Paruh Pertama Kalteng Putra di Liga 1 2019: Inkonsistensi Tim Musafir

Paruh Pertama Kalteng Putra di Liga 1 2019: Inkonsistensi Tim Musafir

Yanu Arifin - Sepakbola
Selasa, 03 Sep 2019 16:31 WIB
1.

Paruh Pertama Kalteng Putra di Liga 1 2019: Inkonsistensi Tim Musafir

Paruh Pertama Kalteng Putra di Liga 1 2019: Inkonsistensi Tim Musafir
Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom
Jakarta - Kalteng Putra tampil inkonsistensi sepanjang paruh pertama Liga 1 2019. Laskar Isen Mulang juga kewalahan karena harus menjadi tim musafir.

Kalteng Putra tampil di Liga 1 2019 dengan status tim promosi dari Liga 2 2018. I Gede Sukadana dkk langsung kewalahan tampil di level tertinggi.

Kendati banyak mendatangkan pemain anyar seperti Gede Sukadana, Diogo Campos, dan Yohanes Pahabol, performa Kalteng Putra tak meningkat signifikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalteng Putra cuma mengemas 5 kemenangan, 2 kali imbang, dan 9 kali kalah dari 16 laga yang sudah dijalani. Kini, tim asuhan Gomes de Olivera tertahan di peringkat ke-12 klasemen Liga 1 2019 dengan baru mendulang 17 poin dari 16 laga.

Inkonsistensi menjadi pr besar Kalteng Putra di paruh pertama. Mereka tak pernah bisa meraih kemenangan beruntun dari 16 laga yang dilaluinya.

Bahkan, Kalteng Putra sempat melewatkan sebulan penuh tanpa kemenangan pada periode 26 Juni hingga 26 Juli. Rinciannya, Kalteng Putra menelan sekali imbang dan kalah 5 kali.




Lini depan menjadi kekurangan dari Kalteng Putra sepanjang paruh pertama. Mereka baru menceploskan 19 gol atau rasio golnya hanya 1.19 per laga. Tak seperti tim lain, pemain asingnya gagal unjuk gigi sepanjang putaran pertama.

Diogo Campos, striker Brasil yang didatangkan dari klub Bulgaria, baru mencetak 2 gol dari 13 penampilannya. Penyerang 28 tahun itu malah sudah mengoleksi 2 kartu kuning dan sekali kartu merah. Sementara Hedipo Gustavo, yang direkrut dari Shan United, baru mencetak 5 gol dari 11 penampilan, sama seperti torehan Patrich Wanggai.

Adapun kebobolannya mencapai 30 kali. Kalteng Putra menjadi tim dengan jumlah kebobolan terbanyak ketiga setelah Barito Putera (33) dan Perseru Badak Lampung FC (32).


Ke halaman berikutnya

Sepanjang paruh pertama Liga 1 2019, Kalteng Putra harus bermain di luar kandangnya yakni Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, yang harus direnovasi.

Kalteng Putra pun sementara bermarkas di Stadion Sultan Agung, Bantul. Selama tampil di sana, Kalteng Putra justru tak pernah menang.

Dua kemenangan perdana diraih Kalteng Putra saat berlaga di luar tandang, yakni mengalahkan PSIS Semarang 2-1 dan 2-1 atas Barito Putera.

Setelahnya, Kalteng Putra bisa kembali berlaga di Palangkaraya. Hasilnya, tiga laga kandangnya itu pun bisa dilalui dengan kemenangan yakni mengalahkan Semen Padang 2-0, 4-2 atas Arema FC, dan 3-2 atas Bhayangkara FC.

Gede Sukadana menilai, faktor bermain di luar kandang itu cukup menyulitkan Kalteng. Pasalnya, mereka jadi kehilangan dukungan suporter, yang sedianya amat dibutuhkan saat berlaga sebagai tim promosi. Ia pun yakin, dengan kembali ke Palangkaraya, Kalteng Putra bisa bangkit dari keterpurukan.
"Harus optimis, dengan hasil sekarang saya optimis. Karena putaran pertama kami lama jadi musafir di luar. Cuma tiga kali main di kandang sendiri di Palangkaraya," ujar Gede Sukadana kepada detikSport.
"Kalau di kandang sendiri ada suporter jadi pasti termotivasi lebih," jelasnya.
Hide Ads