuhnya menjadi gol.
Hasil ini mengonfirmasi performa Belgia, dengan generasi emasnya, yang belum oke di Piala Dunia 2022. Ketika menang 1-0 atas Kanada pada Matchday 1, mereka juga tak tampil bagus dan banyak terdesak oleh lawan.
Martinez menyebut timnya bermasalah dengan mentalitas, bermain dengan kegamangan. Itu yang bikin ia gemas dengan dua penampilan di Qatar sejauh ini, yang bikin Belgia dalam posisi wajib menang atas pemuncak klasemen Kroasia pada laga terakhir.
"Ini soal pola pikir, saya rasa ini bukan karena kurangnya kualitas. Kami bermain jauh lebih baik dalam penguasaan bola ketimbang saat melawan Kanada dan masuk ke posisi-posisi yang sungguh menguntungkan," ujarnya dikutip BBC.
"Tapi kemudian umpan berikutnya enggak sip, koneksi di sepertiga akhirnya juga enggak ada. Kami tak bisa menemukan satu orang bebas dan saya rasa itu karena kami bermain dengan rasa takut untuk kalah."
"Ini sulit dipahami karena dalam enam tahun terakhir, kami adalah tim yang selalu menemukan kesempatan mencetak gol. Kami mencetak gol di hampir 50 laga beruntun, tapi di sini kami gagal menjebol gawang dan itu merugikan kami."
"Para pemain bekerja sangat keras satu sama lain saat tanpa bola dan kemudian saat memegang bola, saya tak melihat kegembiraan mereka dan itulah yang perlu kami poles. Kami perlu jadi diri sendiri," imbuh mantan manajer Everton tersebut.
(raw/aff)