Manchester -
Ole Gunnar Solskjaer selalu selamat ketika kencang dirumorkan akan dipecat Manchester United. Melihat kondisi Setan Merah kini, bisakah Solskjaer selamat?
Solskjaer lagi dalam sorotan setelah kekalahan 0-5 dari Liverpool di Old Trafford akhir pekan kemarin. Hasil seburuk itu, apalagi dari rival abadi, tentu tak diinginkan oleh manajemen dan fans.
Wajar jika banyak yang meminta Solskjaer mundur dari posisinya saat ini. Rentetan hasil buruk MU sedari September jadi alasannya, terutama setelah hampa kemenangan di empat laga Liga Inggris terakhirnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Calon pengganti pun mulai muncul seperti Antonio Conte dan Zinedine Zidane, tapi sejauh ini masih rumor. Bahkan dalam perkembangan terakhir, manajemen MU terbelah karena ada yang mendukung Solskjaer dipecat, sebagian juga menolak termasuk Sir Alex Ferguson.
Tiga laga MU ke depan disebut bakal jadi ujian terakhir untuk Solskjaer, yakni melawan Tottenham Hotspur dan Manchester City di liga, serta kontra Atalanta di Liga Champions.
Terkait nasibnya saat ini, Solskjaer boleh berharap banyak karena sebelumnya dia selalu berhasil lolos dari lubang jarum. Sejak menangani MU pada Desember 2018, Solskjaer sudah sering digoyang posisinya.
[Sejumlah momen Ole meloloskan diri dari lubang jarum]
Dimulai pada Februari-Maret 2019, Solskjaer yang berstatus manajer interim itu dalam sorotan karena MU butuh kemenangan saat menjamu Paris Saint-Germain di leg kedua 16 besar Liga Champions.
Kalah 0-2 di leg pertama, MU lantas lolos ke perempatfinal usai menang 3-1 di leg kedua. Solskjaer pun kian dipuja karena mampu membawa MU mengalahkan Chelsea 2-0 di Piala FA, lalu mengimbangi Liverpool, dan mengalahkan Crystal Palace serta Southampton.
Solskjaer lantas dikontrak secara permanen, tapi setelahnya MU malah cuma menang dua kali dari 12 laga selanjutnya. Lalu, pada Desember 2019, MU melalui fase November dengan buruk karena dikalahkan Crystal Palace, West Ham, Newcastle United, dan Bournemouth.
 Ole Gunnar Solskjær. Foto: Getty Images/Henry Browne |
Lalu, MU juga mengawali Desember dengan kurang menyenangkan sebelum bangkit saat mengalahkan Tottenham Hotspur 2-1, sebelum menaklukkan juara bertahan Manchester City dengan skor sama. Solskjaer pun lagi-lagi selamat dan malah mendapat pujian.
MU tak lama setelah itu disorot lagi karena kalah beruntun dari Liverpool serta Crystal Palace. Bahkan MU juga dikalahkan oleh Burnley di kandang sendiri.
Tapi, tiba-tiba saja MU melesat setelah kedatangan Bruno Fernandes. MU tak terkalahkan di 19 pertandingan seluruh kompetisi. Setelah liga sempat berhenti tiga bulan di awal pandemi, MU jadi tim dengan penampilan terbaik dan finis posisi ketiga.
Sebagai catatan, Manchester United hampir sepanjang musim 2019/2020 berada di luar empat besar. MU juga melaju ke tiga semifinal berbeda, yakni Piala Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Europa, meski gagal semua.
Sepanjang musim 2020/2021, Solskjaer bahkan tiga kali berada dalam tekanan. Pertama di bulan Oktober saat MU dibantai 1-6 di Old Trafford oleh Tottenham Hotspur, tapi setelah itu mampu bangkit dengan melalui empat laga tanpa kalah.
Lalu, sebulan setelahnya, MU kalah di dua laga beruntun dari Arsenal di liga dan Istanbul Basaksehir di Liga Champions. Lagi-lagi MU bangkit dengan meraih empat kemenangan beruntun sesudah itu.
Terakhir di bulan Desember, MU gagal lolos dari fase grup Liga Champions karena kalah beruntun di dua pertandingan terakhir, dari 1-3 dari PSG dan 2-3 dari RB Leipzig. Lagi-lagi, MU bisa bangkit dengan menorehkan sembilan kemenangan beruntun untuk duduk sementara di puncak klasemen Liga Inggris di akhir Januari.
Lalu, bagaimana dengan kali ini; apakah Ole Gunnar Solskjaer masih tetap 'sakti' dan aman lagi atau justru akhirnya kena pecat?