Penjara Strangeways: Benjamin Mendy, Joey Barton, Reynhard Sinaga

Penjara Strangeways: Benjamin Mendy, Joey Barton, Reynhard Sinaga

Kris Fathoni W - Sepakbola
Rabu, 05 Jan 2022 15:41 WIB
Soccer Football - Premier League - Manchester City v Manchester United - Etihad Stadium, Manchester, Britain - November 11, 2018 Manchester Citys Benjamin Mendy celebrates after the match REUTERS/Darren Staples EDITORIAL USE ONLY. No use with unauthorized audio, video, data, fixture lists, club/league logos or
Benjamin Mendy. (Foto: Darren Staples/Reuters)
Jakarta -

Benjamin Mendy baru saja dipindahkan ke penjara Strangeways, salah satu paling ketat dan punya sejarah panjang di Inggris -- termasuk yang bernuansa kematian. Joey Barton dan Reynhard Sinaga adalah alumninya.

HM Prison Manchester. Demikian nama resmi penjara Strangeways yang ada di kota Manchester, Inggris tersebut. Beken dengan Strangeways, merujuk pada lokasi penjara tingkat tinggi tersebut.

Benjamin Mendy, pesepakbola yang main untuk Manchester City, adalah salah satu pendatang baru penjara dengan keamanan berlapis yang juga punya sejarah mencekam tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mendy sudah ditahan karena terjerat 7 kasus pemerkosaan dan satu kasus pelecehan seksual, dengan total lima korban, yang dilakukannya pada rentang waktu 2020-2021. Sebelum Natal 2021 lalu, laporan soal aksi Mendy bertambah. Ada satu korban tambahan, yang semakin memberatkan hukuman pemain Prancis itu.

Sejak Agustus lalu, Benjamin Mendy sudah ditahan di penjara HMP Altcourse di Liverpool. Kini, tempatnya menghabiskan masa tahanan dipindah ke Strangeways.

ADVERTISEMENT

Strangeways sendiri dikenal sebagai penjara yang dihuni oleh para tahanan Kategori A alias para tahanan yang dianggap amat membahayakan lingkungan sekitar jika melarikan diri. Maka tak heran jika tingkat keamanannya pun amat tinggi.

Sejarah Penjara Strangeways

Menilik sejarahnya, penjara ini mulai beroperasi pada tahun 1868. Strangeways juga sudah menjadi lokasi eksekusi mati terpidana pada periode 1869 sampai dengan 1964. Manchester Evening News menyebut jumlahnya tepat 100.

"Pada 29 Maret 1869, Michael Johnson menjadi orang pertama yang digantung di penjara Strangeways," tulis media lokal Manchester tersebut.

Penjara Strangeways juga bikin geger medio 1990, akibat serangkaian kerusuhan yang melibatkan para tahanan. Pada 1 April sampai 25 April di tahun tersebut, tak kurang dari 147 pekerja penjara dan 47 tahanan terluka akibat kerusuhan itu. Dua orang meninggal dunia; satu dari tahanan dan satu dari pekerja tahanan akibat serangan jantung.

MANCHESTER, ENGLAND - NOVEMBER 09: A general view of H.M. Prison Manchester, commonly known as Strangeways, which could be one of the prisons selected to be replaced under regeneration plans announced by the government today on November 9, 2015 in Manchester, England. The Government has unveiled plans to build nine new prisons, with five prisons to be built by 2020. The new prisons will replace old Victorian prisons in city centres and allow these sites to be sold for housing. (Photo by Christopher Furlong/Getty Images)H.M. Prison Manchester, yang lebih dikenal dengan nama Penjara Penjara Strangeways. Foto: Getty Images/Christopher Furlong

Buat publik Indonesia nama Strangeways mencuri perhatian setelah Reynhard Sinaga, WNI yang menjadi predator seksual di Inggris, dijebloskan ke penjara tersebut. Kabarnya, Reynhard terlihat amat santai dalam menjalani hari-harinya di sana. Itu mengapa Reynhard Sinaga kemudian dipindahkan ke penjara yang lebih 'angker' yakni Wakefield.

"Sinaga menyeringai di sekitar Strangeways dan tampak mulai merasa nyaman. Sekarang dia harus menjaga dirinya sendiri di antara sejumlah penjahat paling terkenal di Inggris," sebut media Inggris The Sun mengutip sumbernya.

Kasus Reynhard Sinaga dan Kasus Reynhard Sinaga yang bikin geger. Foto: detik

Eks pesepakbola Joey Barton juga pernah jadi penghuni Strangeways. Sementara wasit Anthony Taylor justru bisa ikut menyelamatkan nyawa Christian Eriksen berkat pengalamannya di Strangeways.

Simak di halaman berikutnya!

Kini Benjamin Mendy, Dulu Joey Barton

Menilik lebih jauh soal Strangeways, rupanya bukan cuma Benjamin Mendy saja pesepakbola yang ditahan di sana. Dulu ada Joey Barton, eks pesepakbola yang juga pernah main untuk Manchester City.

Joey Barton sempat menghabiskan masa tahanan di Strangeways atas kasus pemukulan pada tanggal 27 Desember 2007. Ia dibebaskan pada bulan Juli 2008.

"Pesepakbola Joey Barton dibebaskan dari penjara usai dua bulan dari hukuman enam bulan atas kasus penyerangan. Gelandang Newcastle 25 tahun ini (ketika itu) tertangkap kamera CCTV memukul seorang pria di Liverpool pada 27 Desember," tulis BBC dalam sebuah artikelnya tertanggal 28 Juli 2008.

SUNDERLAND, UNITED KINGDOM - OCTOBER 25: Joey Barton warms up before the Barclays Premier League match between Sunderland and Newcastle at Stadium of Light on October 25, 2008 in Sunderland, England. (Photo by Stu Forster/Getty Images)Joey Barton di tahun 2008. Foto: Getty Images/Stu Forster

Kaitan Strangeways dengan dunia sepakbola bertambah panjang berkat sosok Anthony Taylor, salah satu wasit terkemuka Inggris yang juga menjadi salah satu pengadil lapangan di Euro 2020.

Pada gelaran Euro 2020 lalu, Anthony Taylor diapresiasi berkat kesigapannya turut menyelamatkan nyawa pemain Denmark Christian Eriksen yang kolaps di lapangan. Saat itu hanya butuh hitungan detik buat Taylor menghentikan laga. Ia pun memberi isyarat agar petugas medis cepat masuk ke lapangan untuk membantu Eriksen.

Referee Anthony Taylor, right, calls for medics to enter the field after Denmark's Christian Eriksen collapsed on the pitch during the Euro 2020 soccer championship group B match between Denmark and Finland at Parken Stadium in Copenhagen, Saturday, June 12, 2021. (Stuart Franklin/Pool via AP)Wasit Anthony Taylor memanggil tim medis usai Christian Eriksen kolaps. Foto: Stuart Franklin/AP

Kesigapan itu rupanya tak lepas dari pengalaman si wasit menjadi sipir di Strangeways.

"Ada keterampilan yang dapat dipertukarkan antara bekerja di layanan penjara dan menjadi wasit. Ini bukan soal kartu merah dan kuning, tapi tentang menghentikan hal-hal yang terjadi sebanyak mungkin, mencoba proaktif," kata Taylor.

"Bekerja di penjara berarti saya perlu keterampilan komunikasi dan manajemen untuk menghadapi situasi sehari-hari. Saya mengkhususkan diri dalam teknik kontrol dan pengendalian diri, mendidik staf tentang cara terbaik untuk mengendalikan individu yang melakukan kekerasan dan situasi sulit yang muncul."


Hide Ads