Arsenal yang Gugup

Arsenal yang Gugup

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Jumat, 21 Jan 2022 17:30 WIB
LONDON, ENGLAND - JANUARY 20: Ben White and Gabriel look on after Arsenal concede the first goal during the Carabao Cup Semi Final Second Leg match between Arsenal and Liverpool at Emirates Stadium on January 20, 2022 in London, England. (Photo by Shaun Botterill/Getty Images)
Arsenal dinilai tampil gugup saat melawan Liverpool di semifinal Piala Liga Inggris. (Foto: Getty Images/Shaun Botterill)
Jakarta -

Arsenal gagal melangkah ke final Piala Liga Inggris usai didepak Liverpool. The Gunners yang turun dengan skuad muda dinilai bermain terlalu gugup.

Arsenal kalah 0-2 saat menjamu Liverpool di Emirates Stadium, Jumat (21/1/2022) dini hari WIB dalam leg kedua semifinal Piala Liga Inggris. Kekalahan itu memastikan The Gunners terhenti langkahnya dengan agregat yang sama setelah hanya berimbang 0-0 pada pertemuan pertama di Anfield.

Secara permainan, Arsenal sebenarnya tak buruk-buruk amat. Skuad polesan Mikel Arteta itu bermain dengan inisiatif dan beberapa kali menciptakan situasi bagus. Akan tetapi sentuhan-sentuhan terakhir mereka buruk sehingga situasi-situasi tersebut gagal jadi peluang bersih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan gelandang Arsenal Paul Merson melihat hasil ini tak lepas dari faktor mentalitas yang belum matang. Skuad Arteta diisi para pemain muda yang masih minim pengalaman laga-laga penting dan krusial, sehingga ia bisa merasakan ada kegugupan di tim.

Sebagai catatan, starter Arsenal malam tadi berisi 10 pemain berusia maksimal 24 tahun. Hanya Alexandre Lacazette yang tak masuk kategori tersebut.

ADVERTISEMENT

"Anak-anak muda ini punya kesempatan tampil di Wembley di sebuah final turnamen, pasti akan ada rasa gugup. Tidak apa-apa menyebut mereka pemain internasional, tapi mereka bermain buat klub sekarang, di hadapan para suporter sendiri, dan mereka ingin ke final," ujar Paul Merson dikutip Sky Sports.

"Buat saya, ketika mereka pensiun kelak, mereka ingin bisa mengatakan telah memenangi medali-medali dan trofi-trofi. Laga tadi adalah sebuah kesempatan, tapi mereka gugup. Aneh untuk mengatakan ini, tapi mereka membeku."

"Mereka akan kecewa sih. Kesempatan-kesempatan semacam ini tak datang terlalu sering, semifinal turnamen, dan mereka akan kecewa. Saya tak bisa melihat cukup banyak pemain duduk di ruang ganti sembari berpikir 'saya berusaha cukup malam ini'," imbuh pemain Arsenal era 1985-1997 ini.

(raw/krs)

Hide Ads