Disayang F-Side, Tak Diinginkan Klub
Sukses Ajax di musim itu tanpa sampanye di ruang ganti dan tanpa perayaan di Leidseplein. Bulan madu Clarke dengan Ajax pun cuma berjalan satu musim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden yang baru terpilih, Tom Harmsen, menjadi aktor utama perusak pesta perayaan. Dia mencoba mencari alasan untuk menyatakan ketidakpuasan dari dua gelar yang sudah didapat. Alasannya utamanya disebut-sebut demi mendapatkan uang.
Beberapa bulan setelah petinggi Ajax akhirnya setuju untuk menjual Clarke ke Club Brugge seharga 200.000 pound sterling. Pihak klub beralasan uang yang diterima dari penjualan Clarke akan digunakan untuk mendanai pembelian pemain baru.
Johan Cruyff, yang mengetahui keputusan klub, mengkritik penjualan tersebut. Ajax sampai disebut seperti toko dalam menjalankan roda klub sepakbola.
F-Side selaku kelompok besar suporter Ajax juga ikut marah atas keputusan klub. Spanduk besar lantas dibentangkan di tribune tempat F-Side biasa berada dan di jalan-jalan dengan tulisan seperti "Ray Clarke-King of Ajax" atau "Ray Must Stay."
Pada akhirnya protes dan kritikan tak bisa mengubah keputusan petinggi jika menyangkut masalah uang. Maka Ray Clarke menyelesaikan dongeng di Amsterdam dan pergi ke Belgia.
Baca juga: Ajax Vs Atalanta: Final untuk de Godenzonen |
"Tampaknya ada protes dari suporter. Kemudian bertiga orang berkendara dari Amsterdam ke Bruges, mengetuk pintu saya dan berkata 'Bisakah kami datang untuk berbicara dengan Anda?'" ungkap Clarke.
Clarke pada akhirnya tak mendapatkan kebahagiaan bersama Club Brugge. Kariernya di sana tak sampai satu musim hingga harus kembali ke Inggris karena sang istri didiagnosis memiliki masalah jantung. "Mereka membawa sekarung 400 surat bertuliskan; 'Mengapa Anda meninggalkan Ajax?' Saya kemudian mengatakan yang sebenarnya kepada mereka."
"Jika saya jujur pada diri saya sendiri, itu benar-benar mengecewakan dan itu berdampak di Brugge."
Clarke kemudian membela Brighton & Hove Albion setelah meninggalkan negara Belgia. Dia kemudian gantung sepatu pada 1981 setelah membela Newcastle United.
Saat ini usai Clarke sudah 68 tahun dan dia memulai dunia baru yang jauh dari sepakbola. Dia menjalani bisnis pub dan hotel.
Ajax sampai saat ini masih menjadi tim terkuat di Liga Belanda. Tim besutan Erik ten Hag itu memimpin klasemen Eredivisie 2020/2021 dengan 35 poin.
Pada akhir pekan ini, Ajax bakal berhadapan dengan Feyenoord selaku musuh bebuyutan. Panasnya duel tersebut bisa ditonton melalui saluran di Mola TV.
(ran/cas)