"Berbenturan. Ya saya main di pertandingan yang sama. Saya dan teman-teman yang lain berpikir tak ada masalah," kata rekan Eri," Uston Nawawi kepada detikSport.
"Karena semua kan mengiranya itu benturan biasa, begitu kan. Itu kejadiannya di babak pertama, memang saat itu cuacanya sedang terik, panas," ujarnya menambahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uston mengingat-ingat lagi kejadian itu. Disebutnya situasinya hampir mirip dengan insiden yang menimpa Choirul Huda yang tewas saat memperkuat Persela Lamongan pada Liga 1 2017.
Keduanya sama-sama meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit. Kematian Eri dan Choirul sama-sama baru diketahui setelah pertandingan berakhir.
"Kami berpikir itu pelanggaran biasa, tak menyangka sampai fatal seperti itu. Setelah pertandingan, kami baru tahu almarhum meninggal, iya seperti Choirul Huda," tutur Uston.
Nova Arianto juga ikut membagikan pengalaman buruk itu. Berbeda dengan Uston, Nova baru mengetahui kematian rekannya itu setelah tiba di Semarang keesokan harinya. Ya, setelah pertandingan Nova memutuskan pulang sejenak ke kampung halamannya.
"Saat itu normal seperti pertandingan biasa. Saya menggantikan almarhum karena almarhum mengeluh sakit, jadi dia digantikan saya saat itu," tutur pria yang kini menjadi staf pelatih Timnas Indonesia itu.